Batalnya Perjanjian Syirkah

SUDUT HUKUM | Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal-hal berikut:

  1. Salah satu pihak membatalkannya meskipun tanpa persetujuan pihak  yang lain lantaran syirkah ialah janji yang terjadi atas dasar rela sama rela dari kedua belah pihak yang tidak ada kemestian untuk dilaksanakan apabila salah satu pihak tidak menginginkannya lagi. Hal ini menunjukkan pencabutan kerelaan syirkah oleh salah satu pihak.
  2. Salah satu pihak kehilangan kecakapan untuk bertasharruf (keahlian mengelola harta), baik lantaran abnormal maupun lantaran alasan lainnya.
  3. Salah satu pihak meninggal dunia, tetapi apabila anggota syirkah lebih dari dua orang, yang batal hanyalah yang meninggal saja. Syirkah berjalan terus pada anggota-anggota yang masih hidup. Apabila jago waris anggota yang meninggal menghendaki turrut serta dalam syirkah tersebut,maka dilakukan perjanjian gres bagi jago waris yang bersangkutan.
  4. Salah satu pihak ditaruh dibawa pengampuan, baik lantaran boros yang terjadi pada waktu perjanjian syirkah tengah berjalan maupun lantaran yang lainnya.
  5. Salah satu pihak jatuh gulung tikar yang berakibat tidak berkuasa lagi atas harta yang menjadi saham syirkah. Pendapat ini dikemukakan oleh mazhab Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Hanafi beropini bahwa keadaan gulung tikar itu tidak membatalkan perjanjian yang dilakukan oleh yang bersangkutan
  6. Modal para anggota syirkah lenyap sebelum dibelanjakan atas nama syirkah.

 Syirkah akan berakhir apabila terjadi hal Batalnya Perjanjian Syirkah


Bila modal tersebut lenyap sebelum terjadi percampuran harta sampai tidak sanggup dipisah-pisahkan lagi, yang menanggung resiko ialah para pemiliknya sendiri. Apabila harta lenyap sehabis terjadi percampuran yang tidak sanggup dipisah-pisahkan lagi, menjadi resiko bersama. Kerusakan yang terjadi  sehabis dibelanjakan, menjadi resiko bersama. Apabila masih ada sisa harta, syirkah masih sanggup berlangsung dengan kekayaan yang masih ada.