Mekanisme Kerja Auksin Pada Proses Inisiasi Akar Dan Pemanjangan Akar


Salah satu fungsi hormon auksin yaitu untuk merangsang pertumbuhan akar. Penggunaan auksin eksogen sendiri diketahui sanggup mempercepat proses pertumbuhan akar. Berdasarkan penelitian Hasanah & Setiari (2007), penggunaan auksin pada tumbuhan Pogostemon cablin memperlihatkan dampak optimal terhadap pertumbuhan jumlah akar dan panjang akar. Hal ini mengindikasikan bahwa auksin memicu inisiasi akar dan mendorong pemanjangan akar. Proses pembentukan akar berafiliasi dengan rasio antara hormon auksin dan sitokinin. Ketika rasio auksin lebih tinggi dibanding sitokinin maka organogenesis akan cenderung mengarah ke pembentukan akar dan sebaliknya saat rasio auksin lebih rendah dari sitokinin maka akan lebih mengarah ke pembentukan tunas. Makara penambahan auksin eksogen sanggup menciptakan rasio auksin lebih tinggi dan mempercepat proses inisiasi akar.


Suplai auksin eksogen diketahui sanggup menstimulasi aktivas perisikel, oleh alasannya yaitu itu auksin sanggup meningkatkan atau memicu proses pembentukan akar. Auxin Binding Protein 1 (ABP1) merupakan transporter yang mengikat auksin dan menginduksi hiperpolarisasi pada membran plasma biar ion sanggup melintasi membran dan mengangkut auksin ke nukleus. Auksin yang masuk ke dalam nukleus akan meningkatkan interaksi antara protein TIR1/ AFB F-box dan reseptor Aux/IAA, alasannya yaitu auksin bertindak sebagai lem molekuler yang meningkatkan interaksi antara TIR1 dan Aux/IAA. Selanjutnya protein Aux/IAA mengaktifkan enzim ubiquitin ligase dan berpasangan dengan ubiquitin untuk didegradasi oleh 26S proteasom. Peningkatan degradasi protein Aux/IAA ini menjadikan konsentrasi faktor respon auksin aktif yang lebih tinggi, lalu faktor transkripsi Auxin Response Factor (ARF) mengaktifkan transkripsi dengan mengikat elemen DNA auksin sehingga meningkatkan transkripsi gen. Peningkatan transkripsi gen ini sanggup mempercepat proses pertumbuhan akar.


Berdasarkan acid growth hypothesis, prosedur kerja auksin yaitu menginisiasi pemanjangan sel dan memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel flora untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ lalu menurunkan pH di dinding sel dan mengaktifkan enzim ekpansin yang memutus beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel dan melonggarkan struktur dinding sel serta meningkatkan plastisitas dinding sel. Menurut Taiz & Zeiger (2010), sumber ion H+ berasal dari H+-ATPase pada membran plasma, dan auksin sendiri meningkatkan kegiatan H+-ATPase. Auksin lalu menstimulasi pemompaan proton membran plasma sehingga meningkatkan potensial membran. Peningkatan potensial membran akan meningkatkan pengambilan ion ke dalam sel yang menjadikan pengambilan air secara osmosis. Sitoplasma lalu mendesak dinding sel ke arah luar dan memperluas volume sel akhir air yang masuk secara osmosis, selanjutnya sel flora akan memanjang dan membentang.

Penulis: Lili Andriyani

Referensi:
  1. Dewi IR. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman. Bandung: Fakultas PertanianUniversitas Padjadjaran Bandung.
  2. Hasanah FN & Setiari N. 2007. Pembentukan Akar pada Stek Batang Nilam (Pogostemon cablin Benth.) sesudah direndam Iba (Indol Butyric Acid) pada Konsentrasi Berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi 17(2):1-6.
  3. Taiz L & Zeiger E. 2010. Plant Physiology 3rd. Sunderland: Sinauer Associates Inc Publisher Massachusetts.