Pengertian Konsep Teratologi

Teratologi ialah ilmu yang mempelajari ihwal imbas toksis terhadap malformasi atau cacat pada embrio. Pengertian teratologi dalam biologi tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan dengan kajian toksikologi. Persamaan dari teratologi dan toksikologi perkembangan ialah keduanya sama-sama mempelajari ihwal penyebab, mekanisme, dan wujud suatu efek dari toksis terhadap perkembangan suatu organisme dari tahapan embrional. 

Perbedaan dari teratologi dan toksikologi perkembangan ialah bahwa teratologi proses cakupan yang dikaji ialah proses terjadinya keganjilan fisiologis perkembangan embrio yang berakibat pada kecacatan. Sementara toksikologi perkembangan cakupan yang dikaji ialah dampak dari suatu toksis selama tahap perkembangan suatu organisme dari embrional sampai tahapan kematian. 

Dari sini perbedaan utama yang terlihat ialah bahwa teratologi lebih menekankan pada efek toksis yang bersifat teratogen terhadap perkembangan embrio sampai lahir sedangkan toksikologi lebih menekankan pada efek tosksis terhadap proses perkembangan suatu organisme mulai dari embrio sampai cukup umur serta dampak toksis tersebut terhadap homeostatis, fisiologis, retardasi pertumbuhan, gangguan perkembangan mental dan perilaku, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan proses perkembangan suatu orgnisme. Teratologi lebih fokus hanya pada perkembangan embrio sampai lahir sementara toksikologi perkembangan mengkaji aspek perkembangan mulai dari embrio sampai cukup umur dan final hidup suatu organisme.

Kajian teratologi sanggup memakai aneka macam metode menyerupai pendekatan dengan metode CHEST dan FETAX. Pengertian CHEST dan FETAX ialah salah satu jenis pendekatan dalam mempelajari teratologi yang dipakai untuk mengetahui terjadinya cacat secara in ovo. CHEST (Chick Embryotoxicity Screening Test) ialah pendekatan teratologi dengan memakai embrio ayam untuk mengetahui efek atau dampak teratogen terhadap perkembangan embrio ayam. Sementara FETAX (Frog Embryo Teratogenecity Xenopus) ialah pendekatan teratologi dengan memakai embrio katak sebagai objek penelitian teratologi. Baik CHEST maupun FETAX intinya untuk menguji organogenesis yang berkhasiat untuk memprediksi adanya potensi toksikan pada perkembangan insan dan adanya suatu imbas teratogen

Contoh kasus penelitan teratologi dengan memakai pendekatan CHEST ialah penggunaan teratogen berupa enrofloxacin pada embrio ayam (Gambar 1) yang menjadikan embrio mengalami penurunan berat badan, anomali strukur kepala, retardasi pembentukan tulang rawan, dan anomali pada struktur kepala. 

Gambar 1 Embrio usia 7 hari (a) kontrol; (b-d) Embrio yang mengalami asing pada perlakuan enrofloxacin


Adapun pendekatan teratologi menurut metode FETAX sanggup diamati pada perkembangan embrio katak dengan perlakuan pinjaman insektisida (malathion) yang menjadikan pembengkokan ekor pada larva katak (Gambar 2).
Gambar 2. Larva X. laevis. (A) kontrol; (B-D) ekor yang mengalami abnormal

Silahkan dibaca pola kasus teratologi akhir toksin:

  1. Daftar Obat Penyebab Cacat Lahir
  2. Gas Penyebab Cacat Embrio



Referensi

  1. Mobarak, Yomn M. 2010. Embryotoxicity and Teratogenicity of Enrofloxacin on Maternally Treated Chick. 
  2. Bonfantia, P., et al. 2004. Comparative teratogenicity of Chlorpyrifos and Malathion on Xenopus laevis development.