Biologi Dan Penjabaran Lutung Jawa (Trachypithecus Auratus)

 merupakan jenis lutung endemik Indonesia yang mempunyai rambut hitam legam Biologi dan Klasifikasi Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)Daftar Primata di Indonesia Terbaru!

Berdasarkan list IUCN, binatang ini dikategorikan rentan (vulnerable) alasannya jumlahnya yang terus menurun akhir penjualan dan perburuan binatang ilegal serta habitat yang terus berkurang.

Lutung sampaumur mempunyai panjang badan dari ujung kepala sampai tungging sekitar 517 mm. Panjang ekornya rata-rata 742 mm, sedangkan berat tubuhnya rata-rata 6,3 kg. Lutung mempunyai rambut berwarna hitam diselingi warna keperakan. Bagian ventral berwarna kelabu pucat dan pada kepala terdapat jambul. Bayi lutung yang gres lahir berwarna kuning jingga dan tidak berjambul, namun seiring bertambah sampaumur rambutnya akan bermetamorfosis hitam kelabu. Umumnya lutung sanggup hidup sampai umur 20 tahun.

Trachypithecus auratus ditemukan pada banyak sekali tipe hutan, baik di tempat mangrove, pantai, rawa air tawar, hutan dataran rendah, hutan desidua, maupun hutan pegunungan sampai ketinggian 3500 meter. Makanan utama lutung yakni daun dan bunga. Hewan ini juga memakan buah matang maupun belum matang dan larva insekta. Lutung lebih menyukai daun yang kaya akan protein dan rendah serat. Menurut beberapa penelitian, lutung memakan lebih dari 66 jenis tumbuhan yang berbeda. Komposisi makanannya 50 % berupa daun, 32 % buah, 13 % bunga, dan sisanya bab tumbuhan lain atau serangga.

Lutung termasuk binatang arboreal dan diurnal, menghabiskan sebagian besar waktunya di pohon dan aktif pada siang hari. Lutung hidup berkelompok dengan jumlah anggota kelompok 6-23 ekor. Terdapat 1-2 jantan dengan satu jantan sebagai pimpinan kelompok dan beberapa betina serta belum dewasa yang masih dalam asuhan induknya. Ukuran kelompok sanggup bervariasi tergantung pada kondisi iklim. Pada tempat dengan demam isu kering yang panjang, lutung biasa menciptakan kelompok dengan ukuran besar.

Jantan alpha mendominasi anggota kelompok dalam hal perlindungan, pengamanan dikala melaksanakan pergerakan, dan perawatan anggota kelompok. Umumnya jantan mengeluarkan suara, melaksanakan gertakan dengan suara, serta menciptakan mimik yang menawarkan perilaku agresif. Suara yang dikeluarkan bergetar dan patah-patah, terdengar menyerupai “ghek-ghok-ghek-ghok”. Dalam kelompok jumlah betina lebih banyak alasannya adanya kompetisi antar jantan dan sistem perkawinan poligami. Betina merawat dan melindungi anaknya serta anak dari betina kelompoknya, namun akan bersikap garang jika bertemu betina kelompok lain.

Dalam melaksanakan pergerakan, lutung lebih sering meloncat dikala berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Meskipun lebih sering bergerak memakai kedua anggota gerak depan, lutung terkadang berjalan dengan keempat anggota geraknya dikala berada di cabang pohon yang besar atau di tanah. Daerah jelajah lutung berkisar antara 15-23 hektar dengan pergerakan harian sekitar 500-1300 meter.

_______
Penulis: Nisaa Adn’ain 

Referensi:
Supriatna, Jatna & Edy Hendras W. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.