Peranan Makronutrien Dan Mikronutrien Bagi Tumbuhan

Tumbuhan memerlukan unsur-unsur esensial untuk menuntaskan siklus hidupnya. Berabad-abad yang lalu, ilmuwan bertanya-tanya dari manakah biji-biji yang ditanam sanggup tumbuh menjadi besar? kemudian Aristoteles mengajukan hipotesis bahwa tumbuhan memakan tanah. Jan Baptista van Helmont mengemukakan hasil eksperimennya menanam willow tumbuh dari air yang ia tambahkan. Stephen Hales mengajukan postulat bahwa tumbuhan memperoleh sebagian besar nutriennya dari udara. Ketiga pendapat itu mempunyai kebenaran alasannya yaitu tanah, air dan udara memperlihatkan tugas dalam pertumbuhan tumbuhan.

Unsur esensial yaitu unsur yang diharapkan tumbuhan dalam menuntaskan siklus hidupnya. Terdapat 17 unsur esensial yang dibutuhkan tumbuhan, diantaranya 9 unsur esensial yang disebut makronutrien dan 8 unsur esensial yang disebut mikronutrien. Mengapa ada penyebutan makro dan mikro dalam membedakan unsur tersebut? Hal itu dikarenakan besar kecilnya jumlah yang diharapkan oleh tumbuhan tersebut. Makronutrien diharapkan tumbuhan dalam jumlah yang besar, sedangkan mikronutrien dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah yang kecil.

Unsur-unsur makronutrien tersebut yaitu karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor, sulfur, kalium, kalsium, dan magnesium. Nitrogen yaitu penyumbang unsur terbesar dalam pertumbuhan, alasannya yaitu nitrogen yaitu komponen penting protein, asam nukleat, klorofil, dan molekul-molekul organik lainnya. Karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor, belerang merupakan unsur yang berperan sebagai komponen utama yang membentuk struktur tumbuhan.

Delapan unsur mikronutrien yang diharapkan tumbuhan yaitu klorin, besi, mangan, boron, seng, tembaga, nikel, dan molibdenum. Mikronutrien berfungsi utama sebagai kofaktor yang berperan membantu pada reaksi enzimatik. Lalu mengapa tumbuhan hanya membutuhkan unsur ini dalam jumlah yang kecil, sementara mikronutrien ini memang jelas-jelas diharapkan untuk siklus hidupnya? Jawabannya alasannya yaitu unsur-unsur ini lebih memainkan peran-peran katalitik.



Penting untuk diketahui apabila tumbuhan mengalami kekurangan nutrient-nutrien tersebut walau dalam jumlah sedikit, maka akan melemahkan dan bahkan menciptakan tumbuhan mati. Gejala defisiensi sendiri majemuk dampaknya tergantung pada fungsi nutrien tersebut. Sebagai referensi magnesium berperan sebagai salah satu komponen klorofil dan mengaktivasi banyak sekali macam enzim, kekurangan zat ini akan menjadikan klorosis yang terlihat dengan penguningan pada daun. Defisiensi juga sanggup berakibat secara tidak pribadi dari fungsinya, contohnya defisiensi besi sanggup menjadikan klorosis, meskipun klorofil tidak mengandung besi. Akan tetapi besi diharapkan untuk kofaktor pada salah satu langkah enzimatik dari sintesis klorofil.

Defisiensi sanggup disembuhkan dengan hal sederhana, menyerupai memakukan beberapa paku seng ke dalam batang pada pohon yang mempunyai defisiensi seng. Pemberian nutrien harus dilakukan dengan cukup dihentikan berlebihan, alasannya yaitu justru akan merugikan bahkan meracuni tumbuhan. Misalnya saja terlalu banyak nitrogen sanggup menjadikan tumbuh sulur yang berlebihan pada tumbuhan tomat, sehingga menghipnotis penurunan produksi buah.

Penulis: Maya Damayanti, S. Si.

Referensi: Campbell, N. A dan J. B. Reece. 2008. Biology, 8th ed. Pearson Education Inc. United States of America. P 373-375.