Teks Naratif (Pengertian, Tujuan, Struktur, Contoh)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan artikel wacana Teks Naratif (Pengertian, Tujuan, Struktur Generik dan Contohnya)

Teks Naratif


Pengertian Teks Naratif :

Naratif berasal dari kata narasi yang mempunyai makna pengisahan suatu dongeng atau kejadian. Teks Naratif yakni rangkaian kalimat yang bersifat narasi atau bersifat menguraikan (menjelaskan dsb, dalam makna lain naratif di katakan sebagai prosa yang subjeknya merupakan suatu rangkaian kejadian.

Tujuan Teks Naratif :

Untuk memikat atau menghibur pembaca/pendengar melalui cerita.

Struktur Generik Teks Naratif :
  1. Orientasi
  2. Komplikasi
  3. Klimaks
  4. Resolusi
  5. Reorientasi
  6. Koda/Amanat (Boleh tersurat boleh tidak)
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
  2. mungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
  3. Kata kerja aksi
  4. Teratur dalam hal kronologisnya.


CINDERELA

Jaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis muda berjulukan Cinderella. Ia tinggal bersama dengan ibu tiri serta dua orang saudari tirinya.

Ibu tiri dan dua saudari tiri Cinderela mempunyai sifat gampang marah. Mereka memperlakukan Cinderela dengan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela melaksanakan pekerjaan rumah yang tersulit menyerupai menyikat lantai, membersihkan tempayan dan dandang, serta mempersiapkan masakan untuk keluarga. Berbeda dengan Cinderela, dua saudari tiri Cinderela tidak melaksanakan apa-apa. Mereka hanya sibuk bersantai sepanjang hari. Ibu tiri merekapun memperlihatkan pakaian yang bagus-bagus buat mereka.

Suatu hari, dua saudari tiri Cinderela menerima sebuah seruan pesta dari istana kerajaan. Pada seruan tersebut juga dijelaskan bahwa pangeran kerajaan akan mengajak dansa perempuan yang disukainya yang hadir pada pesta tersebut. Mendengar gosip ini, dua saudari tiri Cinderela merasa senang dan berdebar-debar. Mereka kemudian sibuk menghabiskan waktu memilih-milih baju mana yang akan mereka kenakan. Mereka berharap sanggup menjadi perempuan yang beruntung yang diajak dansa oleh sang pangeran. Saat berangkat ke pestapun tiba. Ibu tiri dan saudari tiri Cinderela berangkat ke istana serta meninggalkan Cinderela sendirian dirumah. Tanpa sanggup dibendung, air mata Cinderelapun tumpah. Iapun menangis sedih.

 "Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah bunyi lembut bertanya. Dengan terkejut Cinderela mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk dan melihat sesosok ibu peri bangun di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “karena saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm, guman ibu peri. Meskipun kau diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu, kau selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dan selalu lapang dada. Oleh alasannya yakni itu, saya juga ingin melihat kau sanggup pergi ke pesta.”

Dengan ajaib, ibu peri merubah labu yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga merubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tanganya dan baju lusuh itupun menjelma gaun yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu beling yang sangat cantik. “Sekarang saatnya kau pergi, Cinderela.” Ibu peri berkata. “Namun ingat, kau harus pulang sebelum tengah malam atau kau akan kembali menyerupai semula.” Dengan gembira, Cinderela berangkat ke pesta.

Malam itu benar-benar menjadi malam yang menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa. Ia berdansa lagi-dan lagi dengan sang pangeran. Tiba-tiba, jam dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderellapun teringat pesan ibu peri dan segera berlari ke luar istana, secepat yang ia mampu. Dalam ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu kacanya tertinggal.

Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca. Saudari tirinya yang pertama mencobanya, tapi kakinya terlalu besar untuk sepatu itu. Meskipun ia berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tapi tetap saja sepatu itu tidak muat. Demikian juga saudarinya yang kedua. Ketika ia mencoba sepatu beling tersebut, kakinya terlalu kecil. Iapun gagal diboyong ke istana. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya.

Akhirnya, Cinderelapun diboyong ke istana. Sang pangeran merasa sangat senang melihat Cinderella lagi. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia.

Demikian artikel wacana Teks Naratif (Pengertian, Tujuan, Struktur Generik dan Contohnya). Semoga bermanfaat.