Evolusi
Rekonstruksi Pithecanthropus Erectus Menjadi Homo Erectus
Pada tahun 1890-an di Pulau Jawa untuk pertama kali Eugene Dubois menemukan fosil pecahan sebuah “manusia kera”, tak seorangpun mengetahui apa artinya. Ini pastilah contoh temuan jenis pertama. Temuan ini ditakdirkan untuk membuat kepala info dalam surat kabar. Karena mendahului zamannya, temuan tersebut berhadapan dengan masyarakat dan dunia ilmiah yang kedua-duanya belum siap menerimanya. Fosil itu merupakan fosil insan yang paling bau tanah dan palng primitif waktu itu. Akibatnya, ciri keranya lebih ditekankan daripada ciri manusianya. Dubois menamakannya Pithecantropus erectus (manusia monyet tegak). Tetapi sedemikian sedikitlah pengetahuan wacana geologi Jawa waktu itu hingga tidak ada cara menaksir umurnya. Ciri-ciri yang ditemukan pada fosil itu tidak serupa dengan fosil yang pernah ditemukan sebelumnya sehingga tak ada akad apakah tergolomg hominid atau kera, dan sedemikian sedikitnya pengetahuan wacana giologi sehingga fosil tersebut sulit ditentukan umurnya. Dubois pun beberapa kali berubah pendapat wacana fosil yang ia temukan, balasannya fosil itu pun disimpan dan menolak para ilmuan lain untuk meneliti fosil itu kembali.
Pekerjaan di Choukouien dimulai pada tahun 1927. Dalam waktu satu tahun ditemukan lagi sebuah gigi. Karena terpesona pada ukuran dan pola tonjolannya, Davidson Black mempelajarinya dengan seksama dan balasannya ia yakin bahwa gigi tersebut gigi insan yang sangat tua. Dengan yakin ia kemudian mengumumkan marga insan baru, yang kemudian dikenal sebagai insan peking. .Selama dua tahun berikutnya fosil-fosil lain ditemukan dan salah satunya yakni tengkorak, dari potongan fosil-fosil yang ditenukan kemudian ia merangkai fosil tersebut. Rangkaian fosilnya kemudian ia bandingkan dengan insan Jawa Dubois. Ciri-ciri tengkorak itu banyak sekali kesesuaiannya maka tidak diragukan lagi bahwa keduanya termasuk spesimen jenis manusia. Tengkorak temuan black lebih komplit dibandingkan temuan dubois, dubois membuat taksiran bahwa isi tengkorak kira-kira 1000cc, sehingga sanggup disimpulkan bahwa tengkorak tersebut milik manusia. Karena mempunyai banyak kesamaan dengan insan maka Pithecanthropus erectus dan insan peking oleh para hebat dinamakan Homo erectus.
Nama Pithecanthropus erectus telah dipergunakan selama lebih dari tujuh puluh tahun, tetapi kini memakai istilah Homo erectus. Ukuran otak Homo erectus mengalami perkembangan hingga mencapai ukuran sedikit lebih kecil dari otak insan modern. Homo erectus jantan mempunyai ukuran lebih besar dari pada betina. Beberapa fosil Homo erectus yang paling awal ditemukan di Afrika, berumur lebih dari 1,75 juta tahun yang lalu. Beberapa anggota spesies bermigrasi dari Afrika ke Asia dan Eropa. Homo erectus sampai di Pulau Jawa sekitar 1 juta tahun yang lalu, bahkan kemungkinan lebih dari 1,75 juta tahun yang lalu. Sekitar 600 ribu tahun yang kemudian spesies ini telah menyebar ke Asia Utara.
Ciri fisik Homo erectus sangat mempesonakan kepurbaan usianya yang pernah hidup diduga semenjak 17 hingga 0,3 juta tahun yang lalu. Posisinya yang berada diantara Homo habilis dan insan modern Homo sapiens, maka volumen otaknya diantara keduanya, yaitu 1000cc, tulang kening sangat menonjol, dahinya masih terlihat sangat datar, sementara bentuk atap tengkoraknya sangat pendek dan memanjang kebelakang. Tulang-tulang tengkoraknya sangat masif, terutama dibagian sisi kanan dan kiri, maupun dibagian belakang. Muka homo erectus terlihat pendek dan menjorok kedepan dengan tulang pipi yang lebar dan menonjol, gigi-giginya sangat besar, dengan rahang yang kekar dan tidak mempunyai tonjolan dagu, sehingga mengatakan Homo erectus mengunyah dengan kuat, ukuran tinggi Homo erectus adalah 165 cm. Homo erectus barangkali yakni insan pertama yang menguasai penggunaan api. Orang-orang ini juga telah memakai pakaian. Dengan perpindahan ke utara dan berjumpa dengan dinginnya ekspresi dominan mereka membutuhkan api dan pakaian. Homo erectus lebih terampil memakai alat dibandingkan dengan Homo habilis. Mereka juga sanggup membuat kapak tangan yang terbuat dari batu. Fosil yang berupa sisa-sisa hewan juga banyak ditemukan di sekitar lokasi inovasi fosil Homo erectus. Para saintis belum yakin apakah spesies ini mati dibunuh oleh predator atau dibunuh oleh manusia. Jenis makanan Homo erectus yang utama yakni buah, sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, serangga serta hewan kecil.
Apakah Homo erectus dapat berbicara atau tidak dengan melihat otaknya? Dari segi ukurannya, otaknya cukup besar untuk kebanyakan kiprah yang sanggup dilakukan otak modern, teristimewa alasannya cukup umur ini ada orang yang luar biasa kecerdasannya. Namun sistem lintas dalam otaknya sama penting dengan ukurannya, dan sayangnya, tidak ada otak Homo erectus yang sanggup diselidiki. Bentuk otaknya gampang ditentukan dengan membuat teladan atau cetakan bab dalam otaknya. Cetakan semacam ini sanggup menyingkapkan bahwa bentuk otak Homo erectus agak berlainan dengan otak insan modern. alasannya bab sentra dan sisi otaknya lebih kecil, tetapi sentra perbahasaan dan kaitannya nampak anggun dan sanggup menjalankan tugas. Selanjutnya, telaah alat bicara insan purba akhir-akhir ini mengatakan bahwa secara fisik ia sanggup menghasilkan aneka macam ragam bunyi. Sekali lagi di sini muncullah prinsip umpan balik positif, yakni bahwa perkembangan organisasi dalam otak merangsang perubahan fisik pada alat bicaranya dan sebaliknya. Pada saat Homo erectus mampu berbicara.
Klasifikasi dan Nama Ilmiah Homo erectus
Kingdom: Animalia
..Filum: Chordata
....Kelas: Mammalia
......Ordo: Primata
........Famili: Hominidae
..........Genus: Homo
............Spesies: Homo erectus