Penjelasan Antigen Lengkap


Antigen ialah molekul gila yang sanggup menginduksi adanya respons imun dan bereaksi secara spesifik dengan produk yang dibuat dari induksi respons imun yang terjadi.  Definisi usang dari antigen agak kurang sempurna alasannya ialah yang dimaksud bantu-membantu ialah imunogen.  Definisi antigen yang bantu-membantu ialah senyawa gila yang sanggup memicu pembentukan senyawa antibodi dan bereaksi secara spesifik dengan antibodi yang telah dipicu pembentukannya (Sell 1975). 

Antigen dan imunogen merupakan senyawa gila yang masuk ke dalam badan dan keduanya akan diproses oleh sistem pertahanan tubuh. Perbedaan utama dari antigen dan imunogen ialah terdapat pada respons imun yang terjadi di dalam tubuh.  Imunogen yang masuk ke dalam badan niscaya akan memicu respons imun di dalam tubuh, sedangkan antigen yang masuk ke dalam badan belum tentu sanggup memicu terjadinya respons imun oleh tubuh.  

Senyawa immunogen niscaya merupakan senyawa antigen alasannya ialah keduanya merupakan zat gila yang sama-sama niscaya bereaksi dengan antibodi, sedangkan senyawa antigen belum tentu merupakan immunogen alasannya ialah tidak semua antigen sanggup memicu terjadinya respons imun spesifik dari tubuh. Sifat dari antigen berupa kemampuan untuk bereaksi dengan hasil dari antibodi yang telah diproduksi oleh sistem imun ialah antigenicity. Sifat dari immunogen berupa kemampuan untuk memicu terjadinya respons imun dari dalam badan dinyatakan dengan istilah immunogenicity.

Berdasarkan sumbernya terdapat 3 (tiga) macam antigen, yaitu autologous antigen, homologous antigen, dan heterologous antigen.  Autologous antigen berasal dari individu yang sama dengan yang yang terkena antigen. Homologous antigen ialah antigen yang berasal dari individu lain tetapi masih dalam satu spesies yang sama. Heterologous antigen ialah antigen yang berasal dari individu yang berbeda dari spesies yang berbeda juga.  Perbedaan sumber antigen biasanya akan menghasilkan respons imun yang berbeda dari sumber lainnya (Criep 1962).

Berdasarkan kemampuan berikatannya, antigen cenderung mempunyai sifat multivalent sedangkan antibodi selalu bersifat bivalent.  Antigen berisfat multivalent yang dimaksud ialah bahwa antigen mempunyai lebih dari satu tempat perekatan dengan antibodi.  Artinya ialah bahwa antigen sanggup dikenali oleh lebih dari satu antibodi dikarenakan mempunyai lebih dari satu macam titik pengenalan. Antibodi cenderung bersifat bivalen, artinya suatu antibodi bersifat spesifik pada satu antigen saja. Dari sifat-sifat antigen dan antibodi sanggup diketahui bahwa satu antigen perlu dicoba untuk lebih dari satu antibodi semoga sanggup dikenali dengan sempurna dan sanggup bereaksi dengan antibodi (Criep 1975: 1).

Kemampuan antigen untuk sanggup bereaksi dengan suatu antibodi dipengaruhi oleh struktur dari antigen yang masuk ke dalam tubuh. Berdasarkan analisis dari struktur protein suatu antigen, diketahui ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur dari suatu antigen.  Faktor-faktor yang memilih struktur dari suatu antigen antaralain urutan asam amino dalam rantai polipeptida penyusun proteinnya, pelipatan rantai polipeptida dalam membentuk struktur tiga dimensi suatu protein, dan konfigurasi dari molekul protein penyusun suatu antigen.  Konfigurasi protein berperan dalam penyusunan senyawa sampingan yang khas dengan ikatan disulfide.  Senyawa sampingan yang terdapat dalam antigen akan sangat mempengaruhi  keantigenan suatu antigen.
Daerah pada antigen yang sanggup membentuk kompleks dengan antibodi disebut juga determinan antigen atau istilah lainnya ialah epitope.  Antigen determinan juga sanggup diartikan sebagai kawasan pada permukaan suatu antigen yang berperan dalam pembentukan kombinasi yang spesifik dengan antibodi.  Biasanya struktur determinan tersusun oleh peptide yang khas dan terikat secara kovalen dengan ikatan disulfida.  Suatu epitope dari antigen berikatan dengan bab spesifik dari antibodi yang disebut dengan paratope.  Epitope dan paratope bergabung dengan ikatan non-kovalen yaitu dengan memakai gaya Van der waals.  Kekuatan ikatan yang terbentuk antara antigen-antibodi dipengaruhi oleh besarnya gaya Van der Waals dan struktur tiga dimensi dari suatu antigen (Shetty 2005).
Terdapat kawasan reaktif pada determinan suatu antigen, selain reaktif kawasan determinan juga bersifat khas sehingga memilih karakteristik dari antigen yang dibawanya.  Senyawa antigen yang terlarut di dalam air molekul proteinnya akan menjadi bermuatan listrik.  Senyawa antibodi yang tiba bisa tertarik dan berikatan dengan determinan dari suatu antigen yang ada dikarenakan  adanya perbedaan muatan listrik yang dimiliki oleh epitope dan paratope serta adanya kesesuaian bentuk struktur antara epitope dan paratope yang ada sehingga membentuk struktur gembok dan kunci (Criep 1962.
Antigen terbagi atas dua macam tipe, yaitu complete antigen dan incomplete antigen.  Perbedaan antara complete antigen dan incomplete antigen ialah kemampuannya untuk menginduksi respons imun dari tubuh.  Complete antigen ialah antigen yang sanggup menginduksi respons imun badan sehingga terjadi pembentukan antibodi dan juga sanggup bereaksi dengan antibodi yang telah dibentuknya.  Incomplete antigen ialah antigen yang hanya sanggup bereaksi dengan antibodi tetapi tidak sanggup memicu terjadinya respons imun badan berupa pembentukan antibodi.  Selain perbedaan kemampuan dalam memicu respons imun, perbedaan lain dari complete dan incomplete antigen terdapat pada susunan kimianya dan ukuran molekulnya.  Complete antigen biasanya berupa senyawa yang kompleks ibarat protein atau polisakarida.  Complete antigen juga mempunyai berat molekul yang relative besar, yaitu lebih dari 10.000 dalton.  Incomplete antigen umumnya berupa senyawa-senyawa yang lebih sederhana tetapi bersifat reaktif dan berukuran molekul kurang dari 10.000 dalton.
Incomplete antigen disebut juga hapten.  Hapten menurut struktur kimianya terbagi menjadi dua jenis, yaitu simple hapten yang berupa molekul kecil dan complex hapten yang berupa molekul lebih besar ibarat lipid atau asam nukleat.  Incomplete antigen sendiri tidak bersifat immunogen, artinya tidak sanggup memicu respons imun badan berupa pembentukan antibodi.  Hapten perlu bergabung membentuk kompleks dengan molekul yang lebih besar yang disebut dengan karier, semoga sanggup memicu respons imun tubuh.  Gabungan antara hapten dengan protein karier akan membentuk kompleks hapten-karier atau yang dikenal dengan istilah conjugated antigen.

Hapten sebelum bergabung dengan protein karier, hapten tidak mempunyai determinan yang sesuai sehingga tidak sanggup memicu respons sistem imun badan berupa pembentukan antibodi. Peranan karier bagi hapten ialah selain untuk menambah ukuran molekul , karier juga berperan menyediakan determinan yang sesuai sehingga sanggup memicu respons imunitas dari dalam tubuh.  Contoh hapten ialah arsenilic acid. Arsenilic acid tidak sanggup memicu respons imun berupa pembentukan antibodi, namun dengan berkonjugasi dengan protein lain ibarat BSA dan membentuk kompleks hapten-karier maka sanggup terjadi respons imun dari badan berupa pembentukan antibodi yang bersesuaian.

Hapten merupakan antigen yang bersifat univalent.  Antigen univalent merupakan senyawa kimia yang berukuran kecil namun sanggup membentuk kompleks dengan antibodi.  Ketika sebuah senyawa univalent bergabung dengan antibodi yang bersesuaian, maka kompleks hapten-antibodi akan terbentuk.  Senyawa kompleks antigen-antibodi yang terbentuk bersifat gampang larut dan tidak terjadi pembentukan endapan saat pembentukan kompleks hapten-antibodi alasannya ialah tidak adanya proses bridging atau proses pembentukan lattice.

Hapten secara umum sanggup berupa simple hapten dan complex hapten. Simple hapten tersusun atas senyawa kimia sederhana, sedangkan complex hapten berupa senyawa lebih besar sanggup berupa lipid atau asam nukleat. Contoh dari complex hapten ialah kolestrol atau lesitin.

Terdapat empat macam ikatan yang sanggup mengikat antigen dan antibodi, yakni: Gaya elektrostatik, Ikatan hidrogen, Ikatan hidrofobik, dan Ikatan Van der Walls. Gaya elektrostatik ialah ikatan tarik-menarik yang terbentuk antara dua molekul ionic yang mempunyai medan magnet berbeda. Ikatan hidrogen ialah jembatan hidrogen reversibel yang terbentuk antar dua molekul hidrofilik. Ikatan hidrofobik ialah ikatan yang terbentuk antarmolekul yang hidrofobik. Gaya Van der Walls ialah interaksi antara electron terluar dari orbit antar dua makromolekul yang berbeda (Shetty 2005: 22).

Adjuvan ialah materi yang berbeda dari antigen yang ditambahkan ke dalam vaksin untuk meningkatkan respon imun, aktivasi sel T melalui peningkatan akumulasi APC (Antigen Presenting Cell) ditempat paparan antigen dan verbal konstimulator dan sitokin oleh APC. (Baratawijaya & Rengganis 2009: 564).

Adjuvant yang baik harus mempunyai sifat-sifat berikut:
  1. Membuang depot antigen dan melepas antigen bertahap sehingga memperpanjang paparan antigen dengan sistem imun.
  2. Mempertahankan integritas antigen
  3. Mempunyai target APC
  4. Menginduksi CTL/Tc
  5. Memacu respon imun dengan afinitas tinggi
  6. Mempunyai kapasitas untuk mengintervensi sistem imun yang selektif (Sel B dan Sel T) 


Sifat antigenisitas dari suatu distributor ditentukan oleh banyak sekali karakteristik dari antigen dan kemampuan genetik dari host. Karakteristik dari antigen yang baik bergantung pada ukurannya, berat molekulnya, bentuknya, configurasi dari molekul, jumlah free reactive point pada permukaannya, dan derajat kelarutannya. Antigenisitas akan meningkat jikalau ukuran suatu molekul semakin besar. Molekul antigenik kecil ialah antigen lemah. Rute derma antigen juga penting terhadap pembentukan deretan antibody, beberapa antigen sanggup menjadi lebih efisien jikalau derma antigen dilakukan secara intravenous dan beberapa dengan subcutaneous. Kadar antigen dan kondisi dari antigen yang diberikan juga merupakan salah satu faktor. Sifat antigenisitas akan meningkat jikalau diberikan penambahan dengan garam aluminium atau aluminium hidroksida.

Heterophile antigen ialah suatu antigen (epitope) yang terdapat dalam spesies hewan, tanaman, atau kuman yang berbeda yang sama-sama mempunyai cross-reactivity dengan antibodi dari grup heterophile. Heterophile antigen umumnya berupa karbohidrat. Forrsman antigen merupakan salah satu teladan heterophile antigen.

Cross reactivity ialah kemampuan dari antibody atau T cell receptor untuk bereaksi dengan dua atau lebih antigen yang mempunyai bentuk epitope yang hampir sama (Cruse & Lewis 2003: 176).


Referensi
  • Bratawijaya, KG & Rengganis, I. 2009. Imunologi Dasar. 
  • Criep, L. H. 1962. Allergy and Clinical Immunology. 
  • Cruse, M. J. & Lewis, R. E. 2003. Illustrated Dictionary of Immunology 2nd ed.
  • Sell, Stewart. 1975. Immunology, Immunopathology, and Immunity 2nd edition. 
  • Shetty, Nandini. 2005. Immunology: Introductory Textbook. 

Penelurusan Terkait:
fungsi antigen dan antibodi | makalah antigen | jenis antigen | antigen pdf | teladan antigen | macam macam antigen | perbedaan antigen dan antibodi | antigen ialah pdf