IPS
Peristiwa-Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (Pembentukan Bpupki, Insiden Rengasdengklok Dan Perumusan Teks Proklamasi)
Berikut ini yakni pembahasan perihal insiden sekitar proklamasi, Peristiwa Rengasdengklok, pembentukan bpupki, perumusan teks proklamasi, insiden rengasdengklok secara lengkap, alasan jepang membentuk bpupki, insiden sebelum proklamasi, perumusan naskah proklamasi, insiden rengasdengklok secara singkat, insiden penting sekitar proklamasi, menjelang proklamasi kemerdekaan.
Dengan demikian, bangsa Indonesia melepaskan diri dari penjajahan bangsa lain, khususnya Jepang, sehingga kedaulatan sepenuhnya ada pada tangan rakyat untuk membangun bangsa Indonesia.
Kemerdekaan tersebut tidak diraih begitu saja, melainkan dengan usaha keras dari para pejuang banga Indonesia di banyak sekali daerah. Oleh lantaran itulah setiap tanggal 17 Agustus kau mengikuti upacara peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pada pembahasan kali ini akan diuraikan perihal usaha persiapan kemerdekaan beserta segala insiden yang berafiliasi dengan pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia.
Namun, Soekarno dan Hatta beropini lain bahwa bangsa Indonesia lebih baik melanjutkan terlebih dahulu usaha yang sudah dimulai dari bawah atau lepas dari proses yang sudah berjalan.
Hal itu tidak menjadi masalah, lantaran Jepang sudah mengalah kalah. Hal yang penting yakni menghadapi keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.
Oleh lantaran itu, Soekarno dan Hatta ingin membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam rapat PPKI pada 18 Agustus 1945.
Para perjaka tidak menyetujui pendapat tersebut, lantaran mereka beropini bahwa PPKI dianggap tubuh buatan Jepang. Menurut mereka bangsa Indonesia harus memproklamasikan kemerdekaannya semoga terlepas dari penjajahan Jepang.
Selain itu, Sutan Syahrir yang termasuk golongan tua, juga mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya.
Akhirnya, pada 15 Agustus 1945 golongan perjaka mengadakan rapat di Jalan Pegangsaan Timur No. 13. Tepatnya di ruangan Bacteriologis Laboratorium yang diketahui oleh Chairul Saleh.
Dalam pertemuan ini dihasilkan suatu gagasan untuk memproklamasikan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sendiri. Mereka mengajak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan dan menyiapkan para pemuda, pelajar, dan mahasiswa untuk menghadapi situasi baru.
Dua orang perjaka yaitu Wikana dan Darwis diutus untuk menemui dan meminta semoga Soekarno-Hatta menyatakan keinginan golongan pemuda. Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak menyetujui.
Akhirnya, golongan perjaka ini memutuskan untuk mengamankan Soekarno-Hatta ke luar Kota Jakarta. Tugas ini dilaksanakan oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dan Shodanco Singgih. Pada 16 Agustus 1945 Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok, yaitu sebuah kota kewedanaan di sebelah utara Karawang.
Namun pada sore harinya, seorang tokoh generasi tua, yaitu Ahmad Soebardjo menyusul ke Rengasdengklok untuk mengembalikan Soekarno-Hatta.
Golongan bau tanah dan perjaka berunding dan sepakat dengan adanya jaminan dari Mr. Ahmad Soebardjo bahwa proklamasi akan diumumkan pada kesekian harinya, yakni pada 17 Agustus 1945.
Di antara akseptor yang hadir di rumah tersebut yakni para anggota PPKI dan para pemimpin pemuda. Dipilihnya rumah Laksamana Meida dimaksudkan semoga tidak mengundang kecurigaan Jepang.
Pada malam itu juga, dari rumah Laksamana Meida, Soekarno-Hatta menemui Somubuco (Kepala Pemerintahan Umum) Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Namun, jawabannya sangat mengagetkan Soekarno-Hatta. Oleh lantaran Jepang telah mengalah kepada Sekutu, Jepang harus mempertahankan status quo. Ini berarti Jepang tidak sanggup mengizinkan dilaksanakannya kemerdekaan Indonesia.
Namun demikian, hal tersebut telah meyakinkan Jepang. Akhirnya mereka kembali ke rumah Laksamana Meida. Di rumah Laksamana Meida telah hadir banyak perjaka dan sebagian anggota PPKI.
Mereka karenanya sepakat untuk merumuskan teks proklamasi. Perumus teks tersebut yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Achmad Soebardjo. Perumusan itu disaksikan oleh Sayuti Melik, Sukarni, dan B.M. Diah.
Setelah selesai dirumuskan, konsep proklamasi yang ditulis tangan Ir. Soekarno dibacakan di hadapan pemimpin-pemimpin Indonesia yang menunggu di ruang depan.
Mereka menyetujui isinya, tetapi memperdebatkan siapa yang akan menandatanganinya. Akan tetapi, atas undangan dari Sukarni, Soekarno-Hatta diminta untuk menandatangani teks tersebut atas nama bangsa Indonesia.
Usul itu diterima oleh segenap hadirin. Kemudian naskah diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan yang disetujui oleh hadirin. Naskah yang diketik itu kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta.
Naskah inilah yang dinamakan naskah proklamasi yang otentik. Pada malam itu juga disepakati bahwa naskah proklamasi akan dibacakan di tempat kediaman Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta pada pukul 10.00 pagi.
Sekitar 1.000 orang hadir untuk ikut menyaksikan insiden penting tersebut. Pukul 10.00 kurang lima menit, Mohammad Hatta hadir dan eksklusif memasuki rumah untuk menemui Ir. Soekarno.
Pukul 10.00 sempurna program dimulai, Soekarno tampil ke muka mengucapkan beberapa kalimat pengantar. Kemudian, ia membaca dengan khidmat naskah proklamasi yang sudah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta.
“Saudara-saudara sekalian! Saya telah diminta hadir di sini untuk menyaksikan suatu insiden mahapenting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untu kemerdekaan tanah air kita, bahkan telah beratusratus tahun. Gelombang agresi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naik ada turunnya, tetapi jiwa kita menuju ke arah impian kita. Juga di dalam zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam zaman Jepang ini sepertinya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Akan tetapi, pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri dan kita percaya kepada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri, akan berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat, bahwa sekaranglah tiba saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu, dengarlah proklamasi kami.
Demikian saudara-saudara!
Kita kini telah merdeka. Tidak ada satu ikatan yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai dikala ini kita menyusun negara Republik Indonesia. Merdeka, kekal, dan awet Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.”
Sumber: Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto 1993. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Hal 93-94.
Setelah pembacaan naskah selesai, sang Saka Merah Putih dikibarkan oleh perjaka Suhud dan Latief Hendraningrat dan disaksikan oleh hadirin. Upacara diakhiri dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sejak itulah bangsa Indonesia terbebas dari imbas penjajahan Jepang.
Oleh lantaran situasi masih dalam keadaan rawan, sehabis selesai proklamasi, Ir. Soekarno menyerukan kepada seluruh hadirin untuk kembali ke rumah masing-masing.
Peristiwa proklamasi ini merupakan klimaks usaha bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Sejak itu, bangsa Indonesia berdiri sebagai bangsa yang mempunyai kedaulatan sendiri.
Kemerdekaan ini merupakan rahmat Allah Yang Mahakuasa selain merupakan keinginan luhur bangsa Indonesia.
Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi
Kamu niscaya pernah atau selalu ikut upacara setiap tanggal 17 Agustus? Tahukah mengapa setiap tanggal tersebut selalu diperingati? Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.Dengan demikian, bangsa Indonesia melepaskan diri dari penjajahan bangsa lain, khususnya Jepang, sehingga kedaulatan sepenuhnya ada pada tangan rakyat untuk membangun bangsa Indonesia.
Kemerdekaan tersebut tidak diraih begitu saja, melainkan dengan usaha keras dari para pejuang banga Indonesia di banyak sekali daerah. Oleh lantaran itulah setiap tanggal 17 Agustus kau mengikuti upacara peringatan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pada pembahasan kali ini akan diuraikan perihal usaha persiapan kemerdekaan beserta segala insiden yang berafiliasi dengan pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia.
1. Peristiwa Rengasdengklok
Informasi perihal menyerahnya Jepang kepada Sekutu sudah diketahui oleh perjaka Indonesia sehingga mereka menuntut semoga Soekarno dan Moh. Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Namun, Soekarno dan Hatta beropini lain bahwa bangsa Indonesia lebih baik melanjutkan terlebih dahulu usaha yang sudah dimulai dari bawah atau lepas dari proses yang sudah berjalan.
Hal itu tidak menjadi masalah, lantaran Jepang sudah mengalah kalah. Hal yang penting yakni menghadapi keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia.
Oleh lantaran itu, Soekarno dan Hatta ingin membicarakan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam rapat PPKI pada 18 Agustus 1945.
Para perjaka tidak menyetujui pendapat tersebut, lantaran mereka beropini bahwa PPKI dianggap tubuh buatan Jepang. Menurut mereka bangsa Indonesia harus memproklamasikan kemerdekaannya semoga terlepas dari penjajahan Jepang.
Selain itu, Sutan Syahrir yang termasuk golongan tua, juga mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya.
Akhirnya, pada 15 Agustus 1945 golongan perjaka mengadakan rapat di Jalan Pegangsaan Timur No. 13. Tepatnya di ruangan Bacteriologis Laboratorium yang diketahui oleh Chairul Saleh.
Dalam pertemuan ini dihasilkan suatu gagasan untuk memproklamasikan kemerdekaan oleh bangsa Indonesia sendiri. Mereka mengajak Soekarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan dan menyiapkan para pemuda, pelajar, dan mahasiswa untuk menghadapi situasi baru.
Dua orang perjaka yaitu Wikana dan Darwis diutus untuk menemui dan meminta semoga Soekarno-Hatta menyatakan keinginan golongan pemuda. Akan tetapi, Soekarno-Hatta tidak menyetujui.
Akhirnya, golongan perjaka ini memutuskan untuk mengamankan Soekarno-Hatta ke luar Kota Jakarta. Tugas ini dilaksanakan oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dan Shodanco Singgih. Pada 16 Agustus 1945 Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok, yaitu sebuah kota kewedanaan di sebelah utara Karawang.
Namun pada sore harinya, seorang tokoh generasi tua, yaitu Ahmad Soebardjo menyusul ke Rengasdengklok untuk mengembalikan Soekarno-Hatta.
Golongan bau tanah dan perjaka berunding dan sepakat dengan adanya jaminan dari Mr. Ahmad Soebardjo bahwa proklamasi akan diumumkan pada kesekian harinya, yakni pada 17 Agustus 1945.
2. Perumusan Teks Proklamasi
Rombongan dari Rengasdengklok tiba di Jakarta pada pukul 20.00 WIB. Kemudian mereka berkumpul di rumah kediaman Laksamana Muda Maeda, seorang Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang di Jakarta.Di antara akseptor yang hadir di rumah tersebut yakni para anggota PPKI dan para pemimpin pemuda. Dipilihnya rumah Laksamana Meida dimaksudkan semoga tidak mengundang kecurigaan Jepang.
Pada malam itu juga, dari rumah Laksamana Meida, Soekarno-Hatta menemui Somubuco (Kepala Pemerintahan Umum) Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikapnya mengenai pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Namun, jawabannya sangat mengagetkan Soekarno-Hatta. Oleh lantaran Jepang telah mengalah kepada Sekutu, Jepang harus mempertahankan status quo. Ini berarti Jepang tidak sanggup mengizinkan dilaksanakannya kemerdekaan Indonesia.
Namun demikian, hal tersebut telah meyakinkan Jepang. Akhirnya mereka kembali ke rumah Laksamana Meida. Di rumah Laksamana Meida telah hadir banyak perjaka dan sebagian anggota PPKI.
Mereka karenanya sepakat untuk merumuskan teks proklamasi. Perumus teks tersebut yakni Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Achmad Soebardjo. Perumusan itu disaksikan oleh Sayuti Melik, Sukarni, dan B.M. Diah.
Setelah selesai dirumuskan, konsep proklamasi yang ditulis tangan Ir. Soekarno dibacakan di hadapan pemimpin-pemimpin Indonesia yang menunggu di ruang depan.
Mereka menyetujui isinya, tetapi memperdebatkan siapa yang akan menandatanganinya. Akan tetapi, atas undangan dari Sukarni, Soekarno-Hatta diminta untuk menandatangani teks tersebut atas nama bangsa Indonesia.
Usul itu diterima oleh segenap hadirin. Kemudian naskah diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan yang disetujui oleh hadirin. Naskah yang diketik itu kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta.
Naskah inilah yang dinamakan naskah proklamasi yang otentik. Pada malam itu juga disepakati bahwa naskah proklamasi akan dibacakan di tempat kediaman Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta pada pukul 10.00 pagi.
3. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sejak pagi hari 17 Agustus 1945 di kediaman Ir. Soekarno, yaitu Jalan Pegangsaan Timur No. 56 diadakan persiapan-persiapan untuk menyambut Proklamasi Kemerekaan Indonesia.Sekitar 1.000 orang hadir untuk ikut menyaksikan insiden penting tersebut. Pukul 10.00 kurang lima menit, Mohammad Hatta hadir dan eksklusif memasuki rumah untuk menemui Ir. Soekarno.
Pukul 10.00 sempurna program dimulai, Soekarno tampil ke muka mengucapkan beberapa kalimat pengantar. Kemudian, ia membaca dengan khidmat naskah proklamasi yang sudah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta.
Gambar: Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 |
Pidato Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 Oleh Soekarno
Berikut ini yakni pidato Ir. Soekarno.“Saudara-saudara sekalian! Saya telah diminta hadir di sini untuk menyaksikan suatu insiden mahapenting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untu kemerdekaan tanah air kita, bahkan telah beratusratus tahun. Gelombang agresi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naik ada turunnya, tetapi jiwa kita menuju ke arah impian kita. Juga di dalam zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam zaman Jepang ini sepertinya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Akan tetapi, pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri dan kita percaya kepada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri, akan berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat, bahwa sekaranglah tiba saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu, dengarlah proklamasi kami.
Gambar: Teks Proklamasi Asli Tulisan Tangan Soekarno |
Gambar: Teks Prokamasi Asli Hasil Ketikan Sayuti Melik |
Demikian saudara-saudara!
Kita kini telah merdeka. Tidak ada satu ikatan yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai dikala ini kita menyusun negara Republik Indonesia. Merdeka, kekal, dan awet Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.”
Sumber: Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto 1993. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Hal 93-94.
Setelah pembacaan naskah selesai, sang Saka Merah Putih dikibarkan oleh perjaka Suhud dan Latief Hendraningrat dan disaksikan oleh hadirin. Upacara diakhiri dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Sejak itulah bangsa Indonesia terbebas dari imbas penjajahan Jepang.
Oleh lantaran situasi masih dalam keadaan rawan, sehabis selesai proklamasi, Ir. Soekarno menyerukan kepada seluruh hadirin untuk kembali ke rumah masing-masing.
Peristiwa proklamasi ini merupakan klimaks usaha bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Sejak itu, bangsa Indonesia berdiri sebagai bangsa yang mempunyai kedaulatan sendiri.
Kemerdekaan ini merupakan rahmat Allah Yang Mahakuasa selain merupakan keinginan luhur bangsa Indonesia.