Solusi Atau Cara Mengatasi Pengangguran Dan Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran

Berikut ini ialah pembahasan perihal cara mengatasi pengangguran, solusi mengatasi pengangguran, cara mengatasi pengangguran musiman, cara mengatasi pengangguran friksional, upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran, solusi untuk mengatasi pengangguran, kebijakan pemerintah mengatasi pengangguran, cara mengatasi pengangguran terbuka, cara mengatasi pengangguran konjungtural, cara mengatasi pengangguran siklis, cara mengatasi pengangguran teknologi.

Cara Mengatasi Pengangguran

Terdapat beberapa cara mengatasi pengangguran yang sanggup dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta, yaitu sebagai berikut.
  1. Pengembangan sektor informal ibarat home industry.
  2. Pengembangan kegiatan transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor informal lainya di wilayah tertentu.
  3. Perluasan kesempatan kerja, contohnya melalui pembukaan industri padat karya di wilayah yang banyak mengalami pengangguran.
  4. Peningkatan investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi untuk mendirikan usaha-usaha gres yang sanggup menyerap tenaga kerja.
  5. Pembukaan proyek-proyek umum. Hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah ibarat pembangunan jalan raya, jembatan, dan lain-lain.
  6. Mengadakan pendidikan dan training yang bersifat mudah sehingga seseorang tidak harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan para pencari kerja, melainkan ia sendiri berbagi perjuangan sendiri yang menjadikannya bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan sendiri.

Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia

Permasalahan tenaga kerja sanggup dikelompokkan menjadi permasalahan kuantitas dan permasalahan kualitas. Permasalahan kuantitas, yaitu tersedianya jumlah tenaga kerja yang melebihi kesempatan kerja sehingga menjadikan pengangguran.

Sampai dengan tahun 2006 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 40 juta jiwa lebih. Adapun pengangguran terbuka, yaitu yang betul-betul tidak mempunyai pekerjaan kurang lebih 12 juta jiwa.

Masalah kependudukan lainya ialah terkait dengan kualitas. Hasil survei UNDP (United Nations Development Programe) perihal Human Development Indeks 2003 terungkap bahwa dari 174 negara yang diurutkan berdasarkan kualitas manusianya, Indonesia hanya berada pada peringkat ke-112. Sementara negara tetangga ibarat Singapura sudah mencapai peringkat ke-28, Brunei Darussalam ke-31, Malaysia ke-58, Thailand ke-74 dan Filipina ke-85.

Cara-cara dalam Mengatasi Pengangguran

  1. Bagi penganggur sendiri, sanggup berbagi kreativitasnya melalui berwirausaha mandiri.
  2. Pengembangan sekolah-sekolah yang mengarah kepada peningkatan kecakapan hidup, ibarat SMK.
  3. Pengembangan kegiatan kerjama dengan luar negeri dalam pemanfaatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
  4. Pengembangan sektor informal ibarat home industry.
  5. Pengembangan kegiatan transmigrasi, untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor informal lainya diwilayah tertentu.
  6. Perluasan kesempatan kerja, contohnya melalui pembukaan industri padat karya di wilayah yang banyak mengalami pengangguran.
  7. Peningkatan investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi melalui pendirian usaha-usaha gres yang sanggup menyerap tenaga kerja.
  8. Pembukaan proyek-proyek umum, hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah ibarat pembangunan jalan raya, jembatan dan lain-lain.
  9. Mengadakan pendidikan dan training yang bersifat mudah sehingga seseorang tidak harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan para pencari kerja, melainkan ia sendiri berbagi perjuangan sendiri yang menjadikannya bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan sendiri.

Selain upaya-upaya di atas, Sinuraya (2004) mengungkapkan beberapa upaya yang sanggup dilakukan dalam rangka mengatasi pengangguran di Indonesia sebagai berikut:
  1. Pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap insan sebenarnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan berbagi secara optimal. Dengan demikian, diperlukan setiap langsung sanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan sanggup membuat kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.
  2. Pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun akomodasi transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di banyak sekali jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya insan maupun keuangan (finansial).
  3. Pembangunan forum sosial yang sanggup menjamin kehidupan penganggur. Hal itu sanggup dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embrio mengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari banyak sekali devisi berdasarkan sasarannya. Dengan membangun forum itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan menerima perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaaan forum itu sanggup disusun dengan baik.
  4. Penyederhanaan perizinan, alasannya ialah cukup umur ini terlalu banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Itu semua perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan investasi untuk membuat lapangan kerja baru.
  5. Menghubungkan secara bersahabat (sinergi) duduk kasus pengangguran dengan duduk kasus di wilayah perkotaan lainnya, ibarat sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat. Sampah, misalnya, terdiri dari materi organik yang sanggup dijadikan kompos dan materi non-organik yang sanggup didaur ulang.
  6. Mengembangkan suatu forum antarkerja secara profesional. Lembaga itu sanggup disebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehingga sanggup membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan forum itu mencakup, antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), administrasi dan keuangan. Lembaga itu sanggup di bawah forum jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung kondisinya.
  7. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi lebih ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenaga terampil (skilled). Hal itu sanggup dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
  8. Penyempurnaan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat memilih kualitas pendidikan. Karena itu, Sisdiknas perlu reorientasi biar sanggup mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
  9. Mengupayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK). PHI cukup umur ini sangat banyak berperan terhadap penutupan perusahaan, penurunan produktivitas, penurunan seruan produksi industri tertentu dan seterusnya. Akibatnya, bukan hanya tidak bisa membuat lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada PHK yang berarti menambah jumlah penganggur.
  10. Mengembangkan potensi kelautan. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelola lebih baik biar sanggup membuat lapangan kerja yang produktif.

Peran Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Itulah suara Pasal 27 Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa negara menjamin setiap penduduk untuk bisa menerima pekerjaan dan penghidupan yang layak. Hal itu dilakukan oleh pemerintah melalui beberapa programnya. Salah satunya dengan dibentuknya Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Peranan pemerintah dalam mengatasi duduk kasus ketenagakerjaan di antaranya sebagai berikut:
  1. melaksanakan bursa tenaga kerja dalam rangka mempertemukan antarpermintaan dan penawaran tenaga kerja
  2. mengadakan ekspansi kesempatan kerja, contohnya melalui pembangunan proyekproyek umum atau mendirikan industri-industri yang bersifat padat karya, dan kegiatan transmigrasi yang ditujukan selain dalam rangka persebaran tenaga kerja, tapi juga dalam rangka ekspansi kesempatan kerja;
  3. meningkatkan mutu tenaga kerja;
  4. menyiapkan tenaga kerja terdidik dan terlatih dengan meningkatkan pendidikan formal, contohnya dengan kegiatan wajib belajar;
  5. menyiapkan tenaga kerja yang bisa bekerja keras, ulet, tekun, serta produktif melalui peningkatan kesehatan dan perbaikan gizi penduduk;
  6. mengadakan pelatihan-pelatihan kerja sesuai dengan gugusan kerja yang tersedia;
  7. mengadakan proyek magang bagi calon tenaga kerja;
  8. mendirikan balai-balai latihan kerja.

Baca juga: Macam-macam Jenis Pengangguran