Pemberontakan Apra (Angkatan Perang Ratu Adil)

Pemberontakan APRA 

Pada tanggal 23 Januari 1950 gerombolan APRA menyerang kota Bandung di bawah pimpinan Kapten Westerling. Pada bulan Desember 1946 dia juga pernah memimpin gerakan pembunuhan massal terhadap rakyat Sulawesi Selatan.

Pemberontakan tersebut dilancarkan oleh antara lain: bekas tentara Belanda KNIL, pelarian pasukan paying, dan bekas polisi Belanda

Adapun hal-hal yang melatarbelakangi meletusnya pemberontakan APRA yaitu sebagai berikut.

1. APRIS yang merupakan peleburan Tentara Nasional Indonesia dengan bekas pasukan Belanda menjadikan Tentara Nasional Indonesia enggan bekerja sama.

2. KNIL menuntut biar bekas-bekas kesatuannya ditetapkan sebagai alat bagi negara bagian.

3. Pertentangan antara golongan unitaris dan federalis.

4. Ultimatum APRA tidak dihiraukan oleh pemerintah.

Gerombolan APRA sanggup menguasai kota Bandung untuk beberapa waktu lamanya dengan melaksanakan aksinya yaitu membunuh setiap anggota Tentara Nasional Indonesia yang mereka jumpai dan merampas harta milik rakyat.

 gerombolan APRA menyerang kota Bandung di bawah pimpinan  Pemberontakan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
Gambar: Pemberontakan APRA

Pemerintah segera melaksanakan usaha-usaha penumpasan sebagai berikut.

1. Mengirim kesatuan-kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dikala itu sedang berada di Jakarta.

2. Mengejar, membersihkan dan menahan tokoh-tokoh yang terlibat.

Setelah Westerling mengalami kegagalan, maka dia melanjutkan petualangannya di Jakarta. Ia juga merencanakan menangkap dan membunuh menterimenteri RIS, tetapi usahanya mengalami kegagalan .

Petualangan Westerling menerima proteksi dari Sultan Hamid II. Namun Sultan Hamid II sanggup ditangkap dan Westerling melarikan diri ke luar negeri.