Pengertian, Ciri-Ciri Dan Pola Peninggalan Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum

Berikut ini yaitu pembahasan wacana zaman neolitikum yang mencakup pengertian Zaman Neolithikum, ciri ciri Zaman Neolithikum, peninggalan Zaman Neolithikum, hasil kebudayaan zaman neolitikum, peta persebaran kebudayaan Zaman Neolithikum, pengertian zaman neolitikum, ciri ciri zaman neolitikum, peninggalan zaman neolitikum.

Pengertian Zaman Neolitikum

Neolithikum berasal dari kata Neo yang artinya gres dan Lithos yang artinya batu. Jadi, Neolitikum berarti Zaman Batu Baru.

Ciri-ciri Zaman Neolitikum

  1. Hidup menetap (Sedenter), 
  2. Memiliki tempat tinggal bukan di gua
  3. Hidup dari bercocok tanam 

Peninggalan Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum

Neolithikum berarti zaman baru, hasil kebudayaan yang populer pada zaman Neolithikum ini yaitu jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium.
Berikut ini yaitu pembahasan wacana zaman neolitikum yang mencakup pengertian Zaman Neol Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Peninggalan Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum
Gambar: Peninggalan zaman Neolithikum.

1. Kapak Persegi


Kapak persegi tersedia dalam banyak sekali ukuran, ada yang besar dan kecil. Ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat. Bahan untuk menciptakan kapak tersebut selain dari kerikil biasa, juga dibentuk dari kerikil api atau chalcedon.
Berikut ini yaitu pembahasan wacana zaman neolitikum yang mencakup pengertian Zaman Neol Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Peninggalan Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum
Gambar: Kapak Chalcedon.

Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat, atau tanda kebesaran. Perhatikan gambar di bawah untuk membantu memahami bentuk kapak persegi dari chalcedon.

Kapak persegi masuk ke Indonesia melalui jalur barat dan kawasan penyebarannya di Indonesia yaitu Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Kapak persegi bersama-sama berasal dari daratan Asia. Di Indonesia banyak ditemukan pabrik atau tempat pembuatan kapak tersebut yaitu di Lahat Sumatra Selatan, Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan serta lereng selatan Gunung Ijen Jawa Timur.

2. Kapak Lonjong

Pada waktu yang hampir bersamaan dengan penyebaran kapak persegi, di Indonesia Timur juga tersebar sejenis kapak yang penampang melintangnya berbentuk lonjong sehingga disebut kapak lonjong.
Berikut ini yaitu pembahasan wacana zaman neolitikum yang mencakup pengertian Zaman Neol Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh Peninggalan Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum
Gambar: Kapak Lonjong.

Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi.

Daerah penyebaran kapak lonjong yaitu Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar, dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas hingga di Kepulauan Melanesia sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.

3. Perhiasan, Gerabah dan Pakaian

Selain berkembang kapak persegi dan kapak lonjong, pada zaman Neolithikum juga terdapat barang-barang yang lain ibarat perhiasan, gerabah, dan pakaian.

Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu, baik kerikil biasa maupun kerikil berwarna atau kerikil permata atau juga terbuat dari kulit kerang.

Adapun gerabah, gres dikenal pada zaman Neolithikum, dan teknik pembuatannya masih sangat sederhana alasannya yaitu hanya memakai tangan tanpa pinjaman roda pemutar ibarat sekarang.

Pakaian yang dikenal oleh masyarakat pada zaman Neolithikum sanggup diketahui melalui suatu kesimpulan inovasi alat pemukul kayu di kawasan Kalimantan dan Sulawesi Selatan.

Hal ini berarti pakaian yang dikenal pada zaman Neolithikum berasal dari kulit kayu. Dan, kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya pakaian suku Dayak dan suku Toraja, yang terbuat dari kulit kayu.