Nutrisi Pada Tumbuhan



Makhluk hidup membutuhkan nutrisi untuk keberlangsungan hidupnya. Nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap jenis makhluk hidup berbeda-beda. Manusia dan binatang memerlukan karbohidrat, protein, lemak serta mineral-mineral lainnya sedangkan flora bentuk nutrisinya berupa senyawa - senyawa kimia tertentu yang esensial untuk sistem metabolisme. Nutrisi yang dibutuhkan oleh flora biasanya diperoleh dari tanah maupun atmosfer. Ketersediaan nutrisi - nutrisi tersebut biasanya berbeda-beda bergantung banyak faktor. Namun, konsentrasinya sanggup bertambah atau berkurang berkali - kali lipat disebabkan adanya faktor lingkungan ibarat cuaca dan iklim, serta adanya faktor kimiafisik ibarat erosi, jenis tanah dan pH tanah. Oleh lantaran itu, tumbuhan mempunyai prosedur tersendiri untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan yang menyebabkan perubahan kandungan nutrisi di dalam tanah.

Kebutuhan nutrisi utama pada flora mencakup macronutrient dan micronutrient atau yang biasa disebut elemen esensial. Macronutrient berupa nitrogen (N), fosfor (P), potasium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan belerang (S) yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan akumulasinya pada jaringan flora berkisar 0.1%. Micronutrient mencakup boron (Br), klorin (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan (Mn), molybdenum (Mo), nikel(Ni), dan zinc (Zn) yang dibutuhkan dalam jumlah kecil dan akumulasinya pada jaringan flora berkisar 0.01%. Ketiadaan atau kurangnya elemen esensial pada tumbuhan sanggup menyebabkan tumbuhan menjadi mati sebelum siklus hidupnya terlengkapi serta pertumbuhan tumbuhan menjadi tidak normal. Hal itu terjadi lantaran defisiensi nutrisi sanggup mengganggu siklus metabolisme pada tumbuhan. Selain itu terdapat pula elemen penting lainnya yang mencakup aluminium (Al), kobalt (Co), selenium, silikon (Si), sodium (Na), dan vanadium yang berperan menstimulasi pertumbuhan namun hanya dibutuhkan oleh tumbuhan-tumbuhan tertentu.

Tumbuhan yang mengalami kekurangan salah satu atau beberapa elemen-elemen tersebut sanggup mengganggu proses reproduksi dan pertumbuhan tanaman. Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh tumbuhan akan berbeda bergantung jenis elemennya. Tanaman yang kekurangan salah satu elemen yang penting biasanya akan mengalami maut sebelum siklus hidupnya terlengkapi. Gejala lain yang umum terlihat pada kepingan organ flora yang mengalami difisiensi nutrisi ialah berupa klorosis, nekrosis, dan warna daun bermetamorfosis merah. Klorosis merupakan rusaknya jaringan terutama pada kepingan daun tanggapan klorofil gagal terbentuk sehingga menyebabkan warna daun menjadi kuning. Hal tersebut disebabkan tumbuhan kekurangan besi, sulfur, mangan, zinc, dan tembaga. Nekrosis sanggup terjadi lantaran tumbuhan kekurangan nitrogen, potasium dan kalsium. Nekrosis sanggup terjadi pada kepingan daun ataupun batang flora dengan tanda-tanda organ daun mengalami maut atau terhambatnya pertumbuhan daun sebagai tanggapan dari maut jaringan tumbuhan. Perubahan warna daun menjadi merah sanggup terjadi lantaran akumulasi antosianin tanggapan kurangnya kandungan fosfor.

Kekurangan satu atau beberapa elemen nutrisi terkadang menawarkan tanda-tanda fisik yang sama. Oleh lantaran itu diharapkan analisis lebih lanjut untuk mengetahui dengan niscaya penyebab terganggunya pertumbuhan dan reproduksi tanaman. Analisis yang sanggup dilakukan berupa analisis tumbuhan (analisis kuantitatif, analisis jaringan tanaman, analisis biokimia) serta kandungan tanahnya. Analisis–analisis tersebut sanggup mengonfirmasi gejala-gejala yang nampak pada tanaman, mengetahui elemen-elemen yang masuk ke jaringan tanaman, mengetahui konsentrasi elemen-elemen nutrisi pada jaringan tanaman, serta kandungan mineral tanah yang sanggup diserap oleh tanaman.


Penulis: Devi Eka Lestari, M. Si.

Referensi: Handbook of Plant Nutrition. Edited by: Allen V. Barker and David J. Pilbeam. 2007. CRC Press.