Kecoa, Serangga Yang Lebih Renta Dari Dinosaurus



Pada zaman yang berlangsung antara 200 sampai 145 juta tahun yang kemudian atau disebut juga dengan zaman Jurassic, dinosaurus telah menghuni dan menguasai bumi sampai hujan meteor tiba pada zaman Mesozoic yang membuat punah mereka semua. Namun dinosaurus tidak sendiri pada zaman itu, ada hewan yang jauh lebih kecil dari mereka yang juga telah menghuni bumi jauh sebelum dinosaurus berjaya. Binatang itu ialah serangga kecil dan sering kita anggap menjijikkan yang kita beri nama kecoak. 

Nama kecoak diambil dari bahasa spanyol yaitu Cucaracha (Pedigo, 1989) dan diadopsi ke dalam bahasa inggris menjadi Cockroach. Kecoak telah ada semenjak zaman karbon dan telah eksis sebelum dinosaurus menguasai bumi, kecoak merupakan serangga tertua di muka bumi lantaran kehadirannya semenjak 350 juta tahun yang kemudian (Cornwell, 1968). Kecoak telah memiliki bentuk badan optimum dan beberapa anggota badan lainnya pada awal sejarah evolusi mereka. Mereka telah memiliki sayap yang bisa menutupi badan sampai abdomen, badan pipih dan gampang lolos dari predator serta ancaman lainnya. Hal itu membuat mereka sukses dan bisa bertahan dari radiasi besar pada zaman karbon. Bukti eksistensi kecoak tersebut sanggup diidentifikasi dari spesimen fossil kecoak yang sangat melimpah, beberapa diantaranya berumur 250 juta tahun dan sangat gampang dikenali sebagai kecoak (Cochran, 2003).

Hingga zaman modern ketika kini ini kecoak masih bertahan hidup dan kehadirannya masih melimpah, baik itu di alam liar maupun di pemukiman manusia. Di alam liar, kecoak hidup di kawasan tropis dan sub-tropis pada kawasan yang hangat, lembab dan banyak tersedia masakan untuk perkembangbiakannya. Di pemukiman manusia, kecoak sanggup ditemukan di dapur, tempat sampah dan tempat lembab lainnya (Cornwell, 1968). 

Karena tingkat survivalnya yang tinggi membuat jumlah populasinya melimpah, diantara 3.500-4.000 jenis kecoak yang berhasil diidentifikasi dan dideskripsikan oleh andal taksonomi, 25-30 jenis menjadi problem bagi insan . Oleh lantaran itu, kehadirannya di pemukiman penduduk kerap menjadi hama. Empat spesies diantaranya merupakan hama yang sangat mendominasi secara global, yaitu Supella longipalpa (brown-banded cockroach), Periplaneta americana (kecoak amerika), Blatta orientalis (kecoak asia) dan Blattella germanica (kecoak jerman) (Cochran, 2003).

Karena tingkat perkembangbiakan dan persebaran yang tinggi, insan menjadi sulit mengatasi populasinya. Manusia kemudian membuat insektisida untuk mengendalikan populasi kecoak yang terus meningkat. Penggunaan insektisida yang tidak terkontrol dan berlebihan menyisakan individu-individu kecoak dengan gen-gen terpilih dan tahan terhadap insektisida. Ketika insan mencoba melaksanakan seleksi alam terhadap kecoak memakai insektisida, insan secara tidak eksklusif telah membunuh individu-individu lemah dan menyisakan individu-individu besar lengan berkuasa yang akan susah dikendalikan dan dimusnahkan puluhan tahun berikutnya. Karena insan juga tak pernah sadar bahwa mereka sedang berhadapan dengan serangga yang umurnya lebih bau tanah dari dinosaurus, yang telah mengerti dan berpengalaman untuk survive dari banyak sekali macam seleksi, ibarat ketika hujan meteor pada zaman Mesozoic dan tingkat radiasi tinggi pada zaman karbon. Akankah kecoak akan bisa dikendalikan atau kita kontrol hanya dengan insektisida?

Penulis: Robby Janathan

Referensi:
  1. Cochran, D. G. 2003. Blattodea (Cockroaches). In: Resh, V. H. and R. T. Carde. 2003. Encyclopedia of Insects. Elseiver Science. California.
  2. Cornwell, P. B. 1968. The Cockroach. Rentokil lab, Ltd. P 42-49.
  3. Pedigo, L. P. 1989. Entomology and Pest Management. Macmillan Publishing Company. United States of America.