Menelusuri Anggrek Endemik Gunung Merapi


Alunan simfoni alam Kota Yogyakarta begitu tenang. Sesuai dengan slogannya "Jogja Berhati Nyaman". Setiap sudut kota menjadi magnet bagi siapapun yang pernah singgah di Kota Gudeg ini. Berbagai komponen wisata budaya dan alam sudah tersaji dalam paduan harmoni. Begitu pula dengan Gunung Merapi yang bangun manis di sebelah utara kota. Gunung ini telah mengalami erupsi beberapa kali dan terakhir kalinya di penghujung tahun 2010 ini masih menyisahkan kerusakan yang cukup tinggi meskipun di beberapa tempat sudah mengalami suksesi.


Kali Adem di Lereng Merapi Pasca-erupsi

Namun, siapa sangka gunung yang pernah meletus ini menyimpan banyak sekali macam pesona yang menakjubkan, baik budaya maupun alamnya. Aktivitas warga di sekitar gunung ini menawarkan mozaik kehidupan tersendiri bagi warga Yogyakarta. Gunung Merapi ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tanggal 15 September 2002 dengan luas area 8.752,83 hektar. Keanekaragaman tumbuhan dan fauna di Gunung Merapi ini cukup tinggi.  Berbagai macam spesies burung juga mendiami Taman Nasional ini. Berdasarkan hasil penelitian dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 2011 telah ditemukan 97 jenis burung termasuk 21 jenis yang dilindungi termasuk elang jawa (Spizaetus bartelsi). Data tersebut telah mengalami penurunan pasca-erupsi.

 Aktivitas warga di lereng Gunung Merapi


Selain burung, beberapa mamalia yang ada di Gunung Merapi yakni lutung jawa (Trachypitheus auratus), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus scrofa), kijang (Muntiacus muntjak), kucing hutan (Prionailurus bengalensis), luwak (Paradoxurus hermaphoditus), dan landak (Hystrix brachyura) dan macan tutul endemik (Panthera pardus melas).

Dalam goresan pena blog kali ini, saya lebih tertarik untuk mengulas keberadaan anggrek merapi (Vanda tricolor) yang merupakan tumbuhan endemik di Taman Nasional ini yang keberadaannya hampir punah. Anggrek merapi mempunyai warna yang khas, yakni dengan latar warna putih dan terdapat totolan warna ungu kemerahan. Akhirnya saya mencoba untuk mencari tumbuhan ini di perkebunan anggrek di tempat sekitar lereng gunung.


Anggrek Merapi (Vanda tricolor)


Perkebunan anggrek yang saya kunjugi kali ini yaitu Titi Orchid yang terletak di Jl. Boyong Pakem. Perkebunan anggrek ini menyimpan Anggrek Merapi semenjak tahun 2006 dan mulai memperbanyak baik sebelum maupun sehabis erupsi Merapi. Usaha ini perlu diapresiasi mengingat keberadaan tumbuhan hias ini sudah hampir langkah di habitat aslinya. Berbagai upaya telah dilakukan menyerupai memperbanyak anggrek dengan teknik kultur jaringan yang lalu dikemas dalam botol.

Harapan selanjutnya yaitu tumbuhan ini akan ditanam di habitat aslinya yang berada di Taman Nasional Gunung Merapi biar tumbuhan ikon ini sanggup menghiasi keanggunan Gunung Merapi.