Mekanisme Reproduksi Pada Insan Berdasarkan Biologi, Disertai Gambar


Sistem reproduksi pada binatang vertebrata dan sistem reproduksi insan mempunyai sikap yang kompleks. Seks pada insan ditandai dengan aneka macam macam stimulus (rangsangan) dan respon. Dalam prosedur sistem reproduksi laki-laki dan perempuan terdapat dua jenis reaksi fisiologis yang mayoritas yakni vasokongesti dan miotonia. Vasokongesti ialah pengisian jaringan dengan darah yang disebabkan oleh peningkatkan fatwa darah melalui arteri jaringan tersbut, sedangkan miotonia ialah peningkatan tegangan otot, baik otot rangka maupun otot polos yang berkontraksi terus menerus dan berirama (ritmik), termasuk kontraksi orgasme.

Baca Juga: Beginilah Bentuk Asli Sel Telur Manusia Saat Ovulasi

Adapun prosedur reproduks seksual insan ada empat siklus yaitu: keterangasangan (excitement), plateau, orgasme, dan resolusi (penyelesaian). Siklus tersebut dipelorpori oleh William H. Masters dan Virginia E. Johnson dalam bukunya yang berjudul Human Sexual Response (1966).

Gambar 1. Siklus Respon Seksual

1. Fase Keterangsangan

Pada tahap awal ini, keterangsangan ialah persiapan vagina dan penis untuk melaksanakan koitus (berhubungan seks, Gambar 2). Selama tahapan ini terjadi proses vasokongesti yang terlihat terang menyerupai ereksi pada penis dan klitoris; pembesaran testis, labia, dan payudara; serta terjadi lubrikasi pada vagina. Kondisi miotonia juga terjadi menyerupai ereksinya puting susu serta tegangnya tangan dan kaki.

Gambar 2. Hasil MRI ketika koitus pada manusia.
Keterangan:  P=penis, Ur=uretra, Pe=perineum, U=uterus (rahim) ,
S=simfisis, B=bladder (kandung kemih) , I=intestine (usus halus) ,
L5=lumbar 5, Sc=scrotum. credit: Schultz, et al (1999).


2. Fase Plateau 

Fase selanjutnya, pada perempuan, sepertiga pecahan terluar vagina mengalami vasokongesti, sementara duapertiga pecahan dalam menjadi sedikit membesar. Perubahan ini, ditambah dengan elevasi atau naiknya uterus, membentuk cekungan yang mendapatkan sperma pada pecahan belakang vagina. Frekuensi pernapasan meningkat dan denyut jantung meningkat, kadang kala hingga 150 denyutan per menit. Kondisi fisiologis tersebut bukan sebagai respons terhadap upaya fisik acara seksual itu, tetapi sebagai respons tidak sadar terhadap perangsangan sistem saraf otonom. 

3. Fase Orgasme 

Kondisi ini ditandai dengan kontraksi secara berirama dan tidak sadar pada struktur reproduksi kedua jenis kelamin. Orgasme laki-laki terdiri atas dua tahapan, yakni: (1) Emisi ialah kontraksi kelenjar dan duktus dari akses reproduksi (2) Ekspulsi atau ejakulasi yang terjadi ketika uretra berkontraksi dan cairan semen dikeluarkan.

Selama orgasme perempuan, uterus dan vagina pecahan luar akan berkontraksi, tetapi dua pertiga pecahan dalam vagina tidak berkontraksi. Orgasme ialah fase terpendek siklus respons seksual, yang umumnya hanya berlangsung selama beberapa detik. Pada kedua jenis kelamin, kontraksi-kontraksi terjadi dengan interval sekitar 0,8 detik dan sanggup melibatkan kontraksi sfingter anus dan beberapa folikel dan beberapa otot perut / abdominal.

4. Fase Resolusi 

Fase resolusi yakni menuntaskan dan menyempurnakan siklus seks dan mengembalikan respons yang terjadi di tahapan sebelumnya. Organ yang mengalami vasokongesti kembali ke ukuran dan warna normal dan otot berelaksasi. Sebagian besar dari perubahan selama resolusi diselesaikan dalam waktu 5 menit. Akan tetapi, hilangnya ereksi penis dan klitoris sanggup memerlukan waktu yang lebih lama.


Dari empat siklus tersebut, berikut ialah gambar fisiologis proses reproduksi pada manusia, silahkan klik gambar untuk memperbesar keterangan yang tertulis.