IPS
Disintegrasi Sosial: Sikap Masyarakat Dalam Menyikapi Perubahan Sosial Budaya
Adanya keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan yang diidam-idamkan dalam setiap masyarakat. Dengan keseimbangan dalam masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan di mana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok dari masyarakat benar-benar berfungsi dan saling mengisi.
Dalam keadaan demikian, individu secara psikologis mencicipi akan adanya suatu ketenteraman, oleh sebab tidak adanya kontradiksi dalam norma-norma dan nilai-nilai.
Setiap kali terjadi suatu gangguan terhadap keadaan keseimbangan tersebut, maka masyarakat sanggup menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud untuk mendapatkan suatu unsur yang baru.
Akan tetapi, kadang kala unsur gres tersebut dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak sanggup menolaknya, oleh sebab masuknya unsur gres tersebut tidak mengakibatkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada, akan tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya.
Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya, dan sanggup berfungsi secara wajar. Perubahan sosial dan budaya beserta pengaruhnya merupakan hal yang tidak sanggup dihindarkan.
Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, setiap masyarakat sanggup dipastikan mengalami perubahan-perubahan. Sehubungan dengan hal ini, yang lebih penting ialah bagaimana menyikapi imbas perubahan sosial budaya.
Perubahan sosial dan budaya menuntut adanya penyesuaian atau pembiasaan gres di antara unsur-unsur sosial budaya yang ada dalam masyarakat dan keselarasan kekerabatan di antara unsur-unsur tersebut biar tetap terjaga.
Kemampuan melaksanakan pembiasaan ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan keutuhan sosial. Jika pembiasaan terhadap keadaan gres akhir perubahan tidak sanggup berlangsung, yang terjadi dalam masyarakat ialah disorganisasi sosial atau ketidakteraturan sosial.
Anggota masyarakat mencicipi kesulitan mengikuti keadaan dengan tujuan-tujuan hidup bermasyarakat. Disorganisasi sosial ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi atau perpecahan sosial.
a. Tidak adanya persamaan pandangan di antara para anggota masyarakat mengenai tujuan yang dijadikan anutan atau pegangan hidup bermasyarakat.
b. Norma-norma sosial dalam masyarakat tidak sanggup berfungsi sebagai alat pengendalian sosial, bahkan sering terjadi kontradiksi di antara norma-norma yang ada dalam masyarakat.
c. Para anggota masyrakat mencicipi kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dengan norma-norma dan tujuan masyarakat.
d. Timbul kontradiksi atau konflik di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat yang sanggup berlanjut kepada terjadinya perpecahan sosial.
Dalam keadaan demikian, individu secara psikologis mencicipi akan adanya suatu ketenteraman, oleh sebab tidak adanya kontradiksi dalam norma-norma dan nilai-nilai.
Setiap kali terjadi suatu gangguan terhadap keadaan keseimbangan tersebut, maka masyarakat sanggup menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga kemasyarakatannya dengan maksud untuk mendapatkan suatu unsur yang baru.
Akan tetapi, kadang kala unsur gres tersebut dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak sanggup menolaknya, oleh sebab masuknya unsur gres tersebut tidak mengakibatkan kegoncangan, pengaruhnya tetap ada, akan tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas pada bentuk luarnya.
Gambar: Ilustrasi Disintegrasi Sosial |
Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya, dan sanggup berfungsi secara wajar. Perubahan sosial dan budaya beserta pengaruhnya merupakan hal yang tidak sanggup dihindarkan.
Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, setiap masyarakat sanggup dipastikan mengalami perubahan-perubahan. Sehubungan dengan hal ini, yang lebih penting ialah bagaimana menyikapi imbas perubahan sosial budaya.
Perubahan sosial dan budaya menuntut adanya penyesuaian atau pembiasaan gres di antara unsur-unsur sosial budaya yang ada dalam masyarakat dan keselarasan kekerabatan di antara unsur-unsur tersebut biar tetap terjaga.
Kemampuan melaksanakan pembiasaan ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan keutuhan sosial. Jika pembiasaan terhadap keadaan gres akhir perubahan tidak sanggup berlangsung, yang terjadi dalam masyarakat ialah disorganisasi sosial atau ketidakteraturan sosial.
Anggota masyarakat mencicipi kesulitan mengikuti keadaan dengan tujuan-tujuan hidup bermasyarakat. Disorganisasi sosial ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi atau perpecahan sosial.
Tanda Disintegrasi Sosial
Terjadinya disintegrasi sosial dalam masyarakat sering ditandai tanda-tanda awal sebagai berikut.a. Tidak adanya persamaan pandangan di antara para anggota masyarakat mengenai tujuan yang dijadikan anutan atau pegangan hidup bermasyarakat.
b. Norma-norma sosial dalam masyarakat tidak sanggup berfungsi sebagai alat pengendalian sosial, bahkan sering terjadi kontradiksi di antara norma-norma yang ada dalam masyarakat.
c. Para anggota masyrakat mencicipi kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dengan norma-norma dan tujuan masyarakat.
d. Timbul kontradiksi atau konflik di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat yang sanggup berlanjut kepada terjadinya perpecahan sosial.