Latar Belakang Tragedi G 30 S Pki Secara Singkat

Secara umum pembahasan ini yakni ihwal latar belakang gerakan 30 September oleh PKI, latar belakang terjadinya pemberontakan G 30 S PKI, latar belakang kejadian G 30 S PKI.

Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin memberi peluang PKI untuk memperkuat posisinya di segala bidang. Setelah posisinya besar lengan berkuasa maka PKI dengan G 30 S/PKI mengadakan pemberontakan.

Latar Belakang Terjadinya G 30 S/PKI

Pada masa demokrasi terpimpin lembaga-lembaga negara harus berintikan Nasakom, maka telah terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Ditetapkannya Manipol sebagai satu-satunya revolusi Indonesia, balasannya dimanfaatkan oleh PKI untuk mengesampingkan Pancasila menyerupai yang dinyatakan oleh pimpinan PKI. D.N. Aidit bahwa “Pancasila dibutuhkan hanya alat pemersatu. Jika rakyat sudah bersatu, maka Pancasila tidak dibutuhkan lagi “. 

Dengan pernyataan tersebut, terang bahwa PKI bertujuan menggeser dasar negara Pancasila dan menggantikan dengan dasar komunisme. PKI lalu semakin ulet menyusun kekuatan untuk mempersiapkan pemberontakan dan pengkhianatan.

Persiapan-persiapan dilakukan baik ke dalam maupun ke luar. Tindakan ke luar negeri berusaha untuk membelokkan politik luar negeri yang bebas dan aktif yang condong ke blok komunis, sedangkan tindakan ke dalam negeri mencakup berbag bidang.,

a. Bidang Politik dan Militer


Secara umum pembahasan ini yakni ihwal latar belakang gerakan  Latar Belakang Peristiwa G 30 S PKI Secara Singkat
Gambar: Latar Belakang G 30 S PKI
1) Tentara Nasional Indonesia dipandang PKI sebagai penghalang utama dalam mencapai tujuannya, maka PKI mengadakan pengacauan-pengacauan terhadap rakyat yang dikenal dengan agresi sepihak. Hal ini dilakukan untuk menguji kekuatan TNI.

Aksi sepihak ini dilakukan ormas PKI yaitu Barisan Tani Indonesia (BTI) di Boyolali (Jawa Tengah) dan di Bandar Besty (Sumatra Timur) dengan merampas tanah-tanah milik orang lain dan dibagikan kepada anggota BTI (Land Reform).

Aksi ini mengakibatkan keributan dan kerusuhan di masyarakat, sehingga Tentara Nasional Indonesia dan polisi mengambil tindakan tegas untuk meredakan kerusuhan.

2) PKI mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk angkatan kelima, di samping keempat angkatan dalam ABRI yang telah ada (AD, AL, AU dan kepolisian).

Angkatan kelima terdiri atas anggota-anggota organisasi massa yang dipersenjatai. Tujuannya jelas, biar PKI memiliki kekuatan bersenjata untuk menandingi ABRI. Usul PKI ini ditolak oleh ABRI, maka perjuangan PKI gagal.

3) PKI berusaha menghancurkan lawan-lawan politiknya. Di antara partai-partai politik yang masih berani menghadapi teror PKI yakni Partai Murba. PKI berhasil mempengaruhi presiden, sehingga Partai Murba dibubarkan (1964).

Di samping itu PKI berhasil memecah belah PNI yaitu:

a) PNI yang dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo dan Ir. Surakhman merupakan PNI yang terpengaruh oleh PKI.

b) PNI yang dipimpin oleh Osa Maliki dan Prof. Usep Ranawijaya merupakan PNI yang berhaluan marhaenis sejati.

4) PKI mengajukan tuntutan kepada presiden untuk membentuk kabinet Nasakom. Tuntutan itu dikabulkan, namun orang-orang PKI tidak memegang suatu departemen. Mereka hanya sebagai menteri negara (menteri tanpa potofolio).

5) Di bidang militer PKI berusaha untuk mendoktrinasikan perwira-perwira dengan anutan komunisme dan menyusup di kalangan ABRI.

6) PKI mengembangkan info ihwal “Dewan Jenderal” yang akan memberontak terhadap pemerintah.

7) PKI mengadakan latihan militer yang diikuti oleh Pemuda Rakyat dan Gerwani

b. Bidang Sosial dan Budaya


Dalam bidang sosial dan budaya, PKI berusaha mendominasi kegiatan-kegiatan dengan mendirikan organisasi massa, di antaranya yakni :

1) Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) Lekra yakni forum kesenian yang dibuat oleh PKI dalam rangka menanamkan ajaran-ajaran komunis.

2) Pemuda Rakyat (PR)

3) Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani)

4) Barisan Tani Indonesia (BTI)