Sistem Ekskresi Pada Insan (Materi Lengkap)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi biologi perihal Sistem Ekskresi pada Manusia mencakup Pengertian Ekskresi, Organ-organ Sistem Ekskresi Manusia, dan kelainan pada sistem Ekskresi. Silakan disimak selengkapnya....


Peta Konsep Sistem Ekskresi pada Manusia

A. PENGERTIAN EKSKRESI


Pengertian ekskresi ialah pengeluaran zat-zat sisa metabolisme tubuh yang sudah tidak berkhasiat bagi tubuh. Zat-zat sisa itu berupa urine (dikeluarkan oleh ginjal), keringat (dikeluarkan oleh kulit), empedu (dikeluarkan oleh hati), dan karbondioksida CO2 (dikeluarkan olehparu-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh lantaran kalau tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh.

B. ORGAN-ORGAN SISTEM EKSKRESI MANUSIA

Setelah mengetahui apa itu pengertian ekskresi, kini mari kita bahas organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.

1. Kulit

Dalam kehidupan sehari-hari kulit mempunyai kiprah penting untuk kita. Salah satu fungsinya ialah mengeluarkan zat sisa menyerupai keringat. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat, dan hipodermis (jaringan ikat dibawah kulit).



Kulit dibagi menjadi 3 lapisan yaitu :

(a) Lapisan Epidermis


Epidermis merupakan lapisan kulit yang terluar, terdiri dari lapisan sel yang telah mati yang disebut juga lapisan tanduk.  Fungsi epidermis ialah sebagai sawar pelindung terhadap bakteri, iritasi kimia, alergi dan lain-lain.

Epidermis sanggup dibagi menjadi 5 lapisan :
  • Stratum corneum (lapisan tanduk).
Stratum corneum merupakan lapisan kulit yang paling luar.  Stratum korneum paling tebal pada telapak kaki dan paling tipis pada pelupuk mata, pipi dan dahi. Lapisan ini tersusun atas sel-sel mati yang gampang mengelupas.
  • Stratum lucidum (daerah rintangan).
Lapisan ini berwarna terang dan hanya nampak pada lapisan kulit yang tebal. Hanya terlihat pada telapak kaki dan telapak tangan.
  • Stratum granulosum (lapisan menyerupai butir).
Lapisan ini menggandung sel-sel bergranula yang menghambar pengeluaran air berlebih. Stratum granulosum berpartisipasi aktif  dalam proses keratinisasi, hanya mekanismenya belum diketahui jelas.
  • Stratum spinosum (lapisan sel duri).
Stratum spinosum (stratum malpighi) terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda lantaran adanya proses mitosis. Lapisan ini ialah lapisan paling tebal di epidermis.
  • Stratum germinativum (lapisan sel basal).
Lapisan ini selalu tumbuh dan membelah, lapisan ini banyak ditemukan sel melanosit yang menghasilkan pigmen melanin yang memilih warna kulit seseorang.

(b) Lapisan Dermis


Dermis mempunyai ketebalan 3-5 mm, merupakan anyaman serabut kolagen dan elastin yang bertanggung jawab untuk sifat-sifat penting dari kulit.  Dermis mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe, gelembung rambut, kelenjar lemak (sebasea), kelenjar keringat, otot dan serabut saraf.
  • Kelenjar Keringat (Glandula Sudorifera)
Kelenjar ini berfungsi mengeluarkan keringat melalui akses keringat yang bermuara di pori-pori kulit.
  • Kelenjar Minyak ( Glandula Sebasea)
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak (sebum). Minyak yang dikeluarkan berfungsi untuk melumasi kulit dan menciptakan rambut tidak kering.
  • Kantong Rambut
Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kantong rambut dilengkapi dengan otot penegak rambut. Pada ketika udara dingin, otot rambut berkontraksi yang mengakibatkan tegaknya batang rambut.
  • Pembuluh Kapiler Darah
Pembuluh kapiler darah berfungsi mengedarkan zat-zat masakan yang diharapkan untuk pertumbuhan rambut dan sel-sel kulit.
  • Ujung-Ujung Saraf Penerima Rangsang
Ujung-Ujung saraf akseptor rangsang mencakup :
a) Pacini : Tekanan
b) Ruffini : Panas
c) Krause : dingin
d) Meissener : sentuhan

(c) Lapisan Hipodermis (Jaringan ikat bawah kulit terletak di bawah kulit jangat)


Lapisan terdalam kulit yang membantu untuk melindungi tubuh dan bantal organ internal. Lapisan terdalam kulit ialah hipodermis. Terdiri dari lemak dan jaringan ikat longgar, lapisan ini kulit insulates tubuh dan bantal dan melindungi organ internal dari cedera. Hipodermis juga menghubungkan kulit untuk jaringan di bawahnya melalui kolagen, elastin dan serat retikuler yang membentang dari dermis. Komponen utama dari hipodermis ialah jenis jaringan ikat khusus yang disebut jaringan adiposa yang menyimpan kelebihan energi dalam bentuk lemak. Pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan folikel rambut juga memperpanjang melalui lapisan ini kulit.

Gambar :

Kulit Manusia (Pengertian, Lapisan-lapisan dan Fungsinya)


2.  Paru-paru

Selain sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru ialah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) yang dihasilkan dari proses pernapasan. Sebagai organ sistem ekskresi, kiprah paru-paru ialah meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak dipakai lagi oleh tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.

 Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi biologi perihal  Sistem Ekskresi Pada Manusia (Materi Lengkap)

3. Ginjal

Ginjal berbentuk menyerupai biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih 170 gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal kepingan kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kepingan kanan.

Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni (urin). Urin mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun atas kulit ginjal (korteks),sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis).

 Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi biologi perihal  Sistem Ekskresi Pada Manusia (Materi Lengkap)

Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron. Setiap nefron tersusun atas badan malphighi dan saluran panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun atas glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus merupakan untaian pebuluh darah kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman.

Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Lengkung henle ialah kepingan tubulus yang melengkung pada kawasan medula dan bekerjasama dengan tubulus proksimal dan tubulus distal. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkung henle yang melengkung ke atas (ascenden) dan lengkung henle yang melengkung ke bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan urin ke rongga ginjal. Kemudian urin dialirkan melalui akses ginjal (ureter) dan ditampung dalam kantong kemih.

Telah dikemukakan di atas bahwa cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah sanggup dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan darah sampai terbentuk urin mencakup tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi).

a. Penyaringan (Filtrasi)

Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam tubuh malpighi. Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil sehingga sanggup menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulusatau urin primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan garam mineral.

b. Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)

Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula, vitamin, asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berkhasiat tadi dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan amis pada urin.

c. Augmentasi

Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa menyerupai asam urat, ion hidrogen, amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan dengan aneka macam zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urin menuju ke kantung kemih melalui akses ginjal (ureter).

d. Proses Pengeluaran Urin

Jika kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan. Kemudian dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir kecil. Selanjutnya, urin keluar melalui akses kencing (uretra). Pengeluaran air melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air melalui keringat pada kulit. Pada waktu dara dingin, tubuh kita tidak berkeringat. Pengeluaran air dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, tubuh kita banyak mengeluarkan keringat dan jarang buang air kecil.

Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa perombakan protein: majemuk garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna empedu yang mengakibatkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang berlebihan di dalam darah menyerupai vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.

Urin tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin mengandung gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal ini sanggup disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal, tetapi sanggup pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak sanggup menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya proses pengubahan gula menjadi glikogen, jadinya produksi hormon insulin terhambat. Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes mellitus).

Dilihat dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, sanggup disimpulkan bahwa ginjal merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.


4. Hati

 Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi biologi perihal  Sistem Ekskresi Pada Manusia (Materi Lengkap)

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang cukup umur normal beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah.

Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh kuman usus menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat yang memperlihatkan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibuat juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan gotong royong dengan urin.
Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, yaitu:
  • Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
  • Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein akbumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.
  • Sebagai tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah bau tanah atau rusak. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
  • Pembentukan  dan pengeluaran cairan empedu.
  • Menetralkan obat dan racun.
  • Tempat untuk menciptakan vitamin A dari provitamin A.

C. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI


1. Anuria
Anuria ialah kegagalan ginjal menghasilkan urin. Anuria sanggup disebabkan oleh kurangnya tekanan untuk melaksanakan filtrasi atau radang glomerulus, sehingga plasma darah tidak sanggup masuk ke dalam glomerulus. Kurangnya tekanan hidrostatis sanggup disebabkan oleh penyempitan (konstriksi) arteriol efferen oleh hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah tidak dialirkan ke ginjal.

2. Glikosuria
Glikosuria ialah ditemukannya glukosa pada urin. Hal ini memperlihatkan bahwa telah terjadi kerusakan pada tubuh malphigi.

3. Albuminaria
Albuminaria ialah ditemukannya protein albumin dalam urin. Keberadaan albumin yang berlebihan dalam urin memperlihatkan adanya kenaikan permeabilitas membran glomerulus. Albuminaria disebabkan lantaran luka pada membran glomerulus sebagai akhir penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi sel-sel ginjal oleh zat-zat, contohnya racun, bakteri, eter, atau logam berat.

4. Hematuria
Keberadaan sel-sel darah merah di dalam urin disebut hematuria. Penyebab hematuria ialah radang organ-organ sistem urin lantaran penyakit atau iritasi oleh kerikil ginjal. Jika darah ditemukan di dalam urin, kondisi ini memperlihatkan adanya kepingan akses urin yang mengalami pendarahan.
5. Bilirubinaria

Konsentrasi bilirubin dalam urin di atas normal disebut bilirubinaria. Bilirubinaria memperlihatkan adanya penguraian hemoglobin dalam darah merah yang berlebihan atau adanya ketidakfungsian hati atau kerusakan empedu.

6. Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan benda keras yang sering ditemukan di dalam akses ginjal, pelvis ginjal, mauoun akses urin. Batu ini umumnya berdiameter 2-3 mm dengan permukaan bernafsu atau halus. Kadang-kadang sanggup ditemukan kerikil ginjal bercabang yang besar. Penyusun utama kerikil ginjal ialah kristal-kristal asam urat, kalsium oksalat, dan kalsium fosfat ditambah dengan kristal-kristal garam, magnesium fosfat, asam urat atau sistin, dan mukoprotein. Terbentuknya kerikil ginjal sanggup disebabkan oleh konsentrasi garam-garam mineral yang berlebihan, penurunan jumlah air, kebasaan, dan akeasamaan urin yang abnormal, atau acara kelenjar paratiroid yang berlebihan. Keberadaan kerikil ginjal sanggup menyumbat ureter, menjadikan tukak, dan meningkatkan kemngkinan infeksi bakteri.

7. Nefritis Glomerulus
Nefritis glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan glomerulus. Salah satu penyebab paling umum ialah reaksi alergi terhadap racun yang dilepaskan oleh bakteri Streptococcus yang telah menginfeksi kepingan tubuh lain, khususnya tenggorokan. Glomerulonefritis memungkinkan sel-sel darah merah dan protein memasuki filtrat sehingga urin mengandung banyak eritrosit dan protein. Glomerulonefritis yang parah sanggup menyebaban gagal ginjal.

8. Pielonefritis
Pielonefritis merupakan radang pelvis ginjal, medula, dan korteks oleh infeksi bakteri. Infeksi ini biasanya berawal dari pelvis ginjal kemudian melebar ke dalam ginjal. Piolonefritis sanggup mengakibatkan kerusakan nefron dan korpuskulum renalis.

9. Kistitis
Kistitis ialah radang kantung kemih yang melibatkan lapisan mukosa dan submukosa. kistitis sanggup disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat kimia, atau luka mekanis.

10. Nefrosis
Nefrosis merupakan kondisi bocornya membran glomerulus. Kebocoran ini memungkinkan sejumlah besar protein berpindah dari darah menuju urin sehingga air dan natrium menumpuk dalam tubuh menghasilkan pembengkakan (oedem), khususnya di sekitar lutut, kaki, abdomen, dan mata. Nefrosis lebih umum terjadi pada anak-anak, namun sanggup terjadi pada semua usia. Meskipun tidak selalu menyembuhkan, hormon steroid sintetis tertentu, menyerupai cortison dan prednison, yang menyerupai hormon yang disekresi kelenjar adrenal, sanggup menekan terjadinya nefrosis.

11. Polisistik
Polisistik sanggup disebabkan oleh kerusakan akses ginjal yang merusak nefron dan mengkasilkan kista menyerupai dilatasi sepanjang saluran. Kelainan ginjal ini umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang kecil, dan gelembung-gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan bertambah besar sampai menekan keluar jaringan normal. Gagal ginjal sebagai akhir penyakit pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Perkembangan polisistik sanggup diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan cairan.

12. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu fungsi ginjal, yatu nefritis ginjal parah, trauma ginjal, atau tidak adanya jaringan ginjal lantaran tumor. Kondisi tersebut mengakibatkan kerusakan pada semua nefron sehingga tidak berfungsi. Gagal ginjal yang parah mengakibatkan penumpukan urea dalam darah. Gagal ginjal total sanggup mengakibatkan janjkematian dalam waktu 1-2 minggu.

13. Albino (bule)
Albino terjadi lantaran tidak adanya pigmen melanin pada lapisan granulosum.

Baca pula : Pengertian Eksresi, Sekresi dan Defekasi
Daftar Pustaka
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual IX untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Demikian materi biologi perihal Sistem Ekskresi pada Manusia mencakup Pengertian Ekskresi, Organ-organ Sistem Ekskresi Manusia, dan kelainan pada sistem Ekskresi. Semoga bermanfaat..