Contoh Pidato Bahasa Indonesia Bertema Ihwal Pendidikan Karakter

Ada banyak jenis teladan pidato bahasa Indonesia, contohnya ihwal pendidikan , ihwal perpisahan sekolah, lingkungan, kesehatan, narkoba, pendidikan islam, ihwal pendidikan etika dan pendidikan nasional.

Pada kesempatan kali ini akan kami suguhkan ihwal teladan pidato bahasa indonesia bertema pendidikan karakter.

Perhatikan Contoh pidato berikut ini!

Awas dehumanisasi

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua.

Pada kesempatan ini, perkenankan saya berbicara mengenai televisi dan ancaman dehumanisasi. Jika televisi telah menjadi semacam “agama” baru, di mana iklan-iklan menjadi ayat-ayat sucinya, maka hati-hatilah.

Sebab “dakwahnya” bertalu-talu tanpa kenal waktu, mengepung pikiran anak-anak, bapak ibu, dan para pembantu. Salah satu bentuk iklan yang paling banyak dipergunakan untuk mengatakan (meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya) barang glamor berangkat dari peta mental yang menyesatkan ini: “Anda yaitu apa yang Anda pakai” atau “Anda yaitu apa yang Anda miliki”. 
Ada banyak jenis teladan pidato bahasa Indonesia Contoh Pidato Bahasa Indonesia Bertema Tentang Pendidikan Karakter
Dehumanisasi

Dan kalau iklan-iklan semacam itu terbukti bisa memosisikan banyak produk dalam benak konsumen secara efektif, maka proses dehumanisasi (pelecehan terhadap harkat dan martabat manusia) sedang melaju kencang dalam masyarakat kita. 

Saudara sekalian, mari kita ambil beberapa teladan sederhana. Iklan sebuah sedan supermewah berbunyi “You are what you drive”, iklan sebuah produk masakan yang supermahal berbunyi “You are what you eat”, iklan sebuah produk pakaian bermerek untuk kelas atas menjadi “You are what you wear”, iklan sebuah produk kosmetik perempuan dinyatakan dengan kalimat indah menyerupai “Karena Anda begitu berharga, begitu juga saya” (maka kenakanlah kosmetik ini), dan seterusnya. 

Jadi, pertanyaan eksistensial yang teramat penting menyerupai “siapakah aku?” dijawab secara sembarangan: Anda yaitu kendaraan beroda empat yang Anda kemudikan, dan Anda yaitu masakan yang Anda makan, serta Anda yaitu pakaian yang Anda kenakan, atau Anda menjadi berharga kalau memakai kosmetik merek ini.

Mengidentifikasikan seseorang menurut benda-benda mati semacam itu, jelasjelas melecehkan kemanusiaannya. Sebab saya kira, tidak memerlukan kecerdasan ekstra dan pendidikan tinggi untuk menyadari bahwa kita, Anda dan saya, pertama-tama dan terutama yaitu manusia. Anda bukan mobil, bukan makanan, bukan pakaian, bukan kosmetik. Anda yaitu Anda. Manusia!

Apabila sebagai insan Anda lalu dilihat, diperlakukan, dihargai, dan dihormati menurut apa yang Anda pakai atau miliki, maka apa namanya itu kalau bukan pelecehan?

Dengan mengeksploitasi dimensi kemanusiaan yang paling “rendah”, yakni dimensi fisik, kita acapkali melupakan bahwa sebagai insan kita masih mempunyai dimensi mental-psikologikal, sosial-emosional, dan rohani-spiritual.

Apabila iklan dengan peta mental “Anda yaitu apa yang Anda pakai atau miliki” saya vonis menyesatkan, maka tak lain sebab peta mental di balik iklan tersebut menyamakan derajat sebuah benda (entah itu mobil, jam tangan mewah, masakan mahal, pakaian bermerek, kosmetik ternama, dan sebagainya) dengan manusia.

Sekian, mudah-mudahan ada keuntungannya bagi kita semua. Selamat pagi.

(Sumber: www.pembelajar.com, 2005, dengan pengubahan)