IPS
Hidrosfer (Pengertian, Siklus, Badan Air) Lengkap
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi IPS : Hidrosfer mencakup Pengertian Hidrosfer, Siklus Hidrologi, dan Tubuh Air, Macam-macam air. Berikut artikel selengkapnya...
HIDROSFER
A. Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer berasal dari kata hidro yang berarti air dan shaire yang berarti lapisan. Dengan demikian, sanggup dikatakan bahwa hidrosfer merupakan badan air atau lapisan air yang menyelimuti bumi, baik yang berbentuk cair, salju, maupun es. Air merupakan sumber kehidupan utama bagi manusia. Tidak ada insan yang bisa hidup tanpa air. Hampir tiga perempat permukaan bumi tertutup oleh air, baik air yang berada di perairan darat maupun air yang berada di perairan laut. Lapisan air yang menutupi permukaan bumi kita disebut hidrosfer. Lapisan air tersebut menutupi permukaan bumi dan membentuk sungai, danau, rawa, awan, maupun uap air. Dengan dukungan sinar matahari, air selalu mengalami sirkulasi sehingga jumlahnya di bumi relatif tetap.
Ilmu yang mengkaji perairan disebut hidrologi. Hidrologi mempunyai beberapa cabang ilmu, yaitu sebagai berikut:
- Potamologi, yaitu ilmu yang mempelajari air yang mengalir di permukaan tanah.
- Limnologi, yaitu ilmu yang mempelajari perihal air yang menggenang di permukaan tanah (danau).
- Geohidrologi, yaitu ilmu yang mempelajari perihal air yang terdapat di bawah tanah.
- Kriologi, yaitu ilmu yang mempelajari perihal salju dan es.
- Hidrometeorologi, yaitu ilmu yang mempelajari faktor-faktor meteorologi yang besar lengan berkuasa terhadap kondisi hidrologi.
B. Siklus Hidrologi
Air yang ada di bumi mempunyai jumlah yang relatif tetap dan selalu mengalami sirkulasi yang disebut siklus air. Perubahan yang dialami air di Bumi hanya terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Air akan selalu mengalami perputaran dan perubahan bentuk selama siklus hidrologi berlangsung. Air mengalami gerakan dan perubahan wujud secara berkelanjutan. Perubahan ini mencakup wujud cair, gas, dan padat. Siklus air terjadi dengan dukungan penyinaran matahari.
Siklus air sanggup dibedakan sebagai berikut.
1) Siklus air pendek
Radiasi matahari dan angin menimbulkan air laut mengalami penguapan. Kemudian terjadi kondensasi dan membentuk titik-titik air yang disebut awan. Awan yang jenuh turun sebagai air hujan di permukaan air laut. Siklus air menyerupai ini disebut siklus air pendek.
2) Siklus air sedang
Air laut mengalami penguapan, kemudian terjadi kondensasi dan membentuk awan. Awan tertiup angin dan terbawa ke daratan kemudian terjadi hujan di daratan. Sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah, mengalir ke permukaan, dan jadinya menuju ke laut. Siklus air menyerupai ini disebut siklus air sedang.
3) Siklus air panjang
Air laut mengalami penguapan, kemudian terjadi kondensasi dan membentuk awan. Awan ini terbawa ke daratan dan terjadi hujan berupa hujan salju dan es. Salju dan es kemudian mengendap di permukaan tanah dan pada demam isu semi mulai mencair. Air tersebut kemudian sebagian akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir ke permukaan tanah, dan jadinya menuju ke laut. Siklus air menyerupai ini disebut siklus air panjang.
Terjadinya siklus air tersebut disebabkan adanya proses-proses yang mengikuti gejala-gejala meterologis dan klimatologis, menyerupai berikut:
a. Evaporasi, yaitu proses berubahnya air menjadi gas (uap air).
b. Transpirasi, yaitu air yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan tumbuhan dan diuapkan melalui stomata.
c. Kondensasi, yaitu proses berubahnya wujud dari uap air menjadi titik-titik air.
d. Angin, yaitu udara yang bergerak dari tekanan maksimum ke tekanan minimum.
e. Presipitasi, yaitu jatuhnya hydrometeor ke permukaan bumi sanggup berupa air, salju, maupun es.
f. Infiltrasi, yaitu proses penyerapan air ke dalam lapisan tanah melalui pori-pori tanah atau batuan.
g. Overland flow, yaitu fatwa pada permukaan tanah.
h. Run off, yaitu fatwa air melalui suatu saluran.
a. Evaporasi, yaitu proses berubahnya air menjadi gas (uap air).
b. Transpirasi, yaitu air yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan tumbuhan dan diuapkan melalui stomata.
c. Kondensasi, yaitu proses berubahnya wujud dari uap air menjadi titik-titik air.
d. Angin, yaitu udara yang bergerak dari tekanan maksimum ke tekanan minimum.
e. Presipitasi, yaitu jatuhnya hydrometeor ke permukaan bumi sanggup berupa air, salju, maupun es.
f. Infiltrasi, yaitu proses penyerapan air ke dalam lapisan tanah melalui pori-pori tanah atau batuan.
g. Overland flow, yaitu fatwa pada permukaan tanah.
h. Run off, yaitu fatwa air melalui suatu saluran.
C. Tubuh Air
Dalam rangkaian siklus hidrologi yang panjang, air akan melalui bentuk-bentuk perairan, baik itu air permukaan maupun air tanah.
Air Permukaan
Indonesia mempunyai wilayah laut dan darat. Tiga perlima luas wilayah Indonesia merupakan badan air permukaan yang berupa laut. Selain laut, badan air permukaan yang berupa sungai, danau, waduk, dan rawa banyak tersebar di wilayah Indonesia.
a. Sungai
Sungai yakni jalan masuk alami yang berfungsi mengalirkan air hujan, air tanah, maupun air salju yang mencair ke danau atau ke laut. Ilmu yang mempelajari perihal sungai disebut potamologi.
a.1 Jenis-jenis sungai
1) Jenis sungai berdasarkan sumber airnya
• Sungai hujan, yaitu sungai yang sumber airnya dari air hujan.
• Sungai mata air, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari mata air.
• Sungai gletser, yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari es, salju, atau
gletser mencair.
• Sungai campuran, yaitu sungai yang airnya bersumber dari adonan dua atau tiga sumber air di atas.
2) Jenis sungai berdasarkan volume airnya
2.1 Sungai ephimeral, yaitu sungai yang mengalir pada ketika terjadinya hujan dan beberapa ketika sehabis hujan selesai.
2.2 Sungai intermiten, yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada demam isu penghujan, sedangkan pada demam isu kemarau kering. Sungai menyerupai ini disebut sebagai sungai episodik.
2.3 Sungai pherenial, yaitu sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun. Tipe sungai ini sanggup dibedakan sebagai berikut:
• Sungai periodik, yaitu sungai yang pada demam isu hujan airnya banyak, sedangkan pada demam isu kemarau airnya sedikit.
• Sungai permanen, yaitu sungai yang pada demam isu penghujan dan demam isu kemarau debit airnya hampir sama.
2.1 Sungai ephimeral, yaitu sungai yang mengalir pada ketika terjadinya hujan dan beberapa ketika sehabis hujan selesai.
2.2 Sungai intermiten, yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada demam isu penghujan, sedangkan pada demam isu kemarau kering. Sungai menyerupai ini disebut sebagai sungai episodik.
2.3 Sungai pherenial, yaitu sungai yang airnya mengalir sepanjang tahun. Tipe sungai ini sanggup dibedakan sebagai berikut:
• Sungai periodik, yaitu sungai yang pada demam isu hujan airnya banyak, sedangkan pada demam isu kemarau airnya sedikit.
• Sungai permanen, yaitu sungai yang pada demam isu penghujan dan demam isu kemarau debit airnya hampir sama.
3) Jenis sungai berdasarkan arah fatwa airnya
a) Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan struktur geologisnya.
b) Sungai subsekuen, yaitu sungai yang arah fatwa airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
c) Sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah fatwa airnya berlawanan dengan sungai konsekuen dan menuju sungai subsekuen.
d) Sungai resekuen, yaitu sungai yang fatwa airnya sesuai dengan sungai konsekuen dan menuju sungai subsekuen.
e) Sungai insekuen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
a) Sungai konsekuen, yaitu sungai yang arah alirannya sesuai dengan kemiringan struktur geologisnya.
b) Sungai subsekuen, yaitu sungai yang arah fatwa airnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
c) Sungai obsekuen, yaitu sungai yang arah fatwa airnya berlawanan dengan sungai konsekuen dan menuju sungai subsekuen.
d) Sungai resekuen, yaitu sungai yang fatwa airnya sesuai dengan sungai konsekuen dan menuju sungai subsekuen.
e) Sungai insekuen, yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur.
4) Jenis sungai berdasarkan struktur geologinya
a) Sungai antiseden, yaitu sungai yang bisa mempertahankan alirannya, meskipun terjadi pengangkatan secara perlahan.
b) Sungai reverse, yaitu sungai yang tidak bisa mengimbangi pengangkatan sehingga terjadi perubahan arah aliran.
c) Sungai superposed, yaitu sungai yang mengalir pada suatu daratan paneplain sehingga struktur batuan di dataran tersebut tersingkap.
a) Sungai antiseden, yaitu sungai yang bisa mempertahankan alirannya, meskipun terjadi pengangkatan secara perlahan.
b) Sungai reverse, yaitu sungai yang tidak bisa mengimbangi pengangkatan sehingga terjadi perubahan arah aliran.
c) Sungai superposed, yaitu sungai yang mengalir pada suatu daratan paneplain sehingga struktur batuan di dataran tersebut tersingkap.
a.2 Pola fatwa sungai
Pola fatwa sungai di permukaan bumi dipengaruhi oleh struktur geologi dan morfologi lahan. Bentuk teladan fatwa yang umum terjadi sebagai berikut.
1) Pola radial
Pola radial sanggup dibedakan menjadi teladan radial memusat dan teladan radial menyebar. Pola radial memusat terjadi di kawasan yang berupa basin, sedangkan teladan radial menyebar terjadi di kawasan yang berbentuk kubah (dome).
2) Pola dendritik
Pola dendritik tidak teratur. Anak-anak sungai bermuara ke induk sungai dengan sudut lancip dan tumpul. Pola menyerupai ini berkembang pada kawasan dataran rendah.
3) Pola trellis
Pola fatwa trellis terdapat pada kawasan lipatan. Aliran dari belum dewasa sungai sejajar dengan sungai induk, tetapi alirannya bertemu dan membentuk sudut siku-siku.
Pola fatwa trellis terdapat pada kawasan lipatan. Aliran dari belum dewasa sungai sejajar dengan sungai induk, tetapi alirannya bertemu dan membentuk sudut siku-siku.
4) Pola rectangular
Pola fatwa rectangular terjadi pada kawasan patahan. Anak-anak sungai yang menuju induk sungai, membentuk sudut siku-siku.
a.3 Profil sungai
Profil sungai sanggup dibedakan sebagai berikut.
1) Sungai kepingan hulu
Sungai di kepingan hulu mempunyai lembah berbentuk V. Hal ini disebabkan adanya lereng yang terjal sehingga arus air cepat. Akibatnya abrasi vertical berjalan cepat. Di kawasan ini belum terjadi sedimentasi sehingga air di kawasan ini masih jernih.
2) Sungai kepingan tengah
Sungai di kepingan tengah mempunyai lembah berbentuk U. Di kepingan ini abrasi vertikal mulai mengecil dan abrasi melebar (horizontal) menjadi lebih besar. Sedimentasi sudah mulai terjadi, namun materialnya masih agak kasar, dan sudah terjadi fatwa sungai yang berkelok (meander).
3) Sungai kepingan hilir
Sungai di kepingan bawah atau hilir berbentuk U (U melebar). Gejala abrasi vertical sudah tidak ada, namun abrasi horizontal masih sanggup berlangsung. Ciri profil sungai di kawasan hilir ini antara lain terdapat meander, endapan berupa material halus, sering berbentuk delta, dan sering terdapat tanggul alam.
a.4 Manfaat sungai
Sungai memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Sejak dahulu insan banyak memanfaatkan sungai. Pusat-pusat kota dan kerajaan ditempatkan di pinggir sungai, demikian pula pemusatan pemukiman (settlement) berada di sekitar sungai.
Adapun manfaat sungai sebagai berikut.
• Penyuplai air untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri.
• Tempat membudidayakan perikanan air tawar.
• Untuk kepentingan transportasi, menyerupai di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
• Untuk irigasi atau pengairan lahan pertanian.
• Untuk pembangkit tenaga listrik.
• Tempat pengambilan materi bangunan, pasir, dan batu.
• Sebagai objek wisata dan olah raga air.
• Penyuplai air untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri.
• Tempat membudidayakan perikanan air tawar.
• Untuk kepentingan transportasi, menyerupai di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
• Untuk irigasi atau pengairan lahan pertanian.
• Untuk pembangkit tenaga listrik.
• Tempat pengambilan materi bangunan, pasir, dan batu.
• Sebagai objek wisata dan olah raga air.
b. Danau
Danau yakni badan air dalam jumlah besar yang menempati basin di wilayah daratan. Suatu genangan sanggup disebut danau jikalau paling tidak mempunyai tiga kriteria sebagai berikut :
• Mempunyai permukaan air yang cukup luas sehingga bisa menjadikan gelombang.
• Air cukup dalam sehingga terdapat strata suhu pada kedalaman air tersebut.
• Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan danau.
• Mempunyai permukaan air yang cukup luas sehingga bisa menjadikan gelombang.
• Air cukup dalam sehingga terdapat strata suhu pada kedalaman air tersebut.
• Vegetasi yang mengapung tidak cukup untuk menutupi seluruh permukaan danau.
Danau sanggup terjadi dari aneka macam alasannya berikut.
1) Danau glasial
Danau glasial sanggup terjadi sebagai akhir adanya abrasi dan pengendapan yang diakibatkan oleh kegiatan gletser di lereng-lereng bukit atau pegunungan. Contoh dari danau glasial sanggup kita temui pada Danau Stanley di Idaho, AS; Danau Michigan di Michigan, AS; dan Danau Huron di Kanada.
1) Danau glasial
Danau glasial sanggup terjadi sebagai akhir adanya abrasi dan pengendapan yang diakibatkan oleh kegiatan gletser di lereng-lereng bukit atau pegunungan. Contoh dari danau glasial sanggup kita temui pada Danau Stanley di Idaho, AS; Danau Michigan di Michigan, AS; dan Danau Huron di Kanada.
2) Danau vulkanik
Danau vulkanik terbentuk akhir adanya kegiatan vulkanik. Kaldera yang terbentuk akhir letusan gunung berapi, tergenang oleh air hujan. Danau menyerupai ini disebut juga danau crater. Beberapa danau vulkanik sanggup ditemui di Indonesia, menyerupai kawah Gunung Kelud, kawah Gunung Tangkuban Perahu, dan Danau Maninjau di Sumatera Barat.
3) Danau tektonik
Danau tektonik terbentuk akhir gerakan lempeng tektonik. Gerakan lempeng tektonik ini sanggup menimbulkan terjadinya patahan sehingga terbentuk lembah (slenk), kemudian terisi oleh air hujan dan membentuk suatu genangan yang disebut danau. Contoh danau jenis ini yakni Danau Singkarak dan Danau Towuti.
4) Danau tekto-vulkanik
Danau tekto-vulkanik terbentuk akhir adanya kegiatan tektonik dan vulkanik. Adanya kegiatan tektonik memacu kegiatan vulkanik sehingga terjadi patahan dan gunung berapi. Bekas gunung berapi tersebut menjadi suatu basin yang kemudian terisi air hujan sehingga terbentuk danau. Contoh danau tektovulkanik yakni Danau Toba.
5) Danau karst
Danau karst terbentuk akhir adanya proses solusi atau pelarutan kapur oleh air sehingga terbentuk suatu dolina/dolin. Jika dolina ini terisi oleh air hujan maka terbentuklah danau karst. Proses solusi kapur juga akan menimbulkan terjadinya subsiden atau runtuhan sehingga terbentuk suatu basin yang jikalau terisi oleh air hujan akan terbentuk suatu genangan yang disebut danau. Danau menyerupai ini sanggup kita temui di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta.
6) Danau aliran
Danau fatwa sanggup dikategorikan menjadi tiga, yaitu danau oxbow, danau lateral, dan danau delta. Danau fatwa terjadi akhir pemotongan meander sehingga terbentuk sisa fatwa yang tertinggal. Jika sisa fatwa tersebut terisi air maka terbentuklah danau oxbow. Danau fatwa juga sanggup terjadi akhir sedimentasi yang besar sehingga menutup muara anak sungai dan terbentuk genangan di muara anak sungai. Danau ini disebut danau lateral. Jika genangan air ini terjadi didaerah delta maka terbentuk danau delta.
7) Danau laguna
Danau laguna terjadi akhir kombinasi kerja antara angin dan ombak yang menimbulkan terjadinya tanggul-tanggul pasir di sepanjang pantai dan kemudian membentuk suatu laguna.
8) Danau buatan (waduk)
Danau buatan terjadi akhir adanya pembendungan sungai yang dilakukan oleh manusia. Contoh dari danau jenis ini yakni Waduk Saguling, Waduk Gajah Mungkur, dan Waduk Kedungombo.
Danau sebagai tempat penampungan air mempunyai manfaat untuk kehidupan insan dan penyeimbangan lingkungan sekitar. Manfaat danau bagi kehidupan antara lain sebagai berikut:
• Danau sebagai pembangkit listrik
• Tempat rekreasi
• Perikanan darat
• Pengendali banjir
• Danau sebagai pembangkit listrik
• Tempat rekreasi
• Perikanan darat
• Pengendali banjir
c. Rawa
Pernahkah kau melihat rawa? Mungkin di kawasan tempat tinggalmu terdapat rawa. Di Indonesia, rawa banyak terdapat di pantai timur Sumatra dan pantai selatan Kalimantan. Rawa merupakan kawasan yang selalu tergenang air. Genangan ini bisa berasal dari air hujan, air sungai, maupun dari sumber mata air di dalam tanah. Keberadaan rawa sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tumbuhan rawa menyerupai eceng gondok sanggup dipakai sebagai materi baku biogas dan barang kerajinan menyerupai anyaman tas dan sebagainya. Selain itu, rawa sanggup dipakai sebagai lahan pertanian pasang surut perikanan darat dan dikembangkan sebagai kawasan wisata.
Air tanah
Air tanah yakni air yang terdapat di bawah permukaan tanah yang dibatasi oleh satu atau dua lapisan tanah atau batuan yang kedap air. Lebih dari 98% air yang terdapat di daratan yakni air tanah. Pada ketika ini, air tanah mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia. Air tanah ini terdapat pada lapisan tanah yang disebut akifer (aquifer).
a. Macam-macam akifer
Akifer sanggup dibedakan sebagai berikut :
1) Akifer bebas, yaitu akifer yang terletak di atas di lapisan yang kedap air. Akifer ini sering disebut juga dengan unconfined aquifer.
2) Akifer tertekan, yaitu akifer yang terletak di antara dua lapisan yang kedap air. Akifer ini sering disebut dengan confined aquifer.
3) Akifer menggantung, yaitu akifer yang berada di atas akifer bebas dan berukuran kecil. Akifer ini sering disebut dengan purched aquifer.
b. Macam-macam air tanah
Air tanah sanggup dibedakan sebagai berikut :
1) Air preatis, yaitu air tanah yang terletak pada akifer bebas. Misalnya, air sumur.
2) Air artesis, yaitu air yang terletak pada akifer tertekan. Jika pada permukaan tanah dibentuk sumur bor maka sering disebut juga dengan sumur artesis.
Manfaat air tanah bagi kehidupan insan antara lain sebagai berikut :
• Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air minum.
• Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, contohnya sumur bor di kawasan Indramayu, Jawa Barat.
• Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri, contohnya industri tekstil dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit, dan lain-lain.
• Kebutuhan rumah tangga, yaitu untuk mandi, mencuci, memasak, dan air minum.
• Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, contohnya sumur bor di kawasan Indramayu, Jawa Barat.
• Perindustrian, yaitu dimanfaatkan sebagai sumber air industri, contohnya industri tekstil dimanfaatkan untuk pencelupan, industri kulit untuk membersihkan kulit, dan lain-lain.
Perairan Laut
Laut yakni kepingan permukaan bumi yang cekung dan tertutup oleh air yang mempunyai kadar garam tinggi. Ilmu yang mempelajari perairan laut yakni oseanografi.
a. Klasifikasi perairan laut
a.1 Perairan laut berdasarkan luas dan bentuknya
1) Teluk yakni kepingan laut yang menjorok(masuk) ke daratan. Misalnya, Teluk Pelabuhan Ratu, Teluk Poso, dan Teluk Tomini.
2) Selat yakni laut yang relatif sempit dan terletak di antara dua pulau. Misalnya, Selat Sunda, Selat Bali, dan Selat Madura.
3) Laut yakni perairan yang terletak di antara pulau-pulau yang relatif lebih luas dibadingkan dengan selat. Misalnya, Laut Jawa, Laut Tengah, dan Laut Merah.
4) Samudera yakni laut yang sangat luas dan terletak di antara benua-benua. Misalnya, Samudera Hindia, Samudera Atlantik, dan Samudera Pasifik.
1) Teluk yakni kepingan laut yang menjorok(masuk) ke daratan. Misalnya, Teluk Pelabuhan Ratu, Teluk Poso, dan Teluk Tomini.
2) Selat yakni laut yang relatif sempit dan terletak di antara dua pulau. Misalnya, Selat Sunda, Selat Bali, dan Selat Madura.
3) Laut yakni perairan yang terletak di antara pulau-pulau yang relatif lebih luas dibadingkan dengan selat. Misalnya, Laut Jawa, Laut Tengah, dan Laut Merah.
4) Samudera yakni laut yang sangat luas dan terletak di antara benua-benua. Misalnya, Samudera Hindia, Samudera Atlantik, dan Samudera Pasifik.
a.2 Perairan laut berdasarkan proses terjadinya
1) Laut trangresi yakni laut yang terjadi lantaran ada genangan air laut terhadap daratan pada waktu berakhirnya zaman es. Misalnya, Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Laut Cina Selatan.
2) Laut regresi yakni laut yang menyempit, yang terjadi pada zaman es lantaran penurunan permukaan air laut sebagai akhir adanya penurunan.
3) Laut ingresi yakni laut yang terjadi lantaran dasar laut mengalami gerakan menurun. Misalnya, Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku.
1) Laut trangresi yakni laut yang terjadi lantaran ada genangan air laut terhadap daratan pada waktu berakhirnya zaman es. Misalnya, Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Laut Cina Selatan.
2) Laut regresi yakni laut yang menyempit, yang terjadi pada zaman es lantaran penurunan permukaan air laut sebagai akhir adanya penurunan.
3) Laut ingresi yakni laut yang terjadi lantaran dasar laut mengalami gerakan menurun. Misalnya, Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, dan Laut Maluku.
a.3 Perairan laut berdasarkan letaknya
1) Laut tepi yakni laut yang terletak di tepi benua. Misalnya, Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina.
2) Laut pertengahan yakni laut yang terletak di antara benua-benua. Misalnya, laut yang berada di Indonesia, Laut Tengah (Laut Mediteran) yang terletak di Benua Eropa, Benua Afrika, dan Benua Asia.
3) Laut pedalaman yakni laut yang terletak di tengah-tengah benua dan dikelilingi oleh daratan. Misalnya, Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Mati.
1) Laut tepi yakni laut yang terletak di tepi benua. Misalnya, Laut Cina Selatan yang dipisahkan oleh Kepulauan Indonesia dan Filipina.
2) Laut pertengahan yakni laut yang terletak di antara benua-benua. Misalnya, laut yang berada di Indonesia, Laut Tengah (Laut Mediteran) yang terletak di Benua Eropa, Benua Afrika, dan Benua Asia.
3) Laut pedalaman yakni laut yang terletak di tengah-tengah benua dan dikelilingi oleh daratan. Misalnya, Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Mati.
a.4 Perairan laut berdasarkan kedalamannya
1) Zona littoral
Zona littoral atau zona pesisir laut terletak di antara garis pasang dan garis surut. Jadi, kedalamannya 0 m (nol meter). Pada zona ini tampak beberapa jenis binatang, tetapi bukan ikan, contohnya undur-undur dan jengking (kepiting darat).
2) Zona neritik
Zona neritik yakni laut yang terletak pada kedalaman 0 m – 200 m. Misalnya, Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan Laut Arafuru. Ciri-ciri zona neritik sebagai berikut.
• Sinar matahari masih menembus dasar laut.
• Kedalamannya ± 200 m.
• Bagian paling banyak terdapat ikan dan tumbuhan laut.
3) Zona batial
Zona batial yakni laut yang terletak pada kedalaman 200 m -1.000 m. Secara geologis, zona ini merupakan batas antara daratan dan perairan.
Ciri-ciri zona batial sebagai berikut.
• Sinar matahari tidak ada lagi.
• Kedalaman antara 200 m – 1.000 m.
• Tumbuh-tumbuhan jumlahnya terbatas.
4) Zona abisal
Zona abisal yakni laut yang terletak pada kedalaman lebih dari 1.000 m hingga 6.000 m.
Ciri-ciri zona abisal sebagai berikut.
• Sinar matahari tidak ada lagi.
• Kedalaman antara 1.000 m - 6.000 m.
• Suhu sangat rendah sudah mencapai titik beku air.
• Tumbuh-tumbuhan tidak ada lagi dan jumlah hewan menjadi terbatas.
b. Batas Landas Kontinen, Laut Teritorial, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perairan laut yang mengelilingi pulau-pulaunya. Wilayah laut yang luas perlu dikelola dan diawasi. Dalam pengelolaan wilayah laut dan penjagaan perbatasan wilayah dengan negara tetangga perlu peraturan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan peraturan perihal wilayah perairan laut negara Republik Indonesia. Peraturan ini merupakan landasan untuk mengelola perairan laut biar memberi laba di bidang sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan.
1) Batas Landas Kontinen
Pada tahun 1973 pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 perihal Landas Kontinen Indonesia. Penentuan landas kontinen Indonesia dan negara-negara tetangga dilakukan dengan perjanjian. Beberapa perjanjian perihal batas wilayah perairan laut telah dilakukan Indonesia dengan negara tetangga. Berdasarkan isi perjanjian di atas, wilayah laut Indonesia sanggup dibedakan menjadi empat jenis, yaitu laut teritorial (laut wilayah), laut Nusantara, landas kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
2) Laut Teritorial (Laut Wilayah)
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Deklarasi Juanda pada tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi ini menetapkan bahwa batas perairan laut wilayah Indonesia yakni 12 mil laut diukur dari garis pantai masing-masing pulau hingga titik terluar. Deklarasi ini juga melandasi lahirnya Wawasan Nusantara.
3) Laut Nusantara
Merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yang dibatasi oleh garis dasar/pangkal pulau yang bersangkutan. Kedaulatan atas wilayah laut ini berada sepenuhnya di tangan negara Indonesia.
4) Landas Kontinen
Merupakan kepingan dasar laut paling tepi atau bersahabat kontinen/benua dengan kedalaman laut hingga 200 m. Wilayah landas kontinen Indonesia berada di luar laut teritorial Indonesia. Pada wilayah ini eksplorasi dan eksploitasi laut masih sanggup dimungkinkan.
Merupakan kepingan dasar laut paling tepi atau bersahabat kontinen/benua dengan kedalaman laut hingga 200 m. Wilayah landas kontinen Indonesia berada di luar laut teritorial Indonesia. Pada wilayah ini eksplorasi dan eksploitasi laut masih sanggup dimungkinkan.
5) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) diumumkan pemerintah Indonesia pada tanggal 21 Maret 1980. Pengumuman ini besar lengan berkuasa terhadap wilayah Indonesia dan negara-negara lain. Wilayah laut Indonesia bertambah luas mencapai dua kali dari sebelumnya. Pihak aneh dihentikan mengambil kekayaan laut di wilayah ZEE.
Penentuan batas wilayah laut dengan negara tetangga dilakukan dengan kesepakatan bersama. Indonesia mempunyai kepentingan atas ZEE antara lain sebagai berikut:
• Hak berdaulat atas ZEE untuk eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam.
• Hak untuk melaksanakan penelitian, perlindungan, dan pelestarian lingkungan laut.
• Pelayaran internasional bebas melalui wilayah ini. Negara lain bebas melaksanakan pemasangan aneka macam sarana perhubungan laut.
• Hak berdaulat atas ZEE untuk eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam.
• Hak untuk melaksanakan penelitian, perlindungan, dan pelestarian lingkungan laut.
• Pelayaran internasional bebas melalui wilayah ini. Negara lain bebas melaksanakan pemasangan aneka macam sarana perhubungan laut.
c. Manfaat perairan laut
Laut menawarkan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya sebagai berikut.
• Sumber mata pencaharian penduduk
• Sarana transportasi laut
• Pembangkit tenaga listrik
• Tempat wisata bahari
• Pengatur iklim
• Tempat pertahanan dan keamanan
• Sumber materi tambang
Demikian materi IPS : Hidrosfer mencakup Pengertian Hidrosfer, Siklus Hidrologi, dan Tubuh Air, Macam-macam air. Semoga bermanfaat,...