Pengertian Planet Bumi Dan Struktur Lapisan Bumi

Pada pembahasan kali ini akan menjelaskan secara lengkap wacana bumi sebagai planet, pengertian bumi sebagai planet, pengertian planet bumi, struktur lapisan bumi, lapisan-lapisan bumi, lapisan kerak bumi, lapisan-lapisan atmosfer, susunan lapisan bumi, lapisan kulit bumi, struktur lapisan kulit bumi, lapisan troposfer, lapisan inti bumi dan lapisan permukaan bumi.

Bumi sebagai Planet

Dari angkasa, bumi nampak beraneka warna dengan dominasi warna biru yang merupakan pantulan cahaya dari samudra, warna hijau yang merupakan pantulan hutan, dan warna merah pantulan dari padang pasir.

Sehingga sanggup disimpulkan bahwa permukaan bumi terdiri atas daratan yang tersusun oleh batuan dan lautan. Daratan bumi yang tersusun dari batuan disebut dengan litosfer.

Untuk menjaga permukaan bumi dari cahaya matahari dan ukiran dengan benda langit lain, maka permukaan bumi ini dilapisi oleh atmosfer.

1. Litosfer

Pada pembahasan kali ini akan menjelaskan secara lengkap wacana bumi sebagai planet Pengertian Planet Bumi dan Struktur Lapisan Bumi
Lapisan Bumi

Litosfer adalah bab dari daratan bumi yang berupa batu-batuan. Pada dasarnya, batu-batuan ini sanggup digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

Batuan beku yaitu batuan yang pertama kali muncul di permukaan bumi. Batuan ini merupakan hasil letusan gunung berapi atau intrusi magma. Berdasarkan warnanya, batuan ini digolongkan menjadi dua jenis, yaitu kerikil basalt yang warnanya gelap, dan kerikil granit yang mempunyai warna yang lebih terang dari kerikil basalt.

Batuan sedimen yaitu batuan endapan yang berasal dari abrasi dan pelapukan yang dilakukan oleh air. Contoh jenis batuan ini yaitu kerikil pasir dan lempung. Batuan ini merupakan batuan sedimen yang terkubur pada tekanan dan suhu yang tinggi. Contoh batuan metamorf adalah kerikil marmer.

Ketiga batuan ini membentuk siklus yang disebut dengan siklus Litosfer (siklus batuan). Magma atau lava yang keluar dari gunung berapi mengeras membentuk batuan beku yang kemudian mengalami pelapukan dan abrasi sehingga bermetamorfosis batuan sedimen.

Melalui proses yang lama, batuan ini kemudian terkubur dan membentuk batuan metamorf.

a. Pelapukan

Pernahkah kau memperhatikan rumah renta yang mungkin ada di sekitar lingkungan rumahmu? Lihatlah bagaimana rumah yang tadinya bangkit kokoh dalam kurun waktu yang relatif lama, kemudian ditumbuhi oleh pohonpohonan yang rindang, merambat, dan memenuhi dindingdindingnya.

Bagaimana itu terjadi? Dinding rumah yang tadinya kokoh lambat laun merapuh dan gampang ditumbuhi lumut dan tumbuhan rambat lainnya terjadi akhir dinding itu mengalami proses pelapukan.

Pelapukan secara umum diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada batuan akhir adanya kontak atau interaksi dengan atmosfer, hidrosfer (air), maupun biosfer (makhluk hidup).

Berdasarkan proses penguraian yang terjadi selama pelapukan, bencana ini kemudian dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelapukan fisika dan pelapukan kimia.

Pelapukan fisika yaitu proses pelapukan yang merubah batuan besar menjadi bagian-bagian yang berukuran lebih kecil, contohnya pelapukan kerikil menjadi kerikil atau pasir. Pelapukan ini ditandai dengan ukuran butir batuan yang dihasilkan masih bernafsu dan komposisinya masih sama dengan komposisi batuan awalnya.

Pelapukan fisika sanggup terjadi alasannya yaitu membekunya air dalam batuan (pembajian oleh es), tumbuhan dan hewan, pelepasan tekanan, tumbuhnya kristal garam, dan perubahan suhu.

Sedangkan, pelapukan kimia yaitu proses pelapukan yang mengubah batuan menjadi suatu mineral yang baru. Pelapukan ini terjadi akhir mineral-mineral pada batuan induk bereaksi dengan ion-ion yang ada di atmosfernya.

Peristiwa terjadinya pelapukan kimia sanggup dipercepat oleh adanya air dan jumlah yang relatif banyak, suhu yang tinggi, dan luas permukaan yang besar. Pelapukan kimia ditandai dengan dihasilkan mineral gres yang berbeda dengan batuan asalnya dan butirannya pun sangat halus.

Setiap batuan mempunyai kemampuan yang berbeda untuk bertahan dari proses pelapukan. Buktinya, bumi yang sebagiannya merupakan batuan, kini mempunyai bentuk yang ibarat kita ketahui sekarang, terdiri atas dataran rendah, bukit, lembah, dan dataran tinggi.

b. Pembentukan Tanah

Tanah adalah salah satu hasil pelapukan batuan yang terjadi melalui proses kimia juga fisika. Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada suatu permukaan batuan yang sering mengalami kontak dengan air akan gampang ditumbuhi oleh lumut.

Selama pertumbuhannya, lumut akan mengambil mineral yang ada di dalam batuan sebagai makanannya.

Kemudian, lumut akan mengeluarkan mineral gres yang melekat pada batuan yang ditempatinya. Partikel mineral gres ini bantu-membantu abu atmosfer dan materi organik sisa tumbuhan lumut yang telah mati terkumpul di celah-celah batuan dan membentuk kantung-kantung tanah.

Spora dari jenis tumbuhan lain hinggap pada kantung tanah ini dan memperoleh masakan darinya sehingga tumbuhan ini tumbuh tinggi. Proses pertumbuhan ini memperlihatkan kesempatan terhadap proses pelapukan.

Setelah kurun waktu yang cukup lama, kantung-kantung tanah ini makin tebal dan akar-akar tumbuhan makin berpengaruh menahan tanah sehingga tidak mengalami erosi. Seiring bertambahnya waktu, tanah ini pun bertambah tebal dan luas.

2. Atmosfer Bumi

Seperti planet lain, atmosfer yang menyelimuti bumi pun berwujud gas. Dilihat dari kandungannya, atmosfer bumi mempunyai keunikan kalau dibandingkan dengan atmosfer di planet lain. Adapun kandungan atmosfer bumi sanggup dilihat pada tabel berikut ini.

Kandungan gas dalam atmosfer bumi terjaga oleh acara pernafasan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Manusia dan binatang menghirup oksigen dan melepaskan karbon dioksida, sementara tumbuhan sebaliknya, menghirup karbon dioksida dan melepaskan oksigen.

Di bumi, atmosfer berfungsi sebagai pelindung bagi bumi dari hantaman benda-benda langit dan berperan sebagai imbas rumah kaca. Atmosfer bumi diciptakan tembus pandang semoga memungkinkan cahaya matahari menembusnya dan hingga di permukaan.

Selain itu, atmosfer bumi pun bertugas untuk menahan sebagian panas matahari yang dipantulkan bumi. Dengan demikian, suhu bumi akan tetap terjaga dan insan tetap hidup alasannya yaitu suhunya yang hangat.