IPA
Artturi Ilmari Virtanen (Ahli Kimia Peserta Nobel Kimia 1945)
Artturi Ilmari Virtanen (1895-1973) ialah seorang kimiawan Finlandia dan pemenang Hadiah Nobel dalam Kimia 1945.
Virtanen lahir di Helsinki, Finlandia. Ia menuntaskan pendidikan sekolahnya di Classical Lyceum, Viipuri, Finlandia.
Kemudian, Virtanen berguru kimia, biologi, dan fisika di Universitas Helsinki dan pelajaran lain di Swiss dan Swedia.
Penelitiannya mencakup makanan ternak yang disintesis sebagian, basil pengikat nitrogen di nodul akar tumbuhan polong, dan menyebarkan metode pengawetan mentega.
Pada 1945, Virtanen menjadi pemenang Hadiah Nobel dalam bidang kimia untuk penelitian dan penemuannya dalam kimia pertanian dan gizi, khususnya untuk metode pengawetan makanan ternaknya (AIV Fodder).
Metode yang dipatenkan pada 1932 itu intinya ialah sejenis makanan ternak yang disimpan rapat yang meningkatkan mutu penyimpanan makanan ternak hijau yang penting selama animo cuek yang panjang.
Proses itu termasuk penambahan asam hidroklorat dan sulfat yang ditambahi air ke butir padi yang gres disimpan.
Peningkatan keasaman menghambat fermentasi yang berbahaya dan tak mempunyai pengaruh samping atas nilai gizi makanan itu atau pada binatang yang diberi makan.
Virtanen lahir di Helsinki, Finlandia. Ia menuntaskan pendidikan sekolahnya di Classical Lyceum, Viipuri, Finlandia.
Kemudian, Virtanen berguru kimia, biologi, dan fisika di Universitas Helsinki dan pelajaran lain di Swiss dan Swedia.
Penelitiannya mencakup makanan ternak yang disintesis sebagian, basil pengikat nitrogen di nodul akar tumbuhan polong, dan menyebarkan metode pengawetan mentega.
Pada 1945, Virtanen menjadi pemenang Hadiah Nobel dalam bidang kimia untuk penelitian dan penemuannya dalam kimia pertanian dan gizi, khususnya untuk metode pengawetan makanan ternaknya (AIV Fodder).
Foto: Artturi Ilmari Virtanen |
Metode yang dipatenkan pada 1932 itu intinya ialah sejenis makanan ternak yang disimpan rapat yang meningkatkan mutu penyimpanan makanan ternak hijau yang penting selama animo cuek yang panjang.
Proses itu termasuk penambahan asam hidroklorat dan sulfat yang ditambahi air ke butir padi yang gres disimpan.
Peningkatan keasaman menghambat fermentasi yang berbahaya dan tak mempunyai pengaruh samping atas nilai gizi makanan itu atau pada binatang yang diberi makan.