Microarray: Biologi Di Periode Pascagenomik



Kalau kita mengenal komputer pastilah mengenal alat untuk penyimpan data menyerupai hard dsik, CD. flasdisk, dan lainnya. Bahkan beberapa data sanggup disimpan dalam sebuah microchip kecil yang sanggup dibawa kemana pun. Dalam perkembangan biologi pun sehabis proyek pemetaan genom insan selesai, data yang sebegitu banyak sanggup disimpan dalam sebuah microchip kecil yang ukurannya menyerupai korek api. Pengembangan chip DNA tersebut dinamakan microarray

Micoarrays ialah chip yang berukuran kecil yang terbuat dari lempengan beling yang berisi ribuan bahkan puluhan ribu macam gen dalam bentuk fragmen DNA yang berasal dari penggandaan cDNA. Fragmen DNA yang memuat gen tersebut sanggup mengenali gen dalam suatu sampel jaringan yang dianalisis. Pola lisan suatu gen dalam jaringan yang berbeda pun juga sanggup diamati dengan memakai teknik ini. 

Sebenarnya prinsip kerja dari microarray ialah mengukur jumlah hibridisasi mRNA pada cDNA dalam chip tersebut. Pada umumnya analisis dengan memakai microarray dilakukan dengan memakai dua sampel yang berbeda, contohnya sel kulit normal dengan sel kanker kulit. Kedua sampel tersebut diisolasi mRNA-nya dan lalu diletakkan dalam chip microarray. Kemudian chip tersebut diberi penanda radioaktif untuk menghasilkan warna fluorosens sehabis dilakukan scanner yang terhubung dengan komputer. Kemudian komputer akan menganalisis kedua sampel tersebut menurut contoh warna yang ada. 

Untuk melaksanakan analisis probe dengan memakai teknik microarray terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: 

  1. Mengumpulkan sel atau jaringan yang akan dianalisis
  2. Isolasi mRNA dengan memakai primer poly-T
  3. Membuat cDNA yang diberi penanda / fluoresens
  4. Hibridisasi
  5. Scanning microarray
  6. Pembacaan dengan memakai laser
  7. Analisis 


Untuk memudahkan pemahaman, kita sanggup mengunjungi Virtual Lab yang membuktikan prosedur cara kerja microarray di: http://learn.genetics.utah.edu/content/labs/microarray/