Asal-Usul Sayur-Sayuran Di Indonesia



Indonesia sangat kaya dengan floranya. Flora yang bermacam-macam ini didukung oleh letak geografi Indonesia yang strategis yaitu berada di daerah ekuator dan diapit oleh dua samudera. Ditambah lagi, Indonesia dilengkapi dengan hamparan pegunungan merapi aktif sehingga diberi julukan “The ring of fire”. Pegunungan ini menjadikan tanah di Indonesia menjadi lebih subur sehingga banyak tumbuhan tropis hidup di tempat ini. Selain tumbuh liar di hutan, beberapa jenis tumbuhan telah banyak dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Beberapa tumbuhan budidaya sanggup dimanfaatkan sebagai sayuran.

Sayuran bukan hanya sebagai kuliner tambahan tetapi juga penyedia vitamin, dan nutrisi lainnya. Vitamin A dan C serta mineral menyerupai kalsium dan besi banyak terkandung dalam sayuran. Semakin jelas warna sayur, maka semakin tinggi kandungan vitamin dan mineralnya. Selain itu, sayuran juga kaya serat yang baik bagi pencernaan. Oleh sebab itu, kuliner yang disajikan di rumah-rumah ataupun restoran tidak akan lengkap tanpa adanya sayur.

Berbagai jenis kuliner sayuran ada di Indonesia, mulai dari sayur sop, sayur asem, sayur bening, sayur lodeh, sayur labu, sayur paku, sayur ceccak, sayur lalapan, sampai salad. Masakan lainnya juga memakai sayuran sebagai materi tambahan menyerupai bubur manado yang memakai bayam, nasi goreng yang memakai kol, dan sawi, kuliner kapurung yang memakai bayam, dan jantung pisang, steak yang dilengkapi wortel dan sayur lainnya serta kuliner lainnya. Hampir semua kuliner dilengkapi dengan sayuran.

Jenis sayuran yang ada di Asia Tenggara berjumlah 228 jenis (Prosea, 1994). Sebagian besar dari sayuran tersebut sanggup ditemukan di Indonesia. Sayuran yang terdapat di pasar saja sangat bermacam-macam yaitu wortel, kentang, bawang merah, bawang putih, bayam, kangkung, sawi putih, sawi hijau, daun selada, daun papaya, daun singkong, daun pakis, kol, tomat, terong, labu siam, nangka muda, buncis, kacang panjang, cabe besar, timun, baby corn, cabe rawit, paprika, manisa, kembang kol, brokoli, bit, rebung, asparagus, dan lain-lain.

Di Indonesia, masyarakat sudah mulai melaksanakan contoh hidup sehat dengan banyak mengonsumsi sayuran. Berbagai jenis diet dan contoh makan sehat dilakukan dengan mengonsumsi sayuran. Hal ini menjadikan kebutuhan sayuran di Indonesia semakin meningkat sehingga aneka macam jenis sayuran dibudidayakan di Indonesia. Meskipun sayuran telah banyak dibudidayakan di Indonesia, sebagian besar sayuran tersebut tidak berasal dari Indonesia.

Berdasarkan studi asal mula tumbuhan budidaya, Li (1970) membagi tempat asia penggalan timur menjadi empat area yaitu Cina penggalan utara, Cina penggalan selatan, Asia penggalan selatan dan kepulauan penggalan selatan. Kepulaun penggalan selatan yang meliputi negara Indonesia mempunyai jenis tumbuhan budidaya yang berbeda dari tiga area lainnya. Di area ini, budidaya tumbuhan penghasil buah berkembang dengan pesat sehingga menjadi sentra tumbuhan penghasil buah. Berbeda dengan tumbuhan penghasil buah, budidaya tumbuhan penghasil sayur-sayuran tidak banyak dilakukan di area ini. Hasil hutan tersedia sepanjang tahun sehingga beberapa jenis tumbuhan liar yang mempunyai daun muda atau buah sanggup eksklusif dipakai sebagai sayuran. Ketersediaan sayur-sayuran di alam liar tersebut menjadikan budidaya sayur-sayuran menjadi tidak berkembang.

Sayur-sayuran yang ada di Indonesia berasal dari aneka macam negara diantaranya negara yang terdekat menyerupai India dan Cina. Menurut Li (1970), beberapa jenis sayuran menyerupai bawang putih, dan sawi-sawian (Brassica chinensis, B. pekinensis) berasal dari area Cina penggalan utara. Bawang putih telah dibudidayakan sekitar 5000 tahun. Sayur sawi (B. japonica, B. alboglabra), kangkung, dan bawang (Allium chinensis) diperkirakan berasal dari area Cina penggalan selatan sedangkan sayur bayam, pare, labu pundur, pare welut, dan gambas berasal dari Asia penggalan selatan. Beberapa sayuran yang diperkirakan berasal dari Eropa ialah bit dan kubis. Sayuran yang berasal dari amerika antara lain cabai, labu, kentang, buncis, dan tomat. Sayur bayam diperkirakan berasal dari Asia Barat-daya dan Asia Tengah.

Sayur-sayuran yang berasal dari aneka macam negara tersebut masuk ke wilayah Indonesia dengan aneka macam cara. Distribusi sayuran ke Indonesia tentunya tidak lepas dari campur tangan insan yang membawa sayuran tersebut dari luar ke Indonesia. Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung apakah sayuran tersebut sanggup dibudidayakan di Indonesia atau tidak. Misalnya, sayur tomat dan cabe yang berasal dari Amerika Selatan sanggup dengan gampang dibudidayakan di Indonesia sebab iklim dari kedua tempat tersebut hampir sama.

Sejak dulu sampai sekarang, jenis sayuran yang dibudidayakan telah mengalami perubahan. Di masa lampau, cara mengekstraksi minyak masih belum diketahui sehingga sayuran yang berlendir lebih disukai dan dibudidayakan menyerupai mallow (Malva sylvestris) dan daun kacang kedelai. Seiring kemajuan teknologi, cara mengekstraksi minyak telah diketahui sehingga sayuran yang awalnya berlendir mulai ditinggalkan dan beralih ke sayuran yang tidak berlendir. Hingga dikala ini, jenis sayuran yang dibudidayakan akan terus mengalami perubahan. Semakin berkembangnya teknologi menjadikan pengetahuan mengenai sayuran bertambah sehingga pemuliaan terus dilakukan untuk membuat kultivar sayuran gres yang lebih disukai.

Dari uraian di atas, sanggup diketahui bahwa sayur-sayuran yang beredar di Indonesia selama ini ternyata bukan tumbuhan orisinil Indonesia. Sayuran tersebut berasal dari aneka macam negara yang telah melaksanakan budidaya sayuran selama ribuan tahun. Para penjelajah dan pedagang dari aneka macam negara membawa sayuran tersebut sampai masuk ke Indonesia.

Penulis: Andi Madihah Manggabarani

Referensi: Hui-Lin Li. 1970. The Origin of Cultivated Plants in Southeast Asia Siemonsma, J. S., & Kasem P. 1994. Prosea Plant Resources of South-East Asia 8