Bioteknologi (Pengertian, Jenis, Penerapan, Dampak)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi lengkap IPA Biologi Bab Bioteknologi mencakup Pengertian, Sejarah Singkat, Jenis (Bioteknologi konvensional dan modern), Penerapan dan Dampak Bioteknologi dalam kehidupan. Mari kita bahas selengkapnya...


 Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi lengkap IPA Biologi Bab  Bioteknologi (Pengertian, Jenis, Penerapan, Dampak)

A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi merupakan teknologi yang memanfaatkan organisme atau bagian-bagiannya untuk mendapat barang dan jasa. Dalam perkembangan lebih lanjut, bioteknologi didefinisikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip dan rekayasa terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk manghasilkan atau meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.

B. SEJARAH SINGKAT  BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu gres dalam peradaban manusia. Bioteknologi telah dilakukan semenjak zaman prasejarah, antara lain untuk menghasilkan minuman beralkohol dan makanan yang difermentasikan.
 
Bioteknologi mengalami perkembangan secara bertahap, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 5.2. Semenjak awal diterapkan, hingga dengan tahun 1857 disebut periode bioteknologi non-mikrobial. Disebut bioteknologi periode non-mikrobial lantaran pada ketika itu belum diketahui bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme. Bioteknologi dimensi gres (bioteknologi mikrobial) dimulai semenjak 1857 sesudah Louis Pasteur menemukan bahwa fermentasi yang terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil kerja mikroorganisme. Makanan atau minuman yang diproduksi melalui proses fermentasi antara lain tempe, tape, sake (di Jepang), tuak, anggur, dan yoghurt.

Pada tahun 1920 proses fermentasi yang ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai diguna-kan untuk memproduksi zat-zat menyerupai aseton, butanol, etanol, dan gliserin. Fermentasi juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat, dan asam asetat dengan meng-gunakan jasa bakteri. Setelah perang dunia II dihasilkan produk bio-teknologi lain contohnya penisilin dari jamur Penicillium notatum. Keberhasilan ini diikuti dengan penelitian kemampuan mikroorga-nisme lain menghasilkan antibiotik dan zat-zat lain menyerupai vitamin, ste-roid, enzim, asam amino, dan senyawa-senyawa protein tertentu.

Perkembangan teknologi muta-khir yang dibarengi dengan per-kembangan di bidang biokimia, biologi seluler, dan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dan rekayasa genetika yang hasilnya mengantarkan kita ke suatu periode bioteknologi modern. Kini bioteknologi telah benar-benar digunakan untuk menjawab banyak sekali tantangan kehidupan manusia.
 
C. JENIS BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi dibedakan menjadi 2, yaitu Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern.

1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana yang menerapkan ilmu biologi, biokimia. Rekayasa yang terjadi masih dalam tingkat yang terbatas. Bioteknologi konvensional memakai jasad hidup secara utuh. Proses biokimia dan proses genetik terjadi secara alami. Manipulasi yang dilakukan dalam bioteknologi ini hanya sebatas manipulasi pada lingkungan dan media tumbuh serta tidak hingga pada tahap rekayasa genetika. Seandainya ada, rekayasa yang berlangsung bersifat sederhana dan perubahan yang terjadi tidak tepat sasaran. Biotektologi

konvensioanal tidak digunakan untuk pembuatan produk secara mahal dan memakai biaya yang relatif rendah, selain itu ilmu yang digunakan pun biasanya diwariskan secara turun-temurun.
Contoh Produk Hasil dari Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi Konvensional dalam Pengolahan Susu

Penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan berbahan baku susu sanggup kita temukan dalam yogurt, keju, dan mentega.

Contoh Produk Keterangan
Yogurt Camilan satu ini terbuat dari hasil fermentasi susu oleh basil Streptococcus thermophillus dan Lactobasilus bulgaricus. Susu yang biasa digunakan yaitu susu binatang yang terlebih dahulu dipasteurisasi.
Keju Keju merupakan teladan penerapan bioteknologi konvensional yang dilakukan melalui metode pengawetan susu. Metode ini sudah dilakukan semenjak zaman Romai dan Yunani kuno. Keju dibentuk dengan menambahkan basil asam laktat pada susu. Bakteri asam laktat tersebut contohnya Pripioni bacterium (untuk keju keras), Penicilium roqueforti (untuk keju setengah lunak), dan Penicilium camemberti (untuk keju keras). Adapun bakteri-bakteri tersebut berfungsi sebagai mikrobia yang sanggup mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat yang padat dan menggumpal.
Mentega Mentega teladan produk bioteknologi konvensional yang dihasilkan dari fermentasi krim susu memakai basil Streptococcus lactis. Bakteri ini sanggup memisahkan tetesan mentega yang berlemak dengan cairan yang terkandung di dalamnya.

Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Pangan

Penerapan dan teladan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan sanggup kita temukan dalam beberapa produk sebagai berikut.

Contoh Produk Keterangan
Tapai atau tape Dibuat melalui fermentasi ketan atau singkong memakai jamur Saccharoyces cerevisiae. Jamur ini merubah glukosa pada materi menjadi asam asetat, energi, alkohol dan karbondioksida.
Tempe dan oncom Tempe dibentuk melalui fermentasi kedelai memakai proteksi jamur Rhizopus sp. yang sanggup merubah protein kompleks dari kedelai menjadi asam amino, oncom hitam dibentuk dari fermentasi ampas tahu memakai jamur Neurospora crassa, sedangkan oncom hitam dibentuk dari fermentasi bungkil kacang tanah memakai jamur Rhizopus oligosporus.
Roti Roti terbuat dari materi utama berupa tepung terigu. Agar campuran roti sanggup mengembang, para pembuatnya biasanya akan menambahkan ragi roti atau Saccharomyces cerevisiae. Selain membuat campuran roti lebih mengembang, penambahan mikroorganisme ini juga membuat tekstur roti menjadi lebih lembut dan tidak bantat.
Kecap dan tauco Kecap terbuat dari kedelai yang ditambahkan dengan jamur Aspergilus soyae dan Aspergilus wentii, sedangkan tauco terbuat dari kedelau yang ditambai basil Aspergilus oryzae. Jamur-jamur ini merubah protein kompleks kedelai menjadi asam amino yang lebih gampang dicerna oleh badan manusia.
Nata de Coco Nata de coco yaitu teladan bioteknologi konvensional berupa makanan ringan sehat dengan tekstur kenyal. Makanan ini terbuat dari ari kelapa yang ditambahi dengan basil Acetobacter xylinum. Bakteri ini menrubah gula dalam air kelapa menjadi selulosa yang lebih kenyal dan padat. Selain dibentuk dari air kelapa, nata juga sanggup diproduksi dari sari nanas (nata de pineaplee), sari kedelai (nata de soya), sari biji kakao (nata de cacao), dan lain sebagainya.
Acar dan Asinan Sayuran yang difermentasi menjadi asinan atau acar juga merupakan teladan bioteknologi konvensional. Bakteri-bakteri menyerupai Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan Pediococcus sp., merupakan mikroba penting dalam pembuatan materi panganan tersebut. Bakteri-bakteri ini mengubah gula dalam sayuran menjadi asam asetat yang menghasilkan rasa masam.
Minuman berakohol Anggur, wine, rum, sake yaitu beberapa teladan produk bioteknologi konvensional yang memakai lebih dari satu mikroorganisme dalam proses pembuatannya. Misalnya dalam produksi alkohol, pati dari ketan atau materi berkarbohidrat lainnya diubah menjadi glukosa memakai proteksi jamur Aspergilus. Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi etanol mengunakan proteksi jamur Saccharomyces.
Sufu atau Keju Kedelai Sufu terbuat dari gumpalan protein kedelai yang dihasilkan dari proses fermentasi jamur Actinomucor elegans. Meski jamur-jamur lainnya menyerupai Mucor hiemalis, Mucor salvaticus, Mucor sufu, dan Mucor substilissimus sanggup digunakan dalam pembuatan materi pangan satu ini, jamur Actinomucor elegans lebih banyak dipilih lantaran lebih ekonomis.
Tempe Bongkrek Tempe bongkrek yaitu hasil sampingan dari produksi minyak kelapa yang difermentasi memakai basil Pseudomonas cocovenenans. Tempe bongkrek bisa bersifat racun kalau dalam proses pembuatannya terjadi kontaminasi basil Burkholderia cocovenenans. Efek dari racun ini bahkan bisa membuat terganggunya sistem pernafasan dan mengakibatkan kematian.
 

2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern telah memakai teknik rekayasa tingkat tinggi dan terarah sehingga hasilnya sanggup dikendalikan dengan baik. Teknik yang sering digunakan yaitu dengan melaksanakan manipulasi genetik pada suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan.
Teknik yang digunakan dalam bioteknologi modern yaitu teknik manipulasi materi genetik (DNA) secara in vitro, yaitu proses biologi yang berlangsung di luar sel atau organisme, contohnya dalam tabung percobaan. Oleh lantaran itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan rekayasa genetika, yaitu proses yang ditujukan untuk menghasilkan organism transgenik. 
Organisme transgenik adalah organisme yang urutan isu genetik dalam kromosomnya telah diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yang dikehendaki.   

Berbeda dengan bioteknologi konvensional, bioteknologi modern sudah memanfaatkan metode-metode mutakhir, yaitu : Kultur Jaringan Tumbuhan dan Rekayasa Genetik.
 
1.)  Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhan merupakan teknik menumbuhkembangakan potongan tanaman, baik berupa sel, jaringan, atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kultur jaringan sanggup dilakukan lantaran adanya sifat totipotensi, yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu gres bila berada dalam lingkungan yang sesuai. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh G. Haberlandt (ahlli fisiologi Jerman pada tahun 1898). Teori kemudian diuji ulang oleh F.C. Steward pada tahun 1969 dengan memakai satu sel emplur wortel.

 Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi lengkap IPA Biologi Bab  Bioteknologi (Pengertian, Jenis, Penerapan, Dampak)
Dalam percobaannya, Steward sanggup menumbuhkan satu sel empulur tersebut menjadi satu individu wortel. 
Dalam kultur jaringan, tumbuhan yang akan dikulturkan sebiknya berupa jaringan muda yang sedang tumbuh, contohnya akar, daun muda, dan tunas. Bagian tumbuhan yang akan dikultur disebut sebagai eksplan.

a)  Teknik Kultur Jaringan
Tanaman dengan teknik kultur jaringan sanggup diperoleh dengan empat tahap sebagai berikut.
1.  Tahap inisiasi yaitu tahap penanaman eksplan ke dalam media. Media yang digunakan yaitu media cair yang terdiri dari zat nutrisi dan zat pengatur tumbuh.
2.  Tahap multiplikasi (perbanyakan kultur), eksplan akan tumbuh menjadi jaringan menyerupai kalus berwarna putih disebut protocorm like body (PLB).
3.  Tahap menghasilkan plantlet, PLB bermetamorfosis tumbuhan kecil yang disebut plantlet.
4.  Tahap aklimatiasi, plantlet dipisah-pisahkan dan dikultur dalam media padat. Setelah plantlet tumbuh menjadi tumbuhan yang sempurna, maka tumbuhan tersebut dipindah ke polybag.

Kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diharapkan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut antara lain, yaitu :
1.  Pemilihan eksplan sebagai materi dasar untuk pembentukan kalus.
2.  Penggunaan medium yang cocok.
3.  Keadaan aseptik.
4.  Pengaturan udara yang baik.

b)  Manfaat dan Kelemahan Kultur Jaringan
Dengan melaksanakan kultur jaringan tumbuhan sanggup diperoleh manfaat sebagai berikut.
1.  Mendapat bibik banyak dalam waktu singkat yang identik dengan induknya.
2. Bibit terhindar dari hama dan penyakit.
3.  Menghasilkan varietas gres menyerupai yang dikehendaki.
4.  Mendapat hasil metabolisme tumbuhan (metabolit sekunder), contohnya karet, resin, tanpa areal tumbuhan yang luas dan tidak perlu menunggu tumbuhan dewasa.
5.  Melestarikan tanaman-tanaman  yang hampir punah.

Selain mempunyai manfaat, kultur jaringan juga mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut.
1.  Diperlukan biaya yang relatif tinggi.
2.  Hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, lantaran mempunyai keahlian khusus.
3.  Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatiasi, lantaran terbiasa dalam kondisi berair dan aseptik.

2)   Rekayasa Genetika
 Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi lengkap IPA Biologi Bab  Bioteknologi (Pengertian, Jenis, Penerapan, Dampak)
Rekayasa genetika yaitu suatu proses perubahan gen-gen dalam badan makhluk hidup. Rekayasa genetika dilakukan dengan cara mengisolasi dan mengidentifikasi serta memperbanyak gen yang dikehendaki. 
Berbagai teknik rekayasa genetika berkembang dimungkinkan lantaran ditemukannya :
a)  Enzim restriksi endonuklease yang sanggup memotong benang DNA.
b)  Enzim ligase yang sanggup menyambung kembali benang DNA.
c)   Plasmid yang sanggup digunakan sbagai wahana memindahkan potongan benang DNA tertentu ke dalam sel mikroorganisme.

Teknik rekayasa genetika  sanggup dilakukan melalui :
1.   Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA yaitu proses penyambung 2 DNA dari organisme yang berbeda. Hasil penggabungan DNA dari individu yang tidak sama inj disebut dengan DNA rekombinan. Gen dari satu individu yang disisipi atau digabungkan pada gen individu yang lain disebut transgen, individunya disebut transgenik. Rekombinasi DNA sanggup terjadi secara alami dan buatan. Secara alami sanggup terjadi dengan cara :

a)  Pindah silang, yaitu tukar menukar kromatid pada kromosom homolog sehingga DNA terputus dan tersambungkan secara silang.
b)  Transduksi,yaitu bersambungnya DNA basil yang satu dengan basil yang lain dengan prantara virus.
c)  Tranformasi, yaitu pemindahan sifat-sifat dari satu mikroba ke mikroba lainnya melalui bagian-bagian DNA tertentu dari mikroba pertama.
Rekombinasi DNA secara buatan dilakukan dengan penyambungan DNA secara in vitro. Alas an dilakukan rekombinasi DNA ini yaitu :
a)  Strutur DNA semua spesies sama.
b)  DNA sanggup disambung-sambungkan.
c)   Ditemukan enzim pemotong dan penyambung.
d)  Gen sanggup terekspresi  di sel apapun.
Teknologi rekombinasi DNA memerlukan suatu prantara atau vektor untuk memasukkan gen ke dalam sel sasaran berupa plasmid bakteri, sehingga merupakan bentuk teknologi plasmid. Plasmid yaitu bulat kecil DNA basil atau eukariota bersel satu yang sanggup bereplikasi. Alasan dipilihnya plasmid basil yaitu :
a)  Memiliki kemampuan memperbanyak diri melalui proses replikasi dan gampang disisipi gen lain.
b)  Pasmid sanggup dipindah ke sel basil lain.
c)   Sifat plasmid pada keturan basil sama dengan induknya lantaran plasmid tidak terikat dengan kromosom inti.
d)  Merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu.
Metode rekombinasi DNA yaitu :
a)  Identifikasi gen yang diinginkan, dilakukan pada gen donor.
b)  Isolasi gen donor, dilakukan dengan cara memotong gen donor dari DNA sekitar yang mengelilinginya.
c)  Ekstrasi plasmid (cincin DNA) dari sel bakteri.
d)  Membuka plasmid dan menyisipkan potongan DNA pembawa isu yang dikehendaki.
e)  Memasukkan plasmid berisi DNA rekombinan ke dalam sel bakteri.
f)   Membiakkan basil yang telah direkayasa di dalam tabung fermentasi.
Contoh rekombinasi DNA pada basil yaitu pada pembuatan insulin oleh basil E. coli.

2.   Teknik Hibridoma/Fusi Sel.
Teknik hibridoma yaitu penggabungan 2 sel dari organisme berbeda ataupun sama (fusi sel) sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hybrid (hibridoma) yang mempunyai kombinasi sifat dari kedua sel tersebut. Proses penggabungan sel memakai tenaga listrik, sehingga prosesnya disebut elektrofusi.
Hal-hal yang diharapkan dalam teknik hibridoma, yaitu :
a)  Sel umber gen yaitu sel-sel yang mempunyai sifat yang diinginkan.
b)  Sel wadah yaitu sel yang bisa membelah dengan cepat (misalnya sel mieloma).
c)  Fusi gen adalahza-zat yang mempercepat fusi sel (misalnya NaNO3).
Teknik hibridoma sanggup dimanfaatkan untuk pembuatan produk penting, contohnya antibodi monoclonal, pembentukan spesies baru, dan pemetaan kromosom.

3.   Kloning
Kloning berasal dari bahasa inggris clonning yang berarti suatu perjuangan untuk membuat duplikat suatu organisme melalui proses aseksual. Tujuan utama kloning yaitu untuk mengisolasi gen yang diinginkan dari seluruh gen yang ada (kromoson) pada organisme donor. Untuk mencapai tujuan tersebut, kloning sanggup dilakukan dengan kloning embrio dan transfer inti. Kloning embrio dilakukan dengan fertilisasi in vitro, contohnya kloning pada sapi yang secara genetik identik untuk memproduksi binatang ternak.


Sedangkan kloning dengan tanspfer inti yaitu pemindahan inti sel yang satu ke sel lain sehingga diperoleh individu gres yang mempunyai sifat gres sesuai inti yang diterimanya. Kloning dengan transfer inti dilakukan dengan memakai sel somatis sebagai sumber gen. Contoh kloning dengan transfer inti yaitu domba Dolly. 
D. PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG

1. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Medis dan Kesehatan
Penerapan ini disebut sebagai bioteknologi merah, diawali dengan tahap analisa atau diagnosa suatu penyakit dan pengobatan sebuah penyakit. Beberapa teladan bioteknologi di bidang medis dan kesahatan contohnya penggunaan mikroorganisme pada antibiotik atau vaksin, penggunaan mikroorganisme pada hormon pada penyakit diabetes mellitus, bayi tabung, Antibodi Monoklonal, penggunaan sel intuk untuk pengibatan penyakit sroke, dan terapi gen untuk penyembuhan penyakit genetis.

2. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Pertanian dan Peternakan
Bioteknologi ini bioteknologi hijau, dilakukan dengan memodifikasi genetik dan rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, kandungan gizi tinggi, tahan hama, patogen, dan herbisida. Hal ini menawarkan sumbangan besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan tumbuhan (plant breeding) dan kehidupan insan bahkan berdampak pada kemajuan ekonomi insan itu sendiri.

3. Penerapan Bioteknologi dalam bidang pertambangan (biometalurgi)
Di bidang pertambangan berkembang bioteknologi untuk memisahkan logam dari bijihnya yaitu dengan pemanfaatan basil Thiobacillus ferroxidans. Bakteri ini merupakan basil kemolitotrof yang bisa memisahkan logam dari bijihnya. Energy yang digunakan Thiobacillus ferroxidans dalam memisahkan logam dari bijihnya berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan logam dari bijihnya.
Berikut ini yaitu tahapan basil dalam memisahkan tembaga dari bijihnya, yaitu :
a.  Bakteri bereaksi dengan melarutkan senyawa sulfur dan besi dalam batuan. Selanjutnya, basil mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
b.  Unsure S dalam FeS2 bereakasi dengan ion hydrogen dan molekul oksigen membentuk H2SO4.
c.  Ion Fe3+ pada bijih yang mengandung CuSO4 mengoksidasi ion Cu+ menjadi Cu2+ dan bereaksi dengan SO42- dari H2SO4 sehingga membentuk CuSO4.
d.  Reaksi selanjutnya yaitu sebagai berikut :
CuSO+ 2Fe + H2SO4 → 2FeSO4 + Cu + 2H+

4. Penerapan Bioteknologi dalam  Bidang Lingkungan (Biromediasi)
a.  Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair organic sanggup diuraikan oleh basil anaerob menghasilkan materi bakar alternative (biogas). Limbah cair yang mengandung protein, lemak, dan karbohidrat difermentasikan oleh metanobakterium secara anaerob sehingga bisa menghasilkan biogas.
b.  Pengolahan Sampah/Limbah padat
Pengolahan sampah dengan proteksi mikroba yaitu dengan cara pengomposan sampah-sampah organic. Pengomposan sanggup dilakukan dengan aerobic maupun anaerobik. 
c.  Plastik Biodegradable
Salah satu perjuangan untuk mengurangi limbah plastic yang mengakibatkan pencemaran yaitu dengan cara memproduksi plastic yang gampang terurai (biodegradable) melalui bioteknologi. Mikroba yang bisa membuat plastic biodegradable antara lain Alxaligenes eutrophus. Plastic biodegradable lainnya yaitu pululan yang diproduksi oleh Aureobasidium pullulans. 
d.  Pengolahan Limbah Minyak
Mikroorganisme yang berperan dalam mengatasi limbah minyak, yaitu :
1)  Pseudomonas hasil rekayasa genetika oleh Dr. Chakrabarty mampu membersihkan senyawa hodrokarbon dalam tumpahan minyak bumi dengan cara memecah ikatan hidrokarbon minyak.
2)  Acinetobacter calcoacetinius mampu memproduksi emulsan yang mengakibatkan minyak bercampur dengan air sehinggga sanggup dipecah oleh mikroba.
3)  Zhantomonas campestris dapat mengumpulkan tumpahan minyak sesudah sebelumnya minyak diberi gum xanthan untuk mengentalkan.

E. DAMPAK BIOTEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN
Bioteknologi mempunyai pengaruh positif  dan juga pengaruh negatif.
1.  Dampak Positif  Bioteknologi
Dampak nyata dari bioteknologi yaitu dihasilkannya produk-produk yang bermanfaat bagi peningkatan kesejahtraan manusia.
a.  Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dan lumpur aktif.
b.  Bioteknologi di bidang kedokteran sanggup menghasilkan obat-obatan, antar lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan interferon
c.  Bioteknologi sanggup meningkatkan variasi dan hasil pertanian melalui kultur jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dan pemberian hormon tumbuhan.
d.  Bioteknologi sanggup menghasilkan materi bakar dengan pengelolahan biommasa menjadi etanol (cair) dan metana (gas)
e.  Bioteknologi di bidang industri sanggup menghasilkan makanan dan minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dan anggur

2.   Dampak negatif bioteknologi
a.  Menimbulkan penyakit pada manusia
Gen-gen yang mengkode untuk pembentukan antibiotic sanggup saja mengalami kecelakaan di dalam badan basil sehingga mengakibatkan penyakit pada manusia.
b.  Menimbulkan reaksi alergi
Timbulnya alergi yang disebabkan lantaran mengkomsumsi produk transgenic.
c.  Mengancam kelestarian alam
  • Jagung hasil rekayasa genetik sanggup membunuh ulat yang tidak berbahaya.  
  • Rekayasa genetika sanggup menghasilkan gluma-gluma super.  
  • Tanaman rekayasa genetika sanggup membahayakan burung yang memakannya.   
  • Menyebabkan kepunahan sebagian plasma nuftah orisinil lantaran yang dikembangkan kini hanya produk rekayasa genetika saja.
d.  Berpotensi digunakan sebagai alat perang
Beberapa orang mungkin dengan sengaja membuat kombinasi gen-gen gres untuk kepentingan perang (semacam senjata kimia dan senjata biologi).

Demikian materi lengkap IPA Biologi Bab Bioteknologi mencakup Pengertian, Sejarah Singkat, Jenis (Bioteknologi konvensional dan modern), Penerapan dan Dampak Bioteknologi dalam kehidupan.  Semoga bermanfaat..