Pengertian, Macam, Dan Cara Kerja Antibakteri

Pernah mendengar istilah antibakteri? Secara umum antibakteri ialah zat yang sanggup membunuh atau menekan pertumbuhan atau reproduksi bakteri. Suatu zat antibakteri yang ideal harus mempunyai sifat toksisitas selektif, artinya bahwa suatu obat berbahaya terhadap benalu tetapi tidak membahayakan bagi inangnya. Zat antibakteri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu antibakteri yang sanggup menghambat pertumbuhan basil (bakteriostatik) dan antibakteri yang sanggup membunuh basil (bakteriosid) (Talaro, 2008).

Berdasarkan daya menghambat atau membunuhnya, antibakteri dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu berspektrum sempit (narrow spectrum) dan berspektrum luas (broad spectrum). Antibakteri yang berspektrum sempit yaitu antibakteri yang hanya sanggup bekerj terhadap basil tertentu saja, contohnya terhadap basil Gram nyata saja atau Gram negatif saja. Antibakteri berspektrum luas sanggup bekerja baik pada basil Gram nyata maupun Gram negatif (Talaro, 2008). Berdasarkan prosedur kerjanya, antibakteri sanggup dibagi menjadi empat cara, yaitu:

a.Penghambatan terhadap sintesis dinding sel
Bakteri mempunyai lapisan luar yang kaku yaitu dinding sel yang mengelilingi secara lengkap sitoplasma membran sel. Dinding sel basil berisi polimer mucopeptida kompleks (peptidoglikan) yang terdiri dari turunan gula yaitu N-asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramat serta asam amino L-alanin, D-alanin, D-glutamat dan Lisin (Jawetz, dkk., 2001). Menurut Watson dkk (1987) basil Gram nyata mengandung 90% peptidoglikan serta lapisan tipis asam teikoat dan asam teikuronat yang bermuatan negatif. Sedangkan basil gram negatif hanya mengandung 5-20% peptidoglikan dan dilapisi dengan protein, lipopolisakarida, fosfolipid dan lipoprotein (Gambar 1). Dinding sel basil Gram nyata mempunyai lapisan peptidoglikan tebal yang mengandung asam amino alanin yang bersifat hidrofobik, sedangkan basil Gram negatif mempunyai sisi hdrofilik yaitu karboksil, amino dan hidroksil (Franklin dan Snow, 1989; Gorman, 1991).


Gambar 1. Struktur dinding dan membran sel basil Gram nyata dan Gram negatif

Dinding ini mempertahankan bentuk mikroorganisme dan pelindung sel basil dari perbedaan tekanan osmotik di dalam dan diluar sel yang tinggi. Dinding sel basil terdiri dari peptidoglikan dan komponen yang lain. Sel yang aktif secara terus-menerus mensintesis peptidoglikan yang gres dan menempatkannya pada posisi yang sempurna pada amplop sel. Antibakteri bereaksi dengan satu atau banyak enzim yang diperlukan pada proses sintesis, sehingga menimbulkan pembentukan dinding sel lemah dan menimbulkan pemecahan osmotik (Talaro, 2008).


b.Penghambatan terhadap fungsi membran sel
Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh membran sitoplasma, yang berperan sebagai barrier permeabilitas selektif, mempunyai fungsi transpor aktif, dan lalu mengontrol komposisi internal sel. Jika fugsi integritas dari membran sitoplasma dirusak akan menimbulkan keluarnya makromolekul dan ion dari sel, lalu sel rusak atau terjadi maut (Jawetz, dkk., 2001). Antibakteri berikatan dengan membran fosfolipid yang menimbulkan pemecahan protein dan basa nitrogen sehingga menyebakan pemecahan protein dan basa nitrogen menjadikan membran basil pecah dan maut pada basil (Talaro, 2008).

c.Penghambatan terhadap sintesis protein 
DNA, RNA, dan protein memegang peranan sangat penting di dalam proses kehidupan normal sel. Hal ini berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau pada fungsi zat-zat tersebut sanggup menjadikan kerusakan tota pada sel (Pelczar dan Chan, 1986). Kebanyakan obat menghambat translasi atau sintesis protein, bereaksi dengan ribosom mRNA. Mekanisme kerjanya antara lain dengan menghalangi terikatnya RNA pada kawasan spesifik ribosom, selama pemanjangan rantai peptida (Pelczar dan Chan, 1986). Ribosom eukariotik berbeda dalam ukuran dan struktur dari prokariotik, sehingga menimbulkan agresi yang selektif terhadap bakteri. Bakteri mempunyai 70s rbosom, sedangkan sel mamalia mempunyai 80s ribosom. Subunit masing-masing tipe ribosom, komposisi kimia, dan spesifikasi fungsinya berbeda. Perbedaan tersebut sanggup untuk mengambarkan mengapa antibakteri sanggup menghambat sintesis protein dalam ribosom basil tanpa kuat pada ribosom mamalia (Talaro, 2008; Jawetz, dkk., 2001).

d.Penghambatan terhadap sistesis asam nukleat
Pembentukan DNA dan RNA basil merupakan perjalanan yang panjang dan membutuhkan enzim di beberapa proses. Pembentukan DNA dan RNA sangat penting dan berefek dalam metabolisme protein. Antibakteri menginterferensi sintesis asam nukleat dengan menghambat sintesis nukleitida, manghambat replikasi, atau menghentikan transkripsi. Antibakteri berikatan sangat kuat pada enzim DNA Dependent RNA Polymerase bakteri, sehingga menghambat sintesis RNA bakteri. Resistensi pada antibakteri ini sanggup terjadi akhir perubahan pada RNA polymerase akhir mutasi kromosom yang sangat sering terjadi (Talaro, 2008; Jawetz, dkk., 2001).

Penulis:  Agnes Yuliana 

Referensi:
  1. Franklin T dan GA Snow. Biochemistry of Antimicrobial Action. Chapman & Hall, London, 1989.
  2. Gorman SD. Microbial Adherence and Biofilm Production. 1991. Dalam: Denyer SP dan WB Hugo. Mechanism of Action of Chemical Biocides Their Study and Explotation. Black Well Scientific Publication, London, 1989.
  3. Jawetz E. Melnick JL, dan Adelberg EA. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi bahas Indonesia. Salemba Medika. Jakarta. 2001.
  4. Pelczar MJ dan Chan ECS. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan UI Press. Jakarta. 1986.
  5. Talaro KP. Foundation in Microbiology: Basic Principles, Sixth Edition. Mc Graw Hill. New York. 2008.
  6. Watson JD, NH Hopkins, JW Roberts, JA Steitz and AM Weiner. Moleculer Biology of The Gene. 4th ed. Vol I. Cummings Publishing Inc, California, 1987.