Proses Biokimia Pencernaan Makanan Pada Manusia


Manusia memerlukan senyawa organik antara lain karbohidrat, lipid dan protein sebagai sumber energi yang dipakai untuk menyelenggarakan aneka macam aktivitasnya. Makanan yang diperoleh tersebut harus dicerna oleh sistem pencernaan yang melalui empat tahap yaitu memasukkan masakan ke dalam badan (ingesti), mengubah masakan yang kompleks menjadi sederhana (pencernaan), menyerap hasil pencernaan serta membawanya ke dalam darah (penyerapan), dan mengeluarkan sisa masakan yang tidak tercerna ataupun yang tidak diserap oleh badan (defakasi). Bahan masakan yang tercerna dan terserap oleh badan dipakai oleh sel badan sebagai sumber energi dan materi pembangun tubuh. 

Setelah mendapat makanan, maka harus dicerna dengan baik biar sari-sarinya sanggup diserap oleh sel-sel tubuh. Pada insan dan binatang tingkat tinggi, masakan dicerna dalam susukan khusus yang pada umumnya sudah berkembang dengan baik. Dalam susukan pencernaan tersebut terjadi proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi, proses mekanik hanya mengubah molekul yang besar menjadi molekul yang lebih kecil, proses kimianya memakai enzim biar molekul masakan tersebut menjadi molekul sederhana yang sanggup diserap oleh usus. Berbagai molekul yang besar harus diubah menjadi lebih kecil, biar penyerapannya lebih mudah. Pemecahan molekul tersebut sanggup memakai enzim-enzim yang sesuai dengan substratnya. 

A. Pencernaan Lipid

Empedu mempunyai peranan yang penting dalam pencernaan lemak lantaran mempunyai kandungan garam-garam empedu seperrti Na-taurocholat dan Na-glikocholat yang bisa mengemulsi lemak dengan cara menurunkan daya tegang permukaan (Pringgodigdo, dkk, 2001). Garam-garam empedu tersebut mempunyai daya kerja detergen atas partikel lemak di dalam makanan, yang menurunkan tegangan permukaan partikel dan  mengizinkan gejolak mekanik di dalam tractus intestinalis untuk memecah globulus lemak menjadi ukuran kecil sehingga memudahkan penyerapan lemak, monogliserida, kolesterol dan lipid (Gambar 1). 

Gambar 1. Proses Emulsifikasi Lemak.

Proses tersebut merupakan proses emulsifikasi lemak yang terjadi dengan dukungan empedu di hati yang mempunyai pigmen bilirubin dan biliverdin (Yatim, 1999). Pencernaan lemak tersebut dibantu dengan enzim lipase usus, lipase lambung, dan lipase pankreas dengan cara menghidrolisis lemak dan trigliserida menjadi digliserida, monogliserida, gliserol, dan asam lemak bebas. Lipase dalam bentuk zimogen (prolipase) akan diaktifkan oleh protein khusus dari sel epitel khusus (kolipase) sehingga sanggup memecah lipid menjadi asam lemak. (Isnaeni, 2006). Meskipun empedu tidak mengandung enzim pencernaan, tetapi mempunyai fungsi ganda dalam pencernaan. Sifatnya yang basa, bersama dengan sekresi dari pankreas, menetralkan masakan asam yang keluar dari lambung dan membuat pH yang baik untuk keja enzim pankreas dan enzim usus. (Ville. dkk, 1988)

B. Pencernaan Kabohidrat

Pencernaan karbohidrat yaitu pati dan glikogen dimulai oleh amilase ludah yang berasal dari dalam rongga ekspresi yang berlanjut dalam usus halus. Amilase pankreas menghidrolisis pati, glikogen dan polisakarida yang lebih kecil menjadi disakarida termasuk maltosa. Enzim maltase menyempurnakan dan menuntaskan maltosa dan memecahnya menjadi dua molekul glukosa. Maltase yaitu satu anggota keluarga disakaridase dan masing-masing enzim spesifik untuk menghidrolisis disakarida yang berbeda. 

Disakaridase dibentuk dan berada dalam membran dan matriks ekstraseluler yang menutupi epitelium usus halus. Jadi, tahap tamat pencernaan karbohidrat yaitu tahapan yang menghasilkan monomer yang kaya energi terjadi dimana monomer ini akan diserap ke dalam darah. (Guyton,1995). Penyerapan glukosa dari lumen usus terjadi melalui difusi dipermudah atau transpor aktif sekunder, dengan dukungan ion natrium (Na+). Dalam hal ini, glukosa bekerjsama diserap dengan difusi dipermudah, sedangkan transpor aktif dibutuhkan untuk memompakan natrium dari dalam ke luar sel epitel usus biar kondisi homeostatis tetap terjaga.(Isnaeni, 2006)


C. Pencernaan Protein

Pencernaan protein dalam usus halus melibatkan penyelesaian pekerjaan yang dimulai oleh pepsin dalam lambung. Lambung dalam duodenum melibatkan pembongkaran peptida menjadi komponen asam amino atau menjadi peptida kecil. Tripsin dan kimotripsin bersifat spesifik untuk ikatan peptida yang berlekatan dengan asam amino, jadi polipeptida diputus-putus menjadi rantai yang lebih pendek. (Campbell, 2004). Enzim yang mengurai protein ada dua yaitu tripsin dan kimotripsin. Enzim-enzim ini melanjutkan pencernaan protein. Kimotripsin mematahkan ikatan peptida yang sama ibarat yang dilakukan pepsin (aksi pepsin berhenti kalau natrium bikarbanat menaikkan pH isi usus). Tripsin mematahkan ikatan peptida pada sisi C terminal dari arginin dan lisin.