Penjelasan Lengkap Reaksi Antigen-Antibodi

1. Bagaimana metode reaksi antigen-antibodi secara in-vitro?
Reaksi antigen-antibodi secara in-vitro atau yang dikenal juga dengan metode serology ialah metode yang dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit dan untuk melaksanakan identifikasi serta kuantisasi dari suatu antigen dan antibodi.

2. Bagaimanakah caranya untuk menemukan titer antibodi di dalam serum?
Cara untuk menemukan titer antibodi di dalam serum sanggup dilakukan dengan melaksanakan suatu pengukuran dengan antigen yang sudah diketahui. Titer tersebut sanggup dipakai untuk melaksanakan diagnosa atau pre-diagnosa terhadap suatu penyakit. Misalnya saja peningkatan titer dari suatu antibodi pada plasma di kepingan tertentu sanggup mengatakan adanya indikasi suatu penyakit.

3. Untuk apakah titer antibodi itu diketahui?
Titer antibodi perlu diketahui untuk keperluan melaksanakan diagnosa ataupun pra-diagnose suatu penyakit. Misalnya saja peningkatan titer dari suatu antibodi pada plasma di kepingan tertentu sanggup mengatakan adanya indikasi suatu penyakit.

4. Hal-hal apakah yang memengaruhi ikatan antara antigen dengan antibodi?
Ikatan atara antigen dengan antibodi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, pH, kadar garam, dan temperatur. pH mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan ikatan. Pada pH yang cenderung asam, ikatan antara antigen-antibodi cenderung lemah, sedangkan pada pH yang agak basa ikatan antara antigen dan antibodi cenderung lebih kuat. Temperatur juga mempunyai peranan yang penting, terdapat temperature tertentu yang menjadikan interaksi antara antigen-antibodi menjadi lebih kuat.

5. Apakah agglutinin, lysinine, precipitations, dan antitoxins?
  • Aglutinin ialah antibodi yang sanggup menggabungkan antigen selular menjadi gumpalan-gumpalan.
  • Lysinine ialah antibodi yang sanggup menimbulkan disolusi dari membrane sel.
  • Presipitin ialah antibodi yang sanggup menghasilkan endapan dari antigen yang sudah terlarut.
  • Antitoxin ialah antibodi yang sanggup menetralisasi toksin.

6. Untuk apakah reaksi aglutinasi itu?
Reaksi aglutinasi dilakukan untuk mendeteksi, mengkuantisasi, dan menghitung antigen seluler. Aglutinin merupakan antibodi yang menggumpalkan (aglutinasi) suatu antigen. Aglutinin bereaksi dengan antigen selular, mirip bakteri, sel darah putih, sel darah merah, dan semua antigen lain yang berbentuk sel.

7. Apakah yang dimaksud opsonisasi itu?
Opsonisasi ialah meningkatnya kemampuan suatu antigen untuk terfagositosis. Ketika sel absurd berikatan dengan suatu antibodi yang sesuai, maka mereka akan terkumpul bahu-membahu kemudian membesar hingga cukup besar untuk dibedakan.

8. Mengapa aglutinasi sanggup timbul? berikanlah gambar skemanya!
Peristiwa aglutinasi timbul lantaran antibodi bersifat bivalen. Antibodi tersebut mempunyai dua tempat penggabungan dengan antigen. Dua tempat perikatan antara antibodi dengan tempat ikatan yang banyak pada antigen akan menimbulkan kristalisasi, yang sanggup menimbulkan ukuran kompleks menjadi semakin membesar.



9. Bagaimana cara kita melihat ada tidaknya reaksi aglutinasi?
Aglutinasi sanggup dilihat secara eksklusif pada tube reaksi antara antigen dan antibodi. Selain itu, proses aglutinasi juga sanggup dilihat di slide mikroskop.

10. Apakah slide agglutination itu?
Pengamatan proses aglutinasi suatu antigen oleh antibodi dengan melihatnya memakai slide mikroskop. Slide yang mengandung basil dan serum antibodi akan terlihat mirip terdapat gumpalan-gumpalan.

11. Apakah widal test? Untuk apakah test tersebut?
Salah satu cara untuk melihat adanya reaksi aglutinasi ialah dengan melaksanakan uji Widal. Uji Widal biasanya dipakai untuk melaksanakan diagnose terhadap tifus. Pada tes ini, jumlah antibodi dalam serum pasien dihitung dengan menambahkan sejumlah antigen berupa basil Salmonella typhi ke dalam serum secara seri. Setelah diinkubasi beberapa waktu, tube reaksi kemudian diamati untuk melihat proses aglutinasi yang terjadi.

12. Bagaimanakah terjadinya hemolisis? Bagaimana bedanya dengan bakteriolisis?
Perisitwa terjadinya lisis umumnya disebabkan oleh lantaran adanya acara suatu kompelemen. Aktivitas kompelemen menimbulkan naiknya acara esterase sehingga menimbulkan kerusakan membrane sel antigen. Pada perkara sel darah merah, hal tersebut mengakibatkan hemolisis. Hemolisis merupakan fenomena yang biasa ditemukan dalam compelement fixation test. Sama juga halnya dengan sel bakteri, pada kondisi tertentu juga sanggup mengalami insiden immune lysis. Lysis yang mirip ini disebut juga bakteriolisis.

13. Ceritakanlah wacana precipitation secara lebih terperinci lagi, dan berikanlah gambar ‘curve precipitation’.
Presipitasi terjadi pada antigen yang terlarut. Ketika antigen yang terlarut mengalami kontak dengan antibodi yang spesifik, mereka mengalami agreagsi, sehingga akan terjadi pengendapan. Jika grafik diplotkan, perbandingan antara jumlah antigen dengan antibodi akan menghasilkan grafik sebagai berikut:



14. Apakah yang dimaksud zone of antibody excess dan apakah zone antigen excess serta apakah zone of equivalent?
  • Zone of antibody excess ialah kondisi dikala konsentrasi antigen sangat rendah dibandingkan jumlah antibodi. Dalam kondisi ini, proses pembentukan kompleks tetap terjadi, tetapi endapan tetap dalam jumlah sedikit dan terdapat pada supernatant.
  • Zone of equivalent ialah kondisi dikala konsentrasi antigen mulai meningkat dan mulai terbentuk endapan jawaban terbentuknya Kristal oleh reaksi antigen dengan antibodi.
  • Zone of excess antigen ialah dikala jumlah antigen banyak tetapi antibodi sedikit. Akibatnya proses presipitasi tidak berjalan dengan sempurna. Pada kondisi tertentu, ini sanggup mengakibatkan penyakit pada insan yang disebut dengan serum sickness.


15. Apakah pengertian pro-zone dan post-zone?
Pro-zone ialah tempat dikala konsentrasi antigen sangat rendah, sedangkan konsentrasi antibodi banyak yang akan membentuk deretan komplek, akan tetapi endapan antigen-antibodi tetap berada di supernatan dan presipitasi mulai meningkat. Post-zone ialah tempat dimana konsentrasi antigen sangat tinggi, sedangkan konsentrasi antibodi menurun (rendah) dan presipitasi menurun.

16. Dengan metode apa saja reaksi presipitasi sanggup dilihat?
Proses presipitasi sanggup diamati pada tabung reaksi melalui metode immuno diffusion. Ke dalam tube dimasukkan sejumlah antiserum dan antigen dimasukkan ke atasnya. Setelah beberapa waktu, akan terlihat lapisan mirip garis endapan pada permukaan reagen yang digunakan. Reaksi ini disebut juga ring test.

17. Apa saja perbedaan garis presipitasi yang terbentuk antara identity, nonidentity, dan parsial identity?
Nonidentity ditandai oleh garis pengendapan saling bersilangan. Partial identity ditandai dengan terbetnuknya spur formation, mengindikasikan adanya reaksi silang antigen. Pada reaksi identity, lapisan membentuk dua lapisan chevron.

18. Apakah perbedaan antara immune diffusion dengan immune electrophoresis, serta radial immune diffusion?
Immune diffusion ialah metode yang dipakai untuk memisahkan antigen dengan memakai presipitasi, sehingga memebentuk mirip lapisan cincin. Immune electrophoresis ialah pemisahan antigen yang tercampur secara kompleks dengan memakai elektroforesis. Radial immunodfiffusion merupakan variasi dari uji immunodiffusion yang sanggup menghasilkan penghitungan jumlah antigen.

19. Apakah countor-immunoelectrophoresis itu?
Metode ini pertama kali dipakai untuk mendeteksi antigen hepatitits. Teknik countor-immunoelectrophoresis secara umum sangat mirip dengan metdoe difusi berganda, tetapi dengan memakai arus listrik yang lebih kuat. Arus listrik ini sanggup mempercepat presipitasi antigen dan memperbesar tempat presipitasi sehingga gampang terlihat.

20. Apakah Schick test itu?
Schick test merupakan test yang dipakai untuk menguji keberadaan antibodi untuk toksin difteri. Pada kondisi ada antibodi, seharusnya tidak terjadi reaksi. Hasil test yang aktual ditandai oleh tidak ditemukannya antibodi.

21. Apakah neutralization test itu?
Neutralization test ialah tes untuk mendetaksi antitoksin secara netralisasi in vitro. Contohnya ialah serum yang mengandung antitoksin dicampur dengan toksik secara in vitro. Kemudian sehabis beberapa menit, adonan tersebut diinjeksikan kepada binatang percobaan, maka binatang tersebut akan mempunyai pertahanan terhadap imbas toksik tersebut.

22. Apakah yang dimaksud VDRL? Apa kegunaan tes tersebut?
VDRL ialah Venereal Disease Research Laboratory. Tes tersebut bertujuan untuk diagnosis sifilis dengan memakai antigen heterophile yang merupakan gabungan antara antigen spirochete sifilis dengan antigen hati sapi.

23. Bagaimana cara melaksanakan flocculation test itu.
Flocculation test dilakukan dengan cara melaksanakan VDRL dengan memakai antigen heterophile yang merupakan gabungan antara antigen spirochete sifilis dengan antigen hati sapi. Antigen yang dipakai bersifat water-insoluble cardiolipin yang kalau terdapat kehadiran substansi yang mirip antibodi pada serum dari penderita sifilis akan membentuk agregat-agregat. Tes flocculation test sanggup dilakukan pada glass slide atau pada commercialy available cards melalui tes RPR (Rapid Plasma Reagin).

24. Buatlah gambar skematik serta jelaskan cara menciptakan radial-immunodiffusion, immuno-electrophoresis, dan counter-immunoelectrophoresis!
  • Radial-immunodiffusion. Dengan memakai agar-coated slide, semoga tersebut digabungkan dengan antibodi. Jika sampel serum diletakkan pada well di semoga maka sampel antibodi akan membentuk halo of precipitate yang akan berdifusi melalu semoga dan encounter antibodi. Diameter dari halo of precipitate berkorelasi dengan konsentrasi antibodi pada sampel.
  • Immuno-electrophoresis. Antigen a dan serta antigen b dan c masing-masing ditaruh pada titik yang berbeda, tetapi sejajar satu sama lain. Kemudian melaksanakan elektroforesis selama 60 menit. Setelah itu diberikan antiserum terhadap antigen a,b, dan c. Setelah itu melaksanakan immunodifusi selama 24 jam pada suhu 24°C. Kemudian akan terjadi migrasi pada antigen.
  • Counter-immunoelectrophoresis. Antigen dan antibodi ditaruh pada well dan elektris telah dipersiapkan. Pada buffer yang cocok, maka antigen yang bermuatan negatif akan bergerak mengarah ke anoda, sedangkan antibodi tanpa muatan akan bergerak ke arah yang berlawanan.

Prosedur immuno-diffusion