IPS
Perjuangan Dan Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Penjajah Portugis
Berikut ini yakni pembahasan ihwal perlawanan bangsa Indonesia yang mencakup perlawanan rakyat indonesia terhadap portugis, perlawanan rakyat indonesia terhadap penjajah, usaha bangsa indonesia melawan penjajah, usaha rakyat indonesia melawan penjajah.
Perlawanan dilakukan oleh rakyat Aceh, Johor, dan rakyat dari kerajaan-kerajaan lain terhadap kedudukan bangsa Portugis di Pelabuhan Malaka.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap bangsa Portugis dipimpin oleh Sultan Hairun dan Sultan Baabullah (1575).
Rakyat Maluku tidak suka dengan kedatangan para pedagang Portugis yang ingin menguasai sumber rempah-rempah dari Maluku.
Melihat gejala bahwa bangsa Portugis ingin memonopoli perdagangan, perlawanan dilakukan semenjak 1512.
Oleh alasannya peralatan perang bangsa Portugis lebih lengkap serta tidak adanya kolaborasi di antara kerajaan-kerajaan di Maluku, perlawanan mengalami kegagalan.
Kerajaan-kerajaan, menyerupai Ternate dan Tidore justru bersaing di antara mereka sehingga tidak ada kata setuju ihwal cara mengusir bangsa Portugis dari wilayah mereka.
Perlawanan yang tidak terorganisir pun terjadi di Demak, Jawa Tengah. Oleh alasannya tidak adanya tunjangan dan kerajaan-kerajaan di tempat Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, serangan ini mengalami kegagalan.
Serangan pasukan Dipati Unus terhadap kota Pelabuhan Malaka dilakukan dua kali (1512 dan 1513), tetapi tidak berhasil mengusir bangsa Portugis dari pelabuhan terbesar di Asia itu.
Sebaliknya, untuk mempertahankan Malaka, bangsa Portugis berhasil menjalin kolaborasi dengan penguasa Kerajaan Pajajaran.
Kerajaan yang sedang bersaing dengan Kerajaan Cirebon dan Banten tersebut memanfaatkan bangsa Portugis yang sedang terancam. Keadaan ini menjadikan gagalnya perlawanan Dipati Unus terhadap kedudukan Portugis di Malaka.
Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Portugis
Perlawanan Bangsa Indonesia mengusir bangsa Barat dilakukan semenjak kedatangan bangsa Portugis di Indonesia yang mengalahkan Kerajaan Malaka tahun 1511.Perlawanan dilakukan oleh rakyat Aceh, Johor, dan rakyat dari kerajaan-kerajaan lain terhadap kedudukan bangsa Portugis di Pelabuhan Malaka.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap bangsa Portugis dipimpin oleh Sultan Hairun dan Sultan Baabullah (1575).
Gambar: Sultan Baabdullah melawan Penjajah Portugis |
Rakyat Maluku tidak suka dengan kedatangan para pedagang Portugis yang ingin menguasai sumber rempah-rempah dari Maluku.
Melihat gejala bahwa bangsa Portugis ingin memonopoli perdagangan, perlawanan dilakukan semenjak 1512.
Oleh alasannya peralatan perang bangsa Portugis lebih lengkap serta tidak adanya kolaborasi di antara kerajaan-kerajaan di Maluku, perlawanan mengalami kegagalan.
Kerajaan-kerajaan, menyerupai Ternate dan Tidore justru bersaing di antara mereka sehingga tidak ada kata setuju ihwal cara mengusir bangsa Portugis dari wilayah mereka.
Perlawanan yang tidak terorganisir pun terjadi di Demak, Jawa Tengah. Oleh alasannya tidak adanya tunjangan dan kerajaan-kerajaan di tempat Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, serangan ini mengalami kegagalan.
Serangan pasukan Dipati Unus terhadap kota Pelabuhan Malaka dilakukan dua kali (1512 dan 1513), tetapi tidak berhasil mengusir bangsa Portugis dari pelabuhan terbesar di Asia itu.
Sebaliknya, untuk mempertahankan Malaka, bangsa Portugis berhasil menjalin kolaborasi dengan penguasa Kerajaan Pajajaran.
Kerajaan yang sedang bersaing dengan Kerajaan Cirebon dan Banten tersebut memanfaatkan bangsa Portugis yang sedang terancam. Keadaan ini menjadikan gagalnya perlawanan Dipati Unus terhadap kedudukan Portugis di Malaka.