Pengertian Konsep Spesies


Pemahaman konsep spesies sangat mendasar untuk memahami biodiversitas, hal ini dikarenakan spesies hampir secara umum digunakan sebagai satuan dalam mengukur biodiversitas. Apakah itu Spesies?

Spesies atau jenis ialah satuan yang betul-betul ada, natural dan fundamental. Belum ada komitmen yang relevan mengenai apa itu spesies. Perbedaan dalam mendefinisikan spesies didasari atas perbedaan ‘interest’ serta adanya teori yang berbeda-beda dari para ilmuwan, terutama teori mengenai asal mula biodiversitas itu sendiri. 

Salah satu aspek mendasar dari problem ini ialah variasi. Semua organisme memperlihatkan variasi, bahkan di dalam satu populasi. Ada perbedaan yang kontinu, misal tinggi tubuh, berat tubuh (berbeda-beda dan kontinu). Ada juga perbedaan yang sifatnya diskontinu misal perbedaan pria dan perempuan, ada perbedaan asal lingkungan  (missal : dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dll), dilihat dari bahasa, dan perbedaan genetik (misal: golongan darah). 

Variasi sanggup dilihat berdasarkan musim, berurutan berdasarkan generasi, berdasarkan ruang (orang sunda, orang jawa). Dalam taksonomi adanya variasi ini disebut cline, demes (dibaca:dema), race dan subspecies

Bagaimana kita mengklasifikasi organisme yang bervariasi dalam kelompok yang berbeda-beda satu dengan yang lain dan bagaimana kita sanggup memelihara variasi tadi. Konsep spesies model, terbagi menjadi 2 kelompok utama :
  1. Konsep spesies model yang lebih mengutamakan proses (proses bagaimana mereka bervariasi).
  2. Konsep spesies model yang lebih mengutamakan contoh dari hasil proses tersebut (pola dari variasi yang ditimbulkan proses tersebut)

Kita harus tahu proses isolasi, segregasi konsep awal spesies. Setidaknya terdapat 14 konsep awal spesies. Namun hanya dua yang difokuskan yakni:
  1. Konsep awal spesies tipologi yang didasari filsafat esensial 
  2. Konsep spesies nominalistik yang didasari filsafat nominalisme. 
Tipologinya yakni, spesies ialah kelompok makhluk atau organisme yang mengikuti rancangan morfologi yang sama serta spesies itu bersifat statis, tidak bervariasi dan tidak berubah. Ada kelemahan yang ditimbulkan (masalah) dari konsep inih, misal vermes (cacing-cacingan) hanya dideskripsikan secara morfologi saja, dengan bentuk menyerupai ular, jalannya melata dan meliuk-liuk. Konsep tersebut membingungkan. Sehingga konsep ini mempunyai 4 postulat :

  1. Individu yang sama mempunyai morfologi yang sama
  2. Antar spesies dipisahkan oleh perbedaan yang tajam, sehingga membentuk suatu diskontinuitas.
  3. Keadaan menyerupai inih berlangsung konstan sepanjang waktu.
  4. Terdapat batas yang tegas pada variasi.

Secara Nominalistik, apakah spesies itu benar-benar kasatmata baik dalam fungsinya maupun dalam pemahaman orang. Nyata ituh dibagi menjadi 3 yaitu kenyataan mental, kenyataan hayati dan kenyataan evolusioner.

Spesies juga merupakan abstraksi insan untuk gampang mengacu pada sekelompok individu. Spesies ialah sesuatu yang nominal. Dalam nominal timbul teori-teori gres yakni teori evolusi dan pewarisan sifat. Hal ini mengubah konsep spesies. Darwin menyatakan bahwa variasi ialah salah satu faktor pendorong evolusi. Sedangkan Lammarck menyatakan terjadinyah evolusi lantaran use and disuse.

Teori spesies biologi dipelopori oleh Dobzhansky, Huxley dan Meyr yang merupakan andal zoologi. Meyr menyampaikan bahwa spesies ialah kelompok interbreeding sehingga sanggup melaksanakan perkawinan secara alami dan karenanya tetap fertil dan secara reproduktif terpisah dengan spesies lain.

Teori ini paling banyak menerima jawaban positif dari pakar biologi. Dengan timbulnya konsep spesies biologi mendorong orang untuk berguru mengenai kriteria reproduksi. Beberapa kesulitan disebabkan isolasi reproduktif. Isolasi reproduktif memerlukan kriteria tipologi. Isolasi reproduktif berkembang lambat laun. Isolasi reproduktif tidak berlaku pada reproduksi aseksual. Perbedaan genetik tidak selalu memperlihatkan adanyah Isolasi reproduktif. Konsep spesies biologi tidak berlaku pada spesies paleontologi.

Konsep spesies filoogenetik. Konsep ini didasarkan pada hubungan nenek moyang, mempunyai kekuatan dalam memperlihatkan secara terang dimensi evolusi, sanggup menggambarkan filogeni. Kelemahan konsep spesies ini ialah tidak semua jenis sanggup kita ungkap garis keturunannya dengan jelas, hanya berdasarkan asumsi-assumsi. Tidak mempunyai hubungan dengan genetika populasi. Konsep spesies filogenetik menjadikan kita mengetahui spesies dalam jumlah yang banyak, dibanding dengan konsep spesies biologi. Di dalam prakteknya konsep yang beda akan menawarkan hasil yang beda.

Konsep spesies fenetik mendasarkan pada kesamaan semua sifat yang dibobot atau dinilai sama. Taksonomi numerik, digunakan untuk menganalisis konsep spesies fenetik. Perbedaan dalam penggunaan konsep tidak jadi problem besar bagi orang-orang yang faham taksonomi, kecuali bila hal tersebut ituh dijadikan dalam sebuah kasus yang kontroversial. Banyak sistem pembagian terstruktur mengenai yang betul-betul perfect/konsisten dalam memahami klasifikasi.

Keterbatasan tinggi dalam penggunaan konsep spesies ini, kecuali bila diabaikan dengan menangani agregat dalam satu kumpulan, bukan sendiri-sendiri. Di dalam konservasi, konsep yang yang digunakan ialah satuan ekosistem.