Metode Dan Cara Pemisahan Adonan Lengkap

Berikut ini merupakan pembahasan perihal cara memisahkan campuran, cara pemisahan campuran, metode pemisahan campuran, proses pemisahan campuran, 5 cara pemisahan campuran, teknik pemisahan campuran.

Cara Memisahkan Campuran

Campuran sanggup dipisahkan menjadi komponen penyusunnya. Pemisahan ini dilakukan menurut perbedaan sifat fisisnya. Sifat fisis gabungan mencakup kelarutan dan perbedaan titik didih.

1. Memisahkan Campuran Berdasarkan Kelarutan

Air bahari merupakan gabungan antara air dengan garam. Melalui proses penguapan gabungan air dan garam tersebut sanggup dipisahkan. Air menguap meninggalkan kristal garam. Jadi, para petani garam memperoleh garam melalui proses pemisahan gabungan secara alami.

Berdasarkan daya kelarutannya, gabungan sanggup dipisahkan melalui dua cara, yaitu filtrasi dan kristalisasi.

a. Filtrasi (Penyaringan)

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat padat dari suatu gabungan bergairah (suspensi). Misalnya gabungan tanah liat dengan air atau tepung dengan air.

Proses penyaringan ini dilakukan memakai suatu penyaring. Penyaring berupa materi berpori yang sanggup dilewati partikel-partikel kecil dan menahan partikel yang berukuran besar.

Alat penyaring yang biasa dipakai di laboratorium berupa kertas saring. Zat padat yang tertahan oleh kertas saring disebut residu. Sementara zat cair yang lolos dari kertas saring disebut filtrat.

b. Kristalisasi

Proses kristalisasi dipakai untuk memperoleh zat padat dari larutannya. Oleh alasannya yaitu itu, semoga kristal yang dikehendaki sanggup diperoleh maka harus dipisahkan dari airnya. Dalam proses ini tidak terbentuk zat baru, melainkan hanya memisahkan zat terlarut dari pelarutnya.

Garam murni sanggup diperoleh dengan cara mengkristalkan kembali (rekristalisasi) garam dapur kotor yang diperoleh dari proses penguapan. Garam dapur kotor itu dilarutkan kembali ke dalam air.

Selanjutnya, larutan disaring dan filtratnya diuapkan sehingga diperoleh larutan jenuh. Larutan jenuh tersebut didiamkan sampai terbentuk kristal garam dapur yang lebih bersih.

2. Memisahkan Campuran Berdasarkan Perbedaan Titik Didih

Suatu gabungan yang terdiri atas dua zat atau lebih yang memiliki titik didih berbeda sanggup dipisahkan. Pemisahan ini dilakukan dengan cara penyulingan atau distilasi.

1. Distilasi

Prinsip kerja dari distilasi yaitu memisahkan suatu komponen menurut perbedaan titik didih. Distilasi sanggup dipakai untuk memperoleh pelarut murni (misalnya air) dari larutannya.
Gambar: Distilasi Sederhana larutan teh

Misalnya larutan teh (air teh). Pertama, air teh dipanaskan sampai mendidih dan terbentuk uap air. Selanjutnya, uap ini akan dilewatkan melalui kondensor yang dialiri air. Tujuannya untuk menurunkan suhu uap air.

Oleh alasannya yaitu terjadi penurunan suhu, uap yang melewati kondensor ini akan mengembun. Kumpulan embun merupakan hasil distilasi, ditampung dalam wadah.

Hasil penyulingan atau distilasi ini disebut distilat. Contoh distilat yang sangat populer di lingkungan kita yaitu akuades (air suling). Cairan ini banyak dipakai untuk aktivitas di laboratorium. Kegunaan utama akuades sebagai materi pelarut, terutama di laboratorium.

Seandainya di sekolah kalian belum memiliki alat distilasi, kalian sanggup memakai rangkaian alat distilasi yang lebih sederhana.

2. Sublimasi

Pemisahan gabungan selain memakai metode filtrasi, kristalisasi, dan distilasi sanggup juga dilakukan metode sublimasi.

Metode ini dipakai untuk memisahkan gabungan padatan. Dalam hal ini salah satu padatan yang berada dalam gabungan sanggup berubah wujud menjadi gas saat dipanaskan. Perubahan wujud ini tanpa melalui wujud cair dan disebut sublimasi.

Beberapa gabungan yang sanggup dipisahkan dengan metode sublimasi. Contoh gabungan kamper (naftalena) dengan pengotor, iodin dengan pengotor, es kering (dry ice), dan amonium klorida.

Agar kalian menerima citra yang terang dari metode sublimasi, pelajari dengan cermat pemisahan kamper dari pengotornya dalam uraian berikut!

1) Kamper kotor dimasukkan ke dalam gelas beker. Kemudian ditutup dengan beling arloji yang telah diisi butiran es.

2) Gelas beker dipanaskan memakai api kecil semoga kamper menjelma uap (menyublim).

3) Setelah uap kamper mendekati beling arloji, uap akan menjelma padat. Peristiwa ini juga disebut menyublim.

4) Kamper murni melekat pada dasar beling arloji. Sementara itu, pengotor tetap tertinggal di gelas beker, alasannya yaitu pengotor tersebut ikut menguap.