Jenis-Jenis Perihal (Genre Teks)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan artikel tentang..

PEMBAGIAN JENIS-JENIS WACANA (GENRE TEKS)

Oleh: Iqbal Nurul Azhar

A. PENDAHULUAN

Kita sering mendengar kata wacana. Tapi tahukah kita apa wacana itu sesungguhnya? Sampai ketika ini batasan atau definisi wacana yang dikemukakan para andal masih beragam. Antara definisi satu dan yang lainnya terdapat perbedaan. Hal ini semata-mata disebabkan lantaran sudut pandang yang dipakai para andal tersebut berbeda.

Untuk menghindari polemik dari munculnya bermacam-macam definisi ini, maka sudut pandang kita dalam diskusi ini akan kita batasi dan hanya berpijak pada sudut pandang linguistik (ilmu wacana bahasa) saja. Sayangnya, meskipun sudut pandang kita dalam menangkap fenomena wacana telah kita batasi dalam skop yang lebih kecil yaitu linguistik, ternyata dalam ranah inipun, para pakar juga berbeda dalam memerikan apa itu wacana. Karena itulah, pada diskusi kita kali ini (dengan mempertimbangkan mata tutorial kita yaitu ketrampilan menulis), yang akan kita jadikan aliran dalam mendefinisikan wacana yakni definisi yang disampaikan oleh Badudu dalam Eriyanto (2001:2), yaitu: (1) wacana yakni rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, yang membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang harmonis di antara kalimat-kalimat tersebut, dan (2) wacana yakni kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi yang berkesinambungan, disampaikan secara lisan atau tulisan.

B. PEMBAHASAN

Setelah sanggup memahami apa itu wacana, selanjutnya kita juga harus sanggup mengetahui jenis-jenis wacana dan perbedaan antara jenis wacana satu dengan wacana jenis lainnya. Dengan pengetahuan ini, diharapkan kita menjadi sangat kreatif dalam memproduksi wacana baik itu wacana lisan maupun tulisan.

Wacana secara kasat mata sanggup dibedakan berdasarkan  struktur generik (generic structure) dan fitur-fitur bahasanya (language features). Yang disebut struktur generik di sini yakni struktur yang terbentuk dari perbedaan fungsi-fungsi paragraf dalam membangun sebuah wacana (seperti tesis, argumen, klimaks, dst). Yang disebut fitur bahasa di sini yakni penggunaan atau pemanfaatan bahasa (baik itu tata bahasa maupun diksinya) untuk membangun sebuah wacana.

Berdasarkan struktur generik dan fitur-fitur bahasanya, wacana-wacana yang sering kita jumpai sanggup kita kelompokkan dalam tiga kelompok wacana yaitu; (1) kelompok wacana Naratif, (2) kelompok wacana Deskriptif dan (3) kelompok wacana Argumentatif.

Kelompok wacana Naratif sanggup dibagi menjadi beberapa genre seperti; (a) Naratif itu sendiri, (b) Rekon (recount), (c) Anekdot, (d) Spoof, (e) dan Item informasi (news item). Tipe-tpe genre di atas dibentuk dengan tujuan untuk menginformasikan sesuatu dalam bentuk cerita.

Kelompok wacana Deskriptif dibagi menjadi beberapa genre seperti; (1) Deskriptif, (2) Report, (3) Prosedur dan (4) Eksplanasi. Genre-genre jenis ini intinya dibentuk untuk memerikan (mendeskripsikan) sesuatu atau proses terjadinya sesuatu serta tidak dimaksudkan untuk menceritakan sesuatu.

Kelompok wacana Argumentatif dibagi menjadi beberapa genre seperti; (1) Eksposisi Analitik, (2) Eksposisi Hortatorik, (3) Diskusi serta (4) Argumentatif. Genre-genre tersebut dibentuk dengan tujuan untuk melaksanakan eksplorasi terhadap argumen-argumen yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana.”
Selain dari pembagian wacana ke dalam tiga kelompok wacana menyerupai yang telah di sebutkan di atas, beberapa pakar yang lain juga membagi wacana ke dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu (1) Naratif, (2) Non fiksi, dan (3) Sajak (poetry).
Berdasarkan pembagian yang kedua ini, yang termasuk dalam kategori wacana Naratif yakni petualangan, misteri, fiksi ilmiah, fantasi, fiksi sejarah, dongeng dilematis (roman), dialog, mitos, legenda, dongeng peri dan fabel. Untuk kategori wacana nonfiksi dalam hal ini yakni teks diskusi, teks eksplanasi, teks instruksi, persuasi, Report yang tidak kronologis serta Rekon. Sedang yang termasuk dalam kategori wacana sajak (poetry) yakni puisi bebas, puisi visual, dan puisi berstruktur.
Dalam diskusi kita kali ini, yang akan kita gunakan sebagai materi pijakan pembagian genre yakni pembagian terstruktur mengenai yang pertama yaitu Naratif, Deskriptif dan Argumentatif.
1. Kelompok Wacana Naratif.
a. Naratif.
Tujuan:
Untuk memikat atau menghibur pembaca/pendengar melalui cerita.
Struktur Generik:
  1. Orientasi
  2. Komplikasi
  3. Klimaks
  4. Resolusi
  5. Reorientasi
  6. Koda/Amanat (Boleh tersurat boleh tidak)
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
  2. mungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
  3. Kata kerja aksi
  4. Teratur dalam hal kronologisnya.
Contoh:  CINDERELA
Jaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis muda berjulukan Cinderella. Ia tinggal bersama dengan ibu tiri serta dua orang saudari tirinya.
Ibu tiri dan dua saudari tiri Cinderela mempunyai sifat gampang marah. Mereka memperlakukan Cinderela dengan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela melaksanakan pekerjaan rumah yang tersulit menyerupai menyikat lantai, membersihkan tempayan dan dandang, serta mempersiapkan kuliner untuk keluarga. Berbeda dengan Cinderela, dua saudari tiri Cinderela tidak melaksanakan apa-apa. Mereka hanya sibuk bersantai sepanjang hari. Ibu tiri merekapun memperlihatkan pakaian yang bagus-bagus buat mereka.
Suatu hari, dua saudari tiri Cinderela menerima sebuah permintaan pesta dari istana kerajaan. Pada permintaan tersebut juga dijelaskan bahwa pangeran kerajaan akan mengajak dansa perempuan yang disukainya yang hadir pada pesta tersebut. Mendengar informasi ini, dua saudari tiri Cinderela merasa senang dan berdebar-debar. Mereka kemudian sibuk menghabiskan waktu memilih-milih baju mana yang akan mereka kenakan. Mereka berharap sanggup menjadi perempuan yang beruntung yang diajak dansa oleh sang pangeran. Saat berangkat ke pestapun tiba. Ibu tiri dan saudari tiri Cinderela berangkat ke istana serta meninggalkan Cinderela sendirian dirumah. Tanpa sanggup dibendung, air mata Cinderelapun tumpah. Iapun menangis sedih.
“Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah bunyi lembut bertanya. Dengan terkejut Cinderela mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk dan melihat sesosok ibu peri berdiri di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “karena saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm, guman ibu peri. Meskipun kau diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu, kau selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dan selalu lapang dada. Oleh lantaran itu, saya juga ingin melihat kau sanggup pergi ke pesta.”
Dengan ajaib, ibu peri merubah labu yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga merubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tanganya dan baju lusuh itupun berubah menjadi gaun yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu beling yang sangat cantik. “Sekarang saatnya kau pergi, Cinderela.” Ibu peri berkata. “Namun ingat, kau harus pulang sebelum tengah malam atau kau akan kembali menyerupai semula.” Dengan gembira, Cinderela berangkat ke pesta.
Malam itu benar-benar menjadi malam yang menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa. Ia berdansa lagi-dan lagi dengan sang pangeran. Tiba-tiba, jam dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderellapun teringat pesan ibu peri dan segera berlari ke luar istana, secepat yang ia mampu. Dalam ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu kacanya tertinggal.
Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca. Saudari tirinya yang pertama mencobanya, tapi kakinya terlalu besar untuk sepatu itu. Meskipun ia berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tapi tetap saja sepatu itu tidak muat. Demikian juga saudarinya yang kedua. Ketika ia mencoba sepatu beling tersebut, kakinya terlalu kecil. Iapun gagal diboyong ke istana. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya.
Akhirnya, Cinderelapun diboyong ke istana. Sang pangeran merasa sangat senang melihat Cinderella lagi. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia
b. Rekon
Tujuan:
Untuk menceritakan insiden atau serangkaian insiden yang terjadi di masa lampau,
Struktur Generik:
  1. Orientasi
  2. Kejadian (-kejadian)
  3. Reorientasi
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan keterangan waktu definit; kemarin, lusa, tahun lalu
  2. Penggunaan partisipan personal; saya, kami, regu saya, dst
  3. Penggunaan konektor kronologis seperti; pertama, kemudian, dst
  4. Penggunaan kata kerja aksi
  5. Penggunaan kata sifat
Contoh:  GEMPA BUMI
Saya akan menceritakan pengalaman saya yang terjadi ahad kemarin yang berafiliasi dengan gempa bumi. Ketika gempa bumi terjadi, saya sedang mengendarai mobil. Waktu itu saya berada dalam perjalanan pulang dari Bali.
Tiba-tiba saya mencicipi adanya hentakan keras pada kendaraan beroda empat saya. Saya pikir waktu itu ban kendaraan beroda empat saya meletus. Saya tidak sadar jikalau ketika itu sedang terjadi gempa bumi. Saya gres sadar ketika saya melihat tiang listrik dan telepon yang ada di kanan kiri saya ambruk, berjatuhan menyerupai batang korek api yang ringan. Saya juga melihat batu-batu besar berantakan di sepanjang jalan. Mobil saya terperangkap di tengah batu-batu yang berantakan tersebut. Saya tidak bisa menggeser kendaraan beroda empat saya ke depan maupun ke belakang lantaran batu-batu tersebut merintangi jalan saya. Sepertinya tidak ada satupun yang sanggup saya lakukan untuk meneruskan perjalanan. Karena putus asa, saya tinggalkan kendaraan beroda empat saya dan menentukan berjalan kaki menuju rumah.
Sesampainya di kampung halaman saya, saya terkejut lantaran tidak ada satupun yang tersisa. Semuanya rata dengan tanah. Gempa bumi tersebut ternyata menciptakan kerusakan yang demikian besar pada kampung saya. Meskipun demikian, saya bersyiukur lantaran tidak ada satupun keluarga maupun warga kampung saya yang terluka serius.
c. Spoof
Tujuan:
Untuk menceritakan insiden dengan cara melibatkan twist (pelintiran) humor, serta untuk menghibur pembaca/pendengar
Struktur Generik:
  1. Orientasi
  2. Peristiwa (-peristiwa)
  3. Twist (pelintiran)
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
  2. Fokus pada orang, hewan, atau hal-hal tertentu lainnya
  3. Dimungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
  4. Kata kerja aksi
  5. Teratur dalam hal kronologisnya.
Contoh:
MALAS KE SEKOLAH
Suatu pagi, seorang ibu mengetuk pintu kamar anaknya keras-keras untuk membangunkan anaknya yang semata wayang tersebut. Ia gemas sekali lantaran jam dinding telah pukul 06.00 tetapi sang anak belum juga bangun.
“Bangun Budi, Waktunya kau ke sekolah! Sudah jam 06.00 lho”
“Males mami, Aku gak mau pergi.” Terdengar jawaban dari dalam kamar.
“Berikan dua alasan kenapa kau malas dan tidak mau ke sekolah.” Si ibu bertanya gusar.
“Anak-anak di sekolah benci padaku mami, demikian juga guru-guru di sekolah, mereka juga benci aku!”
“Alah, itu bukan alasan yang tepat Budi untuk memperbolehkan kau bolos. Keluar kini dan cepat mandi.”
“Kalau begitu mami, mami juga berikan alasan kepadaku kenapa saya harus ke sekolah.”
“Ya jelaslah, yang pertama, umurmu 52 tahun, dan yang kedua kau yakni kepala sekolah di sekolahmu. Cepetan Budi! Atau telingamu ibu jewer” si ibu berkata dengan tidak sabar.
d. Anecdote
Tujuan:
Berbagi dengan sesama pengalaman yang tidak biasa atau kecelakaan yang menggelitik
Struktur Generik:
  1. Abstrak
  2. Orientasi
  3. Krisis
  4. Reaksi
  5. Koda.
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan pertanyaan retorik.
  2. Penggunaan proses material
  3. Penggunaan Konjungsi temporal
Contoh:  KECELAKAAN MEMBAWA BERKAH
Tahun 1879 yakni tahun terbaik bagi William Procter dan James Gamble. Pada tahun tersebut  mereka sukses membangun sebuah bisnis. Bisnis lilin di kota Cincinnati yang mereka bangun secara patungan meraih laba yang sangat besar. Sayangnya, laba besar yang mereka raih dari bisnis ini tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan oleh ditemukannya lampu bohlam oleh Thomas Edison. Secara cepat, produk mereka tergusur oleh produk Edison. Bohlam telah merubah masyarakat, demikian juga tingkat penjualan lilin mereka.
Digunakannya bohlam secara luas oleh masyarakat, terang membawa dampak negatif bagi industri lilin. Pasar lilin mulai berangsur-angsur menyempit lantaran lilin telah tergantikan oleh bohlam. Lilin kini hanya dipakai untuk saat-saat tertentu saja. Dengan terjun bebasnya tingkat penjualan lilin, performa dari pabrik lilin William Procter dan James Gamble menjadi sangat menurun. Tidak hanya pabrik lilinnya saja yang mulai meredup, semangat Procter dan Gamble untuk menekuni bisnis tersebut juga meredup.  Situasi ini semakin bertambah ketika beberapa bulan kemudian, terjadi kecelakaan tak terduga yang disebabkan oleh kelalaian seorang karyawan pabrik. Karyawan tersebut pergi makan siang dan lupa mematikan mesin pembuat lilin. Karena mesin bekerja tanpa operator, udarapun masuk ke dalam adonan lilin. Adonan lilinpun menjadi rusak.
Namun, sehabis berdiskusi dengan supervisor pabrik, pemilik pabik memutuskan untuk tidak membuang adonan rusak tersebut. Ia bahkan mengucurkan adonan tersebut dalam kotak-kotak kecil. Sabunpun muncul dan mengeras. Dari proses di luar dugaan inilah, sabun “mengapung” muncul. Harley Procter memutuskan untuk memberi nama sabun jenis ini dengan nama yang gampang diingat masyarakat. Ia memberi nama sabun tersebut dengan IVORY (gading). Sabun IVORY inilah yang kemudian menjadi  trademark dari perusahaan Procter dan Gamble selanjutnya.
Secara mengejutkan, Procter dan Gamble mendapatkan banyak surat dari pembeli yang menanyakan produk hasil “kecelakaan” ini. Pembeli meminta lebih banyak lagi sabun yang bisa mengapung. Sabun Ivorypun dipasarkan secara umum. Meskipun formula yang menarik ini merupakan produk terbaik mereka, tapi mereka akan resah jikalau diminta menunjukan bagaimana insiden ini sanggup terjadi. Formula misterius ini menjadi terkuak ketika kronologis insiden kecelakaan ketika makan siang tersebut terungkap.

e. Item Berita
Tujuan:
Menginformasikan kepada pembaca/pendengar wacana even-even yang dianggap penting dan layak dijadikan berita.
Struktur Generik:
  1. Even (-even) utama
  2. Elaborasi (latar belakang, paryisipan, waktu, tempat) even (-even)
  3. Sumber-sumber informasi
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan kalimat pendek, wacana kabar yang disajikan pada judul berita.
  2. Penggunaan kata kerja aksi.
  3. Penggunaan ungkapan-ungkapan
  4. Penggunaan kata keterangan: waktu, tempat, dan tatacara.
Contoh:   KLOTER I BERANGKAT JUM’AT
Sidoarjo. Calon Jemaah Haji (CJH) Sidoarjo dijadwalkan berangkat jumat (15/10). Total CJH Sidoarjo sebanyak 2.450. Jumlah terebut terbagi menjadi enam kloter. Yakni, kloter 10, 11,15, 16, 17, dan 18. Mereka akan berangkat pada Jum’at (15/10), Minggu (17/10), dan senin (18/10)
Kepala seksi penyelenggara Haji dan Umrah Depag Kabupaten Sidoarjo Misbakhul Munir menerangkan, jemaah haji akan diberangkatkan dari pendopo Surabaya. Setelah dikarentina semalam, keesokan harinya mereka terbang ke Arab Saudi.
Untuk mengurangi kepadatan, Misbakhul menuturkan bahwa pihaknya akan membatasi jumlah pengantar. “Hanya kendaraan beroda empat berstiker yang boleh mengantar. Tapi pengantar dihentikan masuk pendopo,” ujarnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada ketika keberangkatan jemaah haji, kemudian lintas di sekitar Alun-alun Sidoarjo akan padat. Karena itu, ia mengimbau para pengendara untuk melewati jalur alternatif (Jawa Pos, Sabtu, 9/10/10)
2. Kelompok Wacana Deskriptif.
a. Deskriptif
Tujuan:
Untuk menjelaskan seseorang, tempat atau benda secara detail.
Struktur Generik:
  1. Identifikasi
  2. Dekripsi
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan nomina dan pronomina
  2. Penggunaan kata kerja aksi
  3. Penggunaan kata sifat dan kata keterangan
  4. Penggunaan terminologi-terminologi yang sifatnya teknis
Contoh:  CANDI BOROBUDUR
Borobudur yakni candi Hindu-Budha. Candi ini dibangun pada era ke-19 oleh dinasti Sailendra yang berasal dari kerajaan Mataram kuno. Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah Indonesia.
Borobudur populer ke seluruh penjuru dunia. Konstruksinya menerima pengauh oleh arsitektur Gupta India. Candi ini dibangun di atas sebuah bukit setinggi 46 meter dan delapan tangga yang berbentuk undakan batu. Lima tangga yang pertama berbentuk kotak, dikelilingi oleh tembok yang penuh pahatan yang membentuk gambar Budha. Tiga tangga di atasnya berbentuk melingkar. Pada tiap tangga melingkar tersebut terdapat stupa berbentuk lonceng. Keseluruhan gedung ditutupi oleh stupa besar yang terletak di tengah-tengah bundar teratas. Jalan menuju puncak borobudur yang berbentuk gang terbentang sejauh 4,8 kilometer. Desain Borobudur yang menyimbolkan struktur alam semesta menghipnotis gaya pembuatan candi Angkor di Kamboja.
Candi Borobudur yang diresmikan sebagai monumen nasional Indonesia pada tahun 1983 yakni harta tak ternilai bagi bangsa Indonesia.
b. Prosedur
Tujuan:
Membantu pembaca atau pendengar untuk memahami bagaimana cara melaksanakan atau menciptakan sesuatu dengan tepat.
Struktur Generik:
  1. Tujuan
  2. Bahan-bahan/perlengkapan
  3. Langkah-langkah/metode
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan kalimat imperatif
  2. Penggunaan kata keterangan rangkaian seperti, pertama, kedua, selanjutnya, dst.
  3. Penggunaan terminologi khusus.
Contoh:   KARE TELUR SRI LANKA
Kare Telur Sri Lanka yang akan kita buat ini berbahan dasar telur dan santan. Dinamakan Kare Sri Lanka lantaran kare ini mengadaptasi cara orang Sri Lanka dalam menciptakan kare yaitu dengan memakai kelapa untuk mengentalkan kuahnya serta menambah yummy cita rasanya. Bahan kuahnya yakni santan tanpa gula yang mengandung minyak kelapa alami. Santan jenis ini gampang dijumpai di supermarket-supermarket sekitar kita. Selain telur dan santan, bahan-bahan lain yang dibutuhkan yakni bawang merah, wortel, merica, jahe, seledri, garam, bawang putih, jeruk nipis, tepung, turmeik, dan bubuk kare
Yang pertama kali dilakukan yakni merebus telur hingga masak. Telur yang akan kita rebus kita masukkan ke dalam panci yang berisi air dingin. Angkat panci yang berisi telur dan letakan di atas kompor. Rebus telur selama 7 menit. Setelah itu angkat serta dinginkan telur dengan cara menyiramnya dengan air dingin.
Sambil menunggu telur menjadi dingin, panaskan mentega dan minyak pada wajan kecil. Kemudian masukkan bawang merah, wortel, merica, dan seledri yang telah diiris-iris sebelumnya. Aduk hingga merata. Setelah merata, tambahkan bawang putih dan jahe dan lanjutkan lanjutkan masak sekitar lima menit. Setelah itu masukkan turmeik, bubuk kare dan tepung. Aduk lagi hingga adonan tadi menjadi rata. Lanjutkan dengan menambahkan air panas, kemudian aduk lagi semoga kuah menjadi encer dan merata sempurna. Tambahkan penyedap yaitu garam dan merica kemudian masukkan pada santan. Aduk terus sekitar 20 menit dan amis harum kare tercium. Tambahkan jeruk nipis untuk penguat rasanya.
Terakhir, kupas telur dan potong telur-telur tersebut menjadi dua bagian. Letakkan di piring secara teratur dan siram dengan kuah kari yang telah masak. Pastikan telur-telur tersebut tertutup oleh kuah kare. Dinginkan selama satu menit dan Kare Telur Sri Lanka pun siap untuk dinikmati bersama nasi.
c. Report
Tujuan:
Untuk mempresentasikan informasi wacana sesuatu apa adanya. Informasi ini merupakan hasil pengamatan dan analisis yang sistematik
Struktur Generik:
  1. Klasifikasi umum
  2. Deskripsi
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Pengenalan kelompok atau aspek-aspek umum aspect
  2. Penggunaan hubngan logis yang kondisional
Contoh:  GAJAH
Gajah yakni binatang terbesar diantara hewan-hewan lain yang ada di dunia. Hewan ini mempunyai penampakan yang unik. Kakinya kekar, tubuhnya besar, punggungnya kuat, telinganya menggantung, mata dan ekornya kecil, serta mempunyai hidung yang panjang yang dikenal sebagai belalai. Gajah biasanya sanggup dilihat di kebun binatang. Sangat sukar sekali untuk melihat gajah di habitat aslinya.
Belalai merupakan organ tubuh gajah yang sangat unik serta bermanfaat. Dengan belalai, gajah sanggup menyemprotkan air ke tubuhnya. Dengan be;lalai pula gajah sanggup mengambil dedaunan untuk kemudian dimasukkan ke mulutnya. Meskipun tubuh gajah besar, gajah sanggup bergerak dengan cepat.
Gajah yakni binatang yang pintar. Dengan kepintaran serta kekuatannya, menciptakan gajah mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Gajah sanggup dilatih untuk mengangkat barang yang berat, memburu harimau bahkan untuk bertarung. Gajah yakni benar-benar binatang yang pintar.
d. Eksplanasi
Tujuan:
Untuk menjelaskan proses terciptaan sesuatu yang terjadi secara alamiah, atau proses bekerjanya fenomena alam maupun sosial.
Struktur Generik:
  1. Pernyataan umum
  2. Penjelasam
  3. Penutup
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan kata kerja aksi
  2. Penggunaan kalimat pasif
  3. Penggunaan frasa nomina
  4. Penggunaan frasa adverbia
  5. Penggunaan terminologi teknis
  6. Penggunaan nomina umum dan abstrak
  7. Penggunaan konjungsi waktu serta sebab-akibat
Contoh:  TSUNAMI
Kata “tsunami” berasal dari bahasa Jepang yang berarti pelabuhan (“tsu”) dan gelombang (“nami”). Tsunami yakni rangkaian gelombang yang timbul tanggapan air yang ada di danau atau di maritim secara cepat bergerak dalam skala yang besar.
Tsunami terjadi ketika dasar maritim mengalami kerusakan bentuk dan secara vertikal merubah posisi air yang datar. Gerakan vertikal yang besar dari patahan bumi sanggup terjadi pada lapisan bumi.
Gempa bumi yang tejadi di dasar maritim sangat berpotensi  mengakibatkan tsunami. Patahan dasar maritim mengakibatkan equalibrum air menjadi terganggu. Semakin besar tempat patahan yang terjadi, semakin besar pula tenaga gelombang yang di hasilkan. Gelombang besar yang mengalir deras ke daratan inilah yang sangat berbahaya bagi manusia.
Tsunami selalu membawa kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan yang terbesar disebabkan oleh gelombang besar yang membanjir daratan. Gelombang ini ketika mengenai pemukiman insan akan menyeret apa saja yang dilaluinya. Kadang, korban jiwa yang terjadi bukanlah lantaran disebabkan oleh ombak besar tsunami yang mengalir, tapi lantaran benturan dengan benda-benda yang dibawa gelombang tsunami. Selain itu lumpur yang ikut terseret gelombang tsunami mengakibatkan insan menjadi sulit untuk menyelamatkan diri dengan cepat.
2. Kelompok Wacana Argumentatif.
a. Eksposisi Analitik
Tujuan:
Mengungkapkan pada pembaca bahwa suatu hal yakni hal yang penting
Struktur Generik:
  1. Tesis
  2. Argumen (-argumen)
  3. Reiterasi/Simpulan
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan modalitas
  2. Penggunaan kata kerja aksi
  3. Penggunaan kata kerja yang berafiliasi dengan pikiran; merasa, berpikir, dst
  4. Penggunaan nomina umum dan abstrak
  5. Penggunaan konektor
Contoh:  MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL AKIBAT OBESITAS
Berat tubuh yang berlebihan dalam dunia kesehatan dikenal sebagai obesitas (kegemukan). Obesitas dalam hal ini didefinisikan sebagai sebuah kondisi di mana tubuh insan menyimpan lemak yang berlebih. Obesitas sangat potensial mengakibatkan gangguan pada kehidupan manusia.
Dalam dunia kedokteran, obesitas dikenal sebagai faktor utama penyebab penyakit jantung. Akibat dari kelebihan berat badan, jantung bekerja lebih keras. Jika jantung bekerja terlalu keras, hal ini terang sangat berbahaya bagi kesehatan. Serangan jantungpun sanggup terjadi. Selain itu, obesitas sanggup pula meningkatkan kolesterol serta tekanan darah. Tingginya kolestorol dan tekanan darah sanggup mengakibatkan pembuluh darah pecah sehingga apa yang disebut sebagai stroke, sanggup terjadi. Tidak hanya duduk perkara serangan jantung dan stroke, obesitas sanggup pula meningkatkan jumlah gula dalam darah. Jumlah gula yang tidak terkontrol ini sanggup mengakibatkan gangguan kesehatan yang kita kenal sebagai diabetes.
Selain duduk perkara kesehatan di atas, obesitas juga sanggup mengganggu kehidupan sehari-hari insan utamanya wanita. Kebanyakan kaum perempuan seringkali berusaha keras menjaga tubuh mereka semoga terhindar dari obesitas. Bagi kebanyakan wanita, menjadi gemuk yakni sebuah kekurangan. Dengan gemuk, kesempurnaan penampilan mereka menjadi berkurang dan ini tentu saja sanggup kuat negatif terhadap kepercayaan diri mereka.
Penelitian-penelitian serius sangat dibutuhkan untuk meneliti dampak obesitas pada manusia. Namun dari apa yang dipaparkan di atas, telah terang bagi kita bahwa obesitas tidak baik bagi kehidupan manusia.
b. Eksposisi Hortatorik
Tujuan:
Meyakinkan pembaca bahwa sesuatu harus atau tidak harus dilakukan
Struktur Generik:
  1. Tesis
  2. Argumen (-argumen)
  3. Rekomendasi
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan modalitas
  2. Penggunaan kata klerja aksi
  3. Penggunaan kata kerja yang berafiliasi dengan pikiran; merasa, berpikir, dst
  4. Penggunaan nomina umum dan abstrak
  5. Penggunaan konektor
Contoh:  TEMPAT SAMPAH BANYAK, SEKOLAH SEHAT
Sebagai seorang guru, saya meyakini bahwa kesehatan lingkungan sekolah kita sanggup mendukung prestasi anak ajar kita. Untuk mewujudkan kesehatan sekolah ini, kita sanggup melaksanakan banyak hal, salah satunya yaitu dengan cara meningkatkan jumlah tempat sampah di sekolah
Biasanya, ketika kita menengok kondisi kelas kita, koridor sekolah, halaman depan dan halaman belakang sekolah, kita sering menjumpai kertas-kertas, gelas atau botol air mineral, sedotan, plastik-plastik kuliner ringan, berantakan di tempat tersebut. Benda-benda tersebut sebagian besar berasal dari anak ajar kita. Kondisi ini terang sanggup merusak pemandangan dan mengganggu kesehatan sekolah. Kertas-kertas dan plastik-plastik yang berantakan sanggup menyumbat selokan sekolah ketika hujan tiba. Gelas dan botol minuman bekas yang berceceran sanggup menjadi sarang tempat berkembangnya nyamuk.
Saya melihat sebagian besar bawah umur kita telah mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi untuk menjaga kebersihan sekolah. Mereka seringkali saya jumpai membuang sampah di tempat sampah. Meskipun demikian, ada juga sebagian dari mereka yang saya jumpai malas untuk membuang sampah di tempat sampah. Mereka lebih menentukan membuang tempat sampah di pojok kelas, atau bahkan di depan kelas. Ketika saya tanya mengapa mereka melaksanakan hal tersebut, sebagian besar dari mereka menjawab bahwa mereka melaksanakan hal tersebut lantaran tempat sampah yang ada, sangat jauh dari kelas mereka. Mendengar jawaban ini saya menjadi sadar betapa sedikitnya jumlah tempat sampah di sekolah kita.
Sekolah seharusnya menyediakan tempat sampah yang cukup untuk sampah-sampah yang dihasilkan anak ajar kita. Sebuah tempat sampah seharusnya diletakkan tiap 10 meter di sekolah kita. Dengan demikian, ketika bawah umur bermaksud membuang sampah mereka, mereka sanggup menemukan tempat sampah tersebut dengan mudah. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk membuang sampah sembarangan.
Ketika sekolah telah dilengkapi dengan tempat sampah yang cukup, murid-murid tidak akan malas lagi membuang sampah di tempat yang semestinya. Dengan demikian, kebersihan sekolah kita menjadi terjaga. Oleh lantaran itu saya menyarankan marilah kita tambah jumlah tempat sampah di sekolah kita sehingga sekolah kita menjadi tempat yang higienis dan sehat bagi anak ajar kita.
c. Diskusi
Tujuan:
Menyediakan infomasi dan opini terhadap sebuah isu melalui dua beling mata yang berimbang (Pros isu dan Kontra isu)
Struktur Generik:
  1. Isu
  2. Argumen pro dan argumen kontra
  3. Konklusi/Simpulan
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan modalitas
  2. Penggunaan kata klerja aksi
  3. Penggunaan kata kerja yang berafiliasi dengan pikiran; merasa, berpikir, dst
  4. Penggunaan nomina umum dan abstrak
  5. Penggunaan transisi/konektif
Contoh:  KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TENAGA NUKLIR
Tenaga nuklir berasal dari uranium yaitu sejenis logam yang didapat dari tambang-tambang yang ada di seluruh dunia. Stasiun nuklir skala besar yang pertama dibuka di Calder Hall in Cumbria, Inggris pada tahun 1956.
Nuklir sangat bermanfaat bagi manusia. Beberapa kapal maritim militer serta kapal selam memakai nuklir sebagai sumber tenaga penggeraknya. Selain itu, nuklir sanggup memproduksi energi yang sangat besar serta bisa mensuplai 11% dari kebutuhan energi insan di dunia. Berbeda dengan materi bakar fosil menyerupai batubara, nuklir tidak mengakibatkan polusi.
Di lain pihak, nukir juga sangat berbahaya. Stasiun nuklir harus di bungkus rapat-rapat dan diletakkan dalam tanah semoga radioaktifnya tidak menyebar kemana-mana. Meskipun sanggup diandalkan, membangun pembangkit nuklir juga butuh dana yang besar. Dana ini dikeluarkan untuk memastikan keamanan dari pembangkit ini. Sedikit saja salah, maka ancaman yang dihasilkan tenaga nuklir sangatlah luar biasa.
Masyarakat internasional mempunyai perhatian yang besar wacana hal ini. Pada tahun 1990 hingga sekarang, pembangunan stasiun tenaga nuklir masih tetap menjadi hal yang problematik dan ramai dibicarakan.
d. Argumentatif
Tujuan:
Menyajikan duduk perkara yang kontradikif. Masalah tersebut didiskusikan melalui dua kacamata yang berbeda (Pro atau Kontra). Penyaji wacana menentukan pada sisi mana ia berpihak.
Strukture Generik:
  1. Isu
  2. Argumen pro dan/atau argumen kontra
  3. Stand (Posisi)
  4. Argumen Stand
  5. Konklusi/Simpulan (Opsional)
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan modalitas
  2. Penggunaan kata klerja aksi
  3. Penggunaan kata kerja yang berafiliasi dengan pikiran; merasa, berpikir, dst
  4. Penggunaan nomina umum dan abstrak
  5. Penggunaan transisi/konektif
Contoh:  ALIEN: BENARKAH MEREKA ADA?
Kita telah banyak mendengar informasi wacana keberadaan alien. Kebanyakan informasi tersebut ditemukan dalam film-film fiksi. Dalam banyak film-film fiksi, alien kadang digambarkan sebagai makhluk hidup yang baik, kadang juga sebagai makhluk jahan nan mengerikan yang bermaksud menguasai bumi. Sayangnya, kebanyakan informasi yang beredar wacana alien ini hanyalah menurut imajinasi saja, karangan popler manusia  era ini.
Ada beberapa alasan logis mengapa keberadaan alien sangat sulit diyakini. Ada banyak planet di dunia ini. Meskipun planet-planet tersebut mempunyai matahari, tapi kondisi planet-planet tersebut terang sangat berbeda dengan bumi. Beberapa di antaranya terlalu banyak mendapatkan radiasi dari matahari sehingga planet tersebut sangat panas. Beberapa di antaranya juga sangat sedikit mendapatkan radiasi matahari sehingga sehingga sangat tidak mungkin makhluk hidup tinggal di planet tersebut.
Meskipun ada kemungkinan bahwa makhluk hidup sanggup tinggal di planet-planet selain bumi, tapi tak ada seorang ilmuwan pun yang yakin bahwa mereka mempunyai kecerdasan menyerupai manusia. Perlu diingat bahwa di bumi ada banyak makhluk hidup yang menghuninya, tapi hanya satu yang mempunyai kecerdasan yaitu manusia.
Selain itu, andaikata makhluk hidup dengan kecerdasan menyerupai insan tinggal di planet tersebut, lantas mengapa hingga kini kita belum mendapatkan kontak satupun dari mereka. Manusia telah mengirimkan banyak sinyal ke luar angkasa. Andaikata alien benar-benar ada, secara kebijaksanaan mereka pastinya telah mendapatkan sinyal-sinyal tersebut dan membalasnya.

C. PENUTUP
Ada banyak teori wacana pembagian genre-genre wacana. Teori pembagian genre di atas merupakan salah satu dari teori-teori tersebut yang telah usang dikembangkan di Amerika. Teori-teori ini mulai masuk dan dikembangkan di Indonesia semenjak tahun 2000-an. Meskipun sederhana, tapi teori pembagian ini sangat bermanfaat dalam mengklasifikasikan jenis-jenis wacana.
Sebenarnya, selain dari genre-genre di atas, masih ada beberapa genre lagi yang belum dibahas dalam artikel ini, menyerupai Surat (baik itu dinas maupun pribadi), Pengumuman, Jargon, Iklan, Lirik lagu, Puisi, Grafiti (Latrinal, tag, dst) dan banyak lagi. Genre-genre tersebut tidak didiskusikan dalam artikel ini lantaran waktu yang terbatas. Mudah-mudahan dengan adanya klarifikasi sekilas ini sanggup bermanfaat bagi kita untuk meningkatkan minat kita dalam mencipta karya sastra.

SUMBER-SUMBER
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Teks Media. Yogyakarta: LKiS.