Ternyata Limbah Kantong Plastik Hingga Ke Badan Anda


Pada Hari Sampah Nasional yang bertepatan pada tanggal 21 Februari 2016, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) melaksanakan penerapan kebijakan Kantong Plastik Berbayar di sejumlah kota di seluruh Indonesia.

Hal ini terkait dengan tingginya konsumsi plastik di Indonesia yang mencapai 9,6 juta lembar kantong plastik per hari dan itupun hanya dari ritel modern saja. Kantong plastik sebanyak itu dapat menutupi lahan seluas 21.024 hektar yang setara dengan luas Kota Bandung dan sekitarnya.

Sementara berdasarkan Jambeck (2015) dalam penelitiannya yang dipublikasikan dalam jurnal Science menyebutkan bahwa data konsumsi plasti di Indonesia menempati urutan ke-dua sehabis China dan juga kontribusinya dalam menghasilkan sampah plastik ke bahari sampai mencapai 187,2 juta ton (1, 2).

Kebanyakan kantong plastik yang beredar di peritel diklaim sebagai degradable alias gampang hancur padahal plastik tersebut tidak hancur secara biologis. Kantong plastik tersebut akan hancur menjadi serpihan-serpihan yang lebih kecil. Jenis plastik ini misalnya ialah oxodegradable yang diberi zat aditif atau logam berat yang gampang teroksidasi dan gampang rusak menjadi plastik dengan ukuran yang lebih kecil (3).

Serpihan plastik kecil yang dikenal dengan mikroplastik ini akan mencemari lingkungan terutama laut. Indonesia termasuk negara yang memperlihatkan bantuan pencemaran mikroplastik terbesar di lautan global berdasarkan peta distribusi mikroplastik yang diteliti oleh Lebreton et al (2012) yang memperlihatkan Indonesia berada di Level 5 (45).

Gambar 1. Distribusi mikroplastik dalam bahari global berdasarkan Labreton et all (2012).


Dampak Mikroplastik dalam Ekosistem

Mikroplastik yang mencemari lautan akan menciptakan binatang bahari galau untuk membedakan antara plankton dengan mikroplastik. Bahkan plankton pun juga tercemari dengan mikroplastik (6,7).

Gambar 2. Mikroplastik dalam badan zooplankton yang diamati dengan mikroskop fluorescence.
Sumber Cole et al. “Microplastic Ingestion by Zooplankton,” 2013 (8).
Berawal dari sinilah timbul duduk masalah gres bagi kesehatan manusia. Biota bahari yang terkotori dengan mikroplastik baik secara lansgung maupun melalui rantai makanan akan terus berjalan. Manusia sebagai puncak tertinggi konsumen dalam rantai makanan mau tidak mau niscaya akan mengkonsumsi makanan bahari yang terkotori dengan mikroplastik.

Beberapa penelitian memperlihatkan adanya imbas mikroplastik terhadap kesehatan insan antara lain terganggunya sistem limfa, peredaran darah, plasenta manusia, sel makrofag dan sel endotelium (9, 10, 11, 12).

Dengan demikian, sudah saatnya kesadaran akan mengurangi (reduce) penggunaan plastik secara menyuluruh perlu didukung oleh kita semua alasannya ialah kerusakan dan kelestarian alam tergantung perbuatan kita semua.