IPS
Atmosfer (Cuaca Dan Iklim) Bahan Lengkap
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan materi IPS : Atmosfer meloputi Pengertian Atmosfer, Sifat fisik Atmosfer, Lapisan-lapisan Atmosfer, Struktur Atmosfer, Cuaca dan Iklim serta imbas atmosfer, cuaca, dan iklim terhadap kehidupan.. Berikut artikel selengkapnya..
ATMOSFER
Setelah membaca materi ini, siswa diperlukan sanggup :
· Mendeskripsikan sifat-sifat fisik lapisan atmosfer
· Mengidentifikasi ciri-ciri lapisan atmosfer dan pemanfaatannya
· Mendeskripsikan cuaca dan iklim
· Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi terjadinya cuaca dan iklim
· Menghitung suhu suatu daerah menurut ketinggian di atas permukaan air laut
· Menganalisis proses terjadinya angin dan memperlihatkan contoh-contohnya
· Mengidentifikasi tipe hujan (orografis, zenithal, frontal)
· Mengklasifikasi banyak sekali tipe iklim
· Menyajikan gosip perihal persebaran iklim di Indonesia
· Mendeskripsikan imbas atmosfer bagi kehidupan
· Mendeskripsikan sifat-sifat fisik lapisan atmosfer
· Mengidentifikasi ciri-ciri lapisan atmosfer dan pemanfaatannya
· Mendeskripsikan cuaca dan iklim
· Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi terjadinya cuaca dan iklim
· Menghitung suhu suatu daerah menurut ketinggian di atas permukaan air laut
· Menganalisis proses terjadinya angin dan memperlihatkan contoh-contohnya
· Mengidentifikasi tipe hujan (orografis, zenithal, frontal)
· Mengklasifikasi banyak sekali tipe iklim
· Menyajikan gosip perihal persebaran iklim di Indonesia
· Mendeskripsikan imbas atmosfer bagi kehidupan
Pengertian Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut hingga jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, hingga dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi.
A. Sifat Fisik Atmosfer
Salah satu objek geografi yaitu atmosfer. Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi. Lapisan ini berfungsi sebagai payung atau pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari.
Manusia sanggup bertahan hingga satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara insan hanya bertahan beberapa menit saja. Makara Anda tentu sanggup menyimpulkan sendiri betapa pentingnya udara bagi kehidupan di bumi. Karena tanpa udara, maka manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan tidak sanggup hidup. Udara untuk kehidupan sehari-hari terdapat di atmosfer.
Atmosfer juga merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi. Lapisan atmosfer merupakan adonan dari gas yang tidak tampak dan tidak berwarna.
Kondisi dan manfaat gas dalam atmosfer antara lain:
1) Nitrogen (N2) jumlahnya paling banyak, mencakup 78 bagian. Nitrogen tidak eksklusif bergabung dengan unsur lain, tapi merupakan kepingan dari senyawa organik.
2) Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat masakan menjadi energi hidup.
3) Karbon dioksida (CO2) mengakibatkan imbas rumah beling (greenhouse) transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan kosentrasi CO2 di dalam atmosfer akan mengakibatkan kenaikan suhu di bumi.
4) Ozon (O3) yaitu gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari oksigen. Gas ini terdapat pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ozon sanggup menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi badan manusia.
1) Nitrogen (N2) jumlahnya paling banyak, mencakup 78 bagian. Nitrogen tidak eksklusif bergabung dengan unsur lain, tapi merupakan kepingan dari senyawa organik.
2) Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat masakan menjadi energi hidup.
3) Karbon dioksida (CO2) mengakibatkan imbas rumah beling (greenhouse) transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan kosentrasi CO2 di dalam atmosfer akan mengakibatkan kenaikan suhu di bumi.
4) Ozon (O3) yaitu gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari oksigen. Gas ini terdapat pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ozon sanggup menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi badan manusia.
Salah satu unsur yang penting dalam atmosfer yaitu uap air. Uap air (H2O) sangat penting dalam proses cuaca atau iklim, lantaran sanggup merubah fase (wujud) menjadi fase cair, atau fase padat melalui kondensasi dan deposisi.
Uap air merupakan senyawa kimia udara dalam jumlah besar yang tersusun dari dua kepingan hidrogen dan satu kepingan oksigen. Uap air yang terdapat diatmosfer merupakan hasil penguapan dari laut, danau, kolam, sungai dan transpirasi tanaman. Atmosfer selalu dikotori oleh debu. Debu yaitu istilah yang digunakan untuk benda yang sangat kecil sehingga tidak tampak kecuali dengan mikroskop. Jumlah debu berubah-ubah tergantung pada tempat. Sumber debu beraneka ragam, yaitu asap, debu vulkanik, pembakaran materi bakar, kebakaran hutan, smog dan lainnya. Smog abreviasi dari smoke and fog yaitu kabut tebal yang sering dijumpai di daerah industri yang lembab. Debu sanggup menyerap, memantulkan, dan menghamburkan radiasi matahari. Debu atmosferik sanggup disapu turun ke permukaan bumi oleh curah hujan, tetapi kemudian atmosfer sanggup terisi partikel debu kembali. Debu atmosfer yaitu kotoran yang terdapat di atmosfer.
B. Struktur Vertikal Atmosfer
Atmosfer mempunyai beberapa lapisan udara yang ketebalan dan karakteristiknya berbeda-beda. Secara vertikal pembagian lapisan atmosfer menurut suhu. Pembagian lapisan atmosfer menurut suhu:
1) Troposfer
Lapisan troposfer merupakan lapisan udara yang paling rendah. Lapisan ini di khatulistiwa mempunyai ketebalan berkisar 16 km, di daerah sedang ketebalannya berkisar 11 km, dan di daerah kutub berkisar 8 km. Rata-rata kedalaman lapisan troposfer yaitu 12 km. Pada lapisan ini, peristiwa-peristiwa cuaca, menyerupai angin, awan, dan hujan terjadi. Pada lapisan ini terdapat penurunan suhu yang terjadi lantaran sangat sedikitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari, sebaliknya permukaan tanah memperlihatkan panas pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya; melalui konduksi, konveksi, kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer. Konduksi yaitu proses pemanasan secara merambat. Konveksi yaitu proses pemanasan secara mengalir. Kondensasi yaitu proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air. Sublimasi yaitu proses perubahan wujud es menjadi uap air. Suhu udara di daerah tropis pada ketinggian 0 m di atas permukaan bahari berkisar 27ºC, sedangkan di kepingan atas yang berbatasan dengan tropopause suhunya berkisar 62ºC. Dengan demikian, setiap ada kenaikan tinggi tempat maka suhunya semakin turun. Menurut Teori Braak, setiap naik 100 m maka suhu akan turun 0,61ºC.
Lapisan troposfer merupakan lapisan udara yang paling rendah. Lapisan ini di khatulistiwa mempunyai ketebalan berkisar 16 km, di daerah sedang ketebalannya berkisar 11 km, dan di daerah kutub berkisar 8 km. Rata-rata kedalaman lapisan troposfer yaitu 12 km. Pada lapisan ini, peristiwa-peristiwa cuaca, menyerupai angin, awan, dan hujan terjadi. Pada lapisan ini terdapat penurunan suhu yang terjadi lantaran sangat sedikitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari, sebaliknya permukaan tanah memperlihatkan panas pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya; melalui konduksi, konveksi, kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer. Konduksi yaitu proses pemanasan secara merambat. Konveksi yaitu proses pemanasan secara mengalir. Kondensasi yaitu proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air. Sublimasi yaitu proses perubahan wujud es menjadi uap air. Suhu udara di daerah tropis pada ketinggian 0 m di atas permukaan bahari berkisar 27ºC, sedangkan di kepingan atas yang berbatasan dengan tropopause suhunya berkisar 62ºC. Dengan demikian, setiap ada kenaikan tinggi tempat maka suhunya semakin turun. Menurut Teori Braak, setiap naik 100 m maka suhu akan turun 0,61ºC.
2) Stratosfer
Lapisan stratosfer berada di atas tropopause hingga ketinggian berkisar 49 km dari permukaan laut. Pada stratosfer terdapat lapisan isothermal, yaitu pada ketinggian antara 11-20 km dengan suhu udara bermacam-macam ± -60ºC dan lapisan inverse pada ketinggian antara 20-49 km. Pada lapisan inverse suhu udara semakin ke atas semakin meningkat dan hingga ketinggian 49 km suhu udara mencapai -5ºC. Meningkatnya suhu udara ini disebabkan oleh adanya kandungan gas ozon (Oɜ). Di atas stratosfer terdapat lapisan stratopause yang merupakan pembatas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan isothermal atau lapisan inverse artinya suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian.
Lapisan stratosfer berada di atas tropopause hingga ketinggian berkisar 49 km dari permukaan laut. Pada stratosfer terdapat lapisan isothermal, yaitu pada ketinggian antara 11-20 km dengan suhu udara bermacam-macam ± -60ºC dan lapisan inverse pada ketinggian antara 20-49 km. Pada lapisan inverse suhu udara semakin ke atas semakin meningkat dan hingga ketinggian 49 km suhu udara mencapai -5ºC. Meningkatnya suhu udara ini disebabkan oleh adanya kandungan gas ozon (Oɜ). Di atas stratosfer terdapat lapisan stratopause yang merupakan pembatas antara stratosfer dengan mesosfer. Lapisan isothermal atau lapisan inverse artinya suhu udara bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian.
3) Mesosfer
Lapisan mesosfer terdapat pada ketinggian antara 49-85 km di atas permukaan bumi. Pada lapisan ini setiap naik 1.000 m, suhu udara akan turun 2,5º-3ºC, sehingga suhu pada lapisan paling atas mencapai -90ºC. Lapisan mesosfer dengan lapisan di atasnya dibatasi oleh lapisan mesopause.
Lapisan mesosfer terdapat pada ketinggian antara 49-85 km di atas permukaan bumi. Pada lapisan ini setiap naik 1.000 m, suhu udara akan turun 2,5º-3ºC, sehingga suhu pada lapisan paling atas mencapai -90ºC. Lapisan mesosfer dengan lapisan di atasnya dibatasi oleh lapisan mesopause.
4) Termosfer
Lapisan ini terletak pada ketinggian antara 85-500 km di atas permukaan bumi yang lebih sering disebut dengan lapisan panas (hot layer). Suhu udara di kepingan bawah berkisar -90ºC, sedangkan di kepingan atas mencapai kurang lebih 1010ºC. Pada lapisan ini terdapat lapisan ionosfer yang terletak antara 85-375 km di atas permukaan bumi. Partikel-partikel ion yang dihasilkan pada lapisan ini berfungsi untuk memantulkan gelombang radio, baik gelombang panjang maupun gelombang
pendek.
Lapisan ini terletak pada ketinggian antara 85-500 km di atas permukaan bumi yang lebih sering disebut dengan lapisan panas (hot layer). Suhu udara di kepingan bawah berkisar -90ºC, sedangkan di kepingan atas mencapai kurang lebih 1010ºC. Pada lapisan ini terdapat lapisan ionosfer yang terletak antara 85-375 km di atas permukaan bumi. Partikel-partikel ion yang dihasilkan pada lapisan ini berfungsi untuk memantulkan gelombang radio, baik gelombang panjang maupun gelombang
pendek.
5) Eksosfer
Lapisan eksosfer berada di atas 500 km di atas permukaan bumi. Molekul-molekul pada lapisan ini selalu bergerak dengan kecepatan yang tinggi. Pengaruh gravitasi bumi terhadap molekul-molekul di sini sangat kecil, sedangkan imbas angkasa luar lebih besar sehingga molekul-molekul yang ada sering meninggalkan atmosfer.
Lapisan eksosfer berada di atas 500 km di atas permukaan bumi. Molekul-molekul pada lapisan ini selalu bergerak dengan kecepatan yang tinggi. Pengaruh gravitasi bumi terhadap molekul-molekul di sini sangat kecil, sedangkan imbas angkasa luar lebih besar sehingga molekul-molekul yang ada sering meninggalkan atmosfer.
Fungsi Atmosfer
Atmosfer mempunyai peranan besar dalam kehidupan yang ada di permukaan bumi. Peranan atmosfer tersebut sebagai berikut:
• Melindungi bumi dari jatuhnya meteor atau benda angkasa yang lain.
• Menjaga temperatur udara di permukaan bumi biar tetap bermanfaat untuk kehidupan.
• Memantulkan gelombang radio.
Selain itu, gas-gas yang ada di atmosfer mempunyai tugas masing-masing, sebagai berikut:
• Nitrogen untuk pertumbuhan tanaman.
• Oksigen untuk pernapasan.
• Karbondioksida untuk fotosintesis.
• Neon untuk lampu listrik.
• Ozon untuk menyerap sebagian radiasi matahari.
C. Cuaca dan Iklim
1. Pengertian Cuaca dan Iklim
Apakah Anda sanggup membedakan antara cuaca dengan iklim? Untuk mengetahuinya cobalah Anda simak pernyataan ini “Hari ini sangat cerah”, dan “Bulan bulan belakangan ini tidak tampak turun hujan, sehingga dimana-mana terjadi kekeringan”. Nah bisakah Anda membedakan pernyataan tersebut? Pernyataan yang pertama memperlihatkan dikala itu juga, waktunya sangat singkat. Dan saya percaya Anda niscaya sanggup menjawab bahwa pernyataan pertama yaitu memperlihatkan “cuaca” dan pernyataan yang kedua, lantaran waktunya sangat lama/panjang, hal itu memperlihatkan “iklim”. Benarkah demikian?
Cuaca adalah keadaan udara pada dikala tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca sanggup hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya sanggup berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Departemen Perhubungan. Untuk negara negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).
Iklim yaitu keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang usang (minimal 30 tahun) dan mencakup wilayah yang luas.
Matahari yaitu kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menjadikan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, contohnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus bahari dan badai. Ilmu untuk mengkaji perihal cuaca disebut meteorologi, sedangkan ilmu yang mempelajari perihal iklim disebut klimatologi.
2. Unsur-Unsur Cuaca dan Iklim
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim, yaitu suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, angin,curah hujan, dan awan.
a) Suhu Udara
Suhu udara yaitu keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Termometer yang sanggup mencatat sendiri yaitu termograph, sedangkan hasil catatannya disebut termogram.
Suhu udara tertinggi di muka bumi yaitu di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa hambar bila ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6º C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate yaitu 1º C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
• Lama penyinaran matahari.
• Sudut tiba sinar matahari.
• Relief permukaan bumi.
• Banyak sedikitnya awan.
• Perbedaan letak lintang.
• Lama penyinaran matahari.
• Sudut tiba sinar matahari.
• Relief permukaan bumi.
• Banyak sedikitnya awan.
• Perbedaan letak lintang.
Di Indonesia, keadaan suhu udara relatif bervariasi. Rata-rata suhu tahunan, di Indonesia sekitar 26,8º C. Dalam peta, daerah-daerah yang suhu udaranya sama dihubungkan dengan garis isotherm.
Tx = To – 0,6 x h
100
Tx = To – 0,6 x h
100
Untuk mengetahui temperatur rata-rata suatu tempat digunakan rumus:
Keterangan:
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
h = tinggi tempat (x)
Tx = temperatur rata rata suatu tempat (x) yang dicari
To = temperatur suatu tempat yang sudah diketahui
h = tinggi tempat (x)
Contoh:
Temperatur permukaan bahari = 27ºC. Kota X tingginya 1500 m (di Indonesia).
Tanya: Berapa temperatur rata rata kota X?
Jawab: Tx = To – 0,6 x h
100
= 27º – 0,6 x 1500
100
= 27º – 0,6 x 15
= 27º – 9º
= 18º C
Temperatur permukaan bahari = 27ºC. Kota X tingginya 1500 m (di Indonesia).
Tanya: Berapa temperatur rata rata kota X?
Jawab: Tx = To – 0,6 x h
100
= 27º – 0,6 x 1500
100
= 27º – 0,6 x 15
= 27º – 9º
= 18º C
b) Tekanan Udara
Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, sanggup diukur dengan memakai barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara yaitu Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya yaitu barometer raksa. Tekanan udara memperlihatkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut. Satuan ukuran tekanan udara yaitu milibar (mb).
Tekanan udara 76 cm Hg sama dengan 1,013 mb. Angka tersebut didasarkan pada kerapatan air raksa pada suhu 0ºC, yaitu 13,951 dan percepatan gravitasi, yaitu 0,980335.
Perhitungannya sebagai berikut.
1 atm : 76 cm Hg
Tekanan udara : 76 x 13,591 x 0,980335
: 1,01325 (atau dibulatkan menjadi 1,013 mb)
: 1,01325 (atau dibulatkan menjadi 1,013 mb)
Sebaran tekanan udara di suatu daerah sanggup digambarkan dalam peta yang ditunjukkan oleh isobar. Isobar merupakan garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Makara perbedaan suhu akan mengakibatkan perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak mendapatkan panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh lantaran itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.
c) Kelembaban Udara
Kelembaban udara memperlihatkan banyaknya kandungan uap air di dalam udara. Kandungan uap air yang ada di udara sanggup diukur dengan memakai alat, yaitu higrometer atau psychrometer. Kelembaban udara sanggup dinyatakan dalam bentuk kelembaban relatif dan kelembaban mutlak.
Ada dua macam kelembaban udara:
1) Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.
2) Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang sanggup dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
1) Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.
2) Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang sanggup dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
Contoh:
Dalam 1 m³ udara yang suhunya 20º C terdapat 14 gram uap air (basah sewenang-wenang = 14 gram), sedangkan uap air maksimum yang sanggup dikandungnya pada suhu 20º C = 20 gram.
Makara kelembaban relatif udara itu = 14 x 100% = 70%.
100
Dalam 1 m³ udara yang suhunya 20º C terdapat 14 gram uap air (basah sewenang-wenang = 14 gram), sedangkan uap air maksimum yang sanggup dikandungnya pada suhu 20º C = 20 gram.
Makara kelembaban relatif udara itu = 14 x 100% = 70%.
100
d) Angin
Angin yaitu udara yang bergerak. Angin terjadi sebagai akhir adanya perbedaan tekanan udara. Udara bergerak dari daerah yang bertekanan maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Gerakan udara secara vertikal dinamakan konveksi. Gerakan udara secara horizontal dinamakan adveksi, sedangkan gerakan udara yang tidak teratur disebut dengan turbulensi. Alat untuk mengukur kecepatan angin yaitu anemometer.
Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu:
• Kekuatan angin
Menurut aturan Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang memperlihatkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
• Arah angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya yaitu derajat.
1 derajat untuk angin arah dari Utara.
90 derajat untuk angin arah dari Timur.
180 derajat untuk angin arah dari Selatan.
270 derajat untuk angin arah dari Barat.
Angin memperlihatkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu bergerak. Menurut aturan Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.
Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor:
• Gradient barometrik
• Rotasi bumi
• Kekuatan yang menahan (rintangan)
Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya.
Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat, mengakibatkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90º sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan sanggup membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada dikala melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas.
• Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yng bulat ini mengakibatkan kecepatan linier makin kecil bila makin akrab ke arah kutub.
Pada dasarnya jenis angin sanggup dibedakan menjadi angin tetap, angin periodik, dan angin lokal.
1) Angin Tetap
1.1) Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa lantaran kendala dari benua. Di belahan bumi Selatan imbas angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60º LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
1.2) Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60º LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat hambar lantaran berasal dari daerah kutub.
1.3) Angin Passat
Angin passat yaitu angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa).
• Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara.
• Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
1.4) Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20º-30º LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, contohnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Di daerah Subtropik (30º – 40º LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU – 10o LS terdapat juga daerah damai yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20º-30º LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, contohnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia. Di daerah Subtropik (30º – 40º LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU – 10o LS terdapat juga daerah damai yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”
2) Angin Periodik
2.1) Angin Muson (Monsun)
Angin muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin bahari yang basah.
Angin muson bahari yaitu angin yang terjadi pada demam isu panas, di antara tekanan udara minimum dan di bahari maksimum.
Angin muson darat yaitu angin yang terjadi pada demam isu dingin, tekanan udara di daratan maksimum dan di bahari minimum, bersifat kering.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini mengakibatkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin demam isu Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin demam isu Barat di belahan bumi Selatan. Oleh lantaran angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi demam isu penghujan. Musim penghujan mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. Makin ke Timur curah hujan makin berkurang lantaran kandungan uap airnya makin sedikit. Pada bulan April – Oktober, matahari berada di belahan langit Utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia.
Akibatnya, di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang mengakibatkan terjadinya angin dari Australia menuju Asia. Di Indonesia, terjadi angin demam isu timur di belahan bumi Selatan dan angin demam isu barat daya di belahan bumi Utara. Oleh lantaran tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh lantaran itu pada umumnya di Indonesia terjadi demam isu kemarau, kecuali pantai barat Sumatera, Sulawesi Tenggara, dan pantai Selatan Irian Jaya. Antara kedua demam isu tersebut ada demam isu yang disebut Musim Pancaroba (Peralihan), yaitu: Musim Kemareng yang merupakan peralihan dari demam isu penghujan ke demam isu kemarau, dan Musim Labuh yang merupakan peralihan demam isu kemarau ke demam isu penghujan. Adapun ciri-ciri demam isu pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
2.2) Angin Lokal
Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu sebagai berikut:
Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu sebagai berikut:
a) Angin darat dan angin laut
Angin ini terjadi di daerah pantai. Pada siang hari daratan lebih cepat mendapatkan panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari bahari ke darat, disebut angin laut. Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut, disebut angin darat.
b) Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seakan-akan terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.
Pada siang hari udara yang seakan-akan terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.
c) Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).
Angin jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).
d) Angin siklon dan angin antisiklon
• Angin siklon yaitu angin di daerah depresi yang mempunyai barometris minimum dan dikelilingi barometris maksimum.
• Angin antisiklon yaitu angin di daerah kompresi yang mempunyai barometris maksimum dan dikelilingi barometris minimum.
Macam-macam angin siklon, yaitu
• Taifun di Asia Timur
• Tornado di USA
• Angin siklon yaitu angin di daerah depresi yang mempunyai barometris minimum dan dikelilingi barometris maksimum.
• Angin antisiklon yaitu angin di daerah kompresi yang mempunyai barometris maksimum dan dikelilingi barometris minimum.
Macam-macam angin siklon, yaitu
• Taifun di Asia Timur
• Tornado di USA
e) Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Raingauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• bentuk medan/topografi
• arah lereng medan
• arah angin yang sejajar dengan garis pantai
• jarak perjalanan angin di atas medan datar
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Raingauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• bentuk medan/topografi
• arah lereng medan
• arah angin yang sejajar dengan garis pantai
• jarak perjalanan angin di atas medan datar
Hujan ialah insiden sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet.
1) Klasifikasi hujan
1.1) Berdasarkan ukuran butirannya ,hujan dibedakan menjadi:
a. hujan gerimis/drizzle, diameter butir-butirannya kurang dari 0,5 mm;
b. hujan salju/snow, terdiri dari kristal-kristal es yang temperatur udaranya berada di bawah titik beku;
c. hujan kerikil es, merupakan curahan kerikil es yang turun di dalam cuaca panas dari awan yang temperaturnya di bawah titik beku; dan
b. • hujan deras/rain, yaitu curahan air yang turun dari awan yang temperaturnya di atas titik beku dan diameter butirannya kurang lebih 7 mm.
1.2 ) Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan atas:
a. Hujan Frontal
Hujan frontal yaitu hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya. Massa udara panas/lembab bertemu dengan massa udara dingin/padat sehingga berkondensasi dan terjadilah hujan.
a. Hujan Frontal
Hujan frontal yaitu hujan yang terjadi di daerah front, yang disebabkan oleh pertemuan dua massa udara yang berbeda temperaturnya. Massa udara panas/lembab bertemu dengan massa udara dingin/padat sehingga berkondensasi dan terjadilah hujan.
b. Hujan Zenithal/ Ekuatorial/ Konveksi/ Naik Tropis
Jenis hujan ini terjadi lantaran udara naik disebabkan adanya pemanasan tinggi. Terdapat di daerah tropis antara 23,5º LU – 23,5º LS. Oleh lantaran itu disebut juga hujan naik tropis. Arus konveksi mengakibatkan uap air di ekuator naik secara vertikal sebagai akhir pemanasan air bahari terus menerus. Terjadilah kondensasi dan turun hujan. Itulah sebabnya jenis hujan ini dinamakan juga hujan ekuatorial atau hujan konveksi. Disebut juga hujan zenithal lantaran pada umumnya hujan terjadi pada waktu matahari melalui zenit daerah itu. Semua tempat di daerah tropis itu menerima dua kali hujan zenithal dalam satu tahun.
c. Hujan Orografis/Hujan Naik Pegunungan
Terjadi lantaran udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan yang makin ke atas makin hambar sehingga terjadi kondensasi, terbentuklah awan dan jatuh sebagai hujan. Hujan yang jatuh pada lereng yang dilaluinya disebut hujan orografis, sedangkan di lereng sebelahnya bertiup angin jatuh yang kering dan disebut daerah bayangan hujan.
f) Awan
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi lantaran adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang melekat di permukaan bumi disebut kabut.
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi lantaran adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan yang melekat di permukaan bumi disebut kabut.
1) Menurut morfologinya (bentuknya)
Berdasatkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bundar) dan dasarnya horizontal.
b. Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga sanggup menutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus yaitu awan yang rendah dan luas.
c. Awan Cirrus yaitu awan yang bangun sendiri yang halus dan berserat, berbentuk menyerupai bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak sanggup menjadikan hujan.
2) Berdasarkan ketinggiannya
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Awan tinggi (lebih dari 6000 m – 9000 m), lantaran tingginya selalu terdiri dari kristal-kristal es.
• Cirrus (Ci) : awan tipis menyerupai bulu burung.
• Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata menyerupai tabir.
• Cirro Cumulus (Ci-Cu) : menyerupai sisik ikan.
b. Awan sedang (2000 m – 6000 m)
• Alto Comulus (A-Cu) : awan bergumpal gumpal tebal.
• Alto Stratus (A- St) : awan berlapis-lapis tebal.
c. Awan rendah (di bawah 200 m)
• Strato Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpalgumpal.
• Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis.
• Nimbo Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah merupakan hujan.
d. Awan yang terjadi lantaran udara naik, terdapat pada ketinggian 500–1500 m
• Cummulus (Cu) : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata.
• Comulo Nimbus (Cu-Ni): awan yang bergumpal gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi angin ribut.
Berdasarkan ketinggiannya, awan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Awan tinggi (lebih dari 6000 m – 9000 m), lantaran tingginya selalu terdiri dari kristal-kristal es.
• Cirrus (Ci) : awan tipis menyerupai bulu burung.
• Cirro stratus (Ci-St) : awan putih merata menyerupai tabir.
• Cirro Cumulus (Ci-Cu) : menyerupai sisik ikan.
b. Awan sedang (2000 m – 6000 m)
• Alto Comulus (A-Cu) : awan bergumpal gumpal tebal.
• Alto Stratus (A- St) : awan berlapis-lapis tebal.
c. Awan rendah (di bawah 200 m)
• Strato Comulus (St-Cu) : awan yang tebal luas dan bergumpalgumpal.
• Stratus (St) : awan merata rendah dan berlapis-lapis.
• Nimbo Stratus (No-St) : lapisan awan yang luas, sebagian telah merupakan hujan.
d. Awan yang terjadi lantaran udara naik, terdapat pada ketinggian 500–1500 m
• Cummulus (Cu) : awan bergumpal-gumpal, dasarnya rata.
• Comulo Nimbus (Cu-Ni): awan yang bergumpal gumpal luas dan sebagian telah merupakan hujan, sering terjadi angin ribut.
3. Pembagian wilayah iklim
Terjadinya iklim yang bermacam-macam di muka bumi, disebabkan lantaran rotasi dan revolusi bumi dan adanya perbedaan garis lintang. Pembagian wilayah iklim berdasar garis lintang disebut iklim matahari. Hal ini terjadi akhir adanya revolusi bumi atau pergeseran semu matahari dari 23½º LU – 23½º LS. Adanya pergeseran semu matahari mengakibatkan perbedaan suhu antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Klasifikasi iklim matahari, didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
Pembagian daerah iklimnya adalah:
a) Daerah iklim tropis : 0º – 23,5 º LU/LS
b) Daerah iklim sub tropis : 23,5 º – 40 º LU/LS
c) Daerah iklim sedang : 40 º – 66,5 º LU/LS
d) Daerah iklim hambar : 66,5 º – 90 º LU/LS
4. Persebaran iklim di Indonesia
Indonesia terletak di antara 23½º LU – 23½º LS sehingga disebut dengan daerah tropis. Menurut Koppen, yang mengklasifikasikan iklim menurut curah hujan dan temperatur, membagi iklim dalam 5 daerah iklim, dinyatakan dengan simbol huruf. Berdasarkan pembagian terstruktur mengenai Koppen, sebagian besar wilayah Indonesia beriklim A, di daerah pegunungan beriklim C, dan di Puncak Jaya Wijaya beriklim E. Tipe iklim A dibagi menjadi 3 sub tipe yang ditandai dengan abjad kecil yaitu f, w dan m sehingga terbentuk tipe iklim Af , Aw dan Am.
1) Hutan hujan tropis (Af)
Daerah yang termasuk tipe iklim ini yaitu daerah yang mempunyai rata-rata curah hujan bulan terkering lebih besar dari 60 mm. Oleh lantaran itu, hutan di daerah ini lebat. Wilayah Indonesia yang mempunyai tipe iklim Af antara lain Sumatera, sebagian kecil Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi Utara.
2) Monsun tropika (Am)
Daerah yang termasuk tipe iklim ini yaitu daerah yang jumlah hujan pada bulan-bulan berair sanggup mengimbangi kekurangan air hujan pada bulan-bulan kering. Di daerah ini hutan masih sanggup lebat. Di Indonesia wilayah yang yang mempunyai tipe iklim Am yaitu sebagian besar Jawa, sebagian Sulawesi Selatan, dan pantai selatan Papua.
3) Savana (Aw)
Daerah yang termasuk tipe iklim ini yaitu daerah dengan curah hujan bulan-bulan berair tidak sanggup mengimbangi kekurangan air pada bulan-bulan kering. Oleh lantaran itu, vegetasi yang ada di daerah ini hanyalah padang rumput atau pohon-pohon yang mempunyai kebutuhan air sedikit. Di Indonesia wilayah yang mempunyai tipe iklim Aw mencakup Madura, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Aru.
D. Pengaruh Atmosfer, cuaca dan Iklim terhadap Kehidupan
Tahukah kamu, mengapa kita yang hidup di daerah Asia sebagian besar mempunyai masakan pokok berupa nasi? Mengapa wilayah Negara kita tidak menghasilkan kurma menyerupai yang dihasilkan oleh daerah di Timur Tengah? Semua ini lantaran adanya imbas atmosfer terutama unsur iklim. Iklim menjadi pembatas pertumbuhan dan persebaran jenis tumbuhan di muka Bumi lantaran itu pula iklim membatasi hasil panen. Persebaran fauna juga dipengaruhi oleh iklim, baik secara fisik maupun dari jenis makanannya. Namun, pola iklim yang kini ada, sanggup terjadi perubahan, baik secara lokal maupun global. Perubahan iklim secara global disebabkan meningkatnya konsentrasi gas di dalam atmosfer. Hasil pembakaran kerikil bara, minyak bumi, serta gas buangan menyerupai karbon dioksida, metana, dan nitrous oksida akan menyelimuti Bumi sehingga radiasi yang berlebihan akan tertahan di Bumi.
Akibatnya, suhu Bumi naik dan semakin panas, alhasil terjadi pemanasan global. Perubahan iklim yang diperkirakan akan menyertai pemanasan global sebagai berikut:
Mencairnya bongkahan es di kutub sehingga permukaan bahari naik.
Muka air bahari akan naik dan menenggelamkan pulau serta menjadikan banjir di wilayah pesisir dan dataran rendah sekitarnya.
Berubahnya pola iklim, terutama yang mengandalkan demam isu hujan menyerupai pertanian padi. Suhu Bumi yang panas mengakibatkan mengeringnya air permukaan sehingga ketersediaan air menjadi langka.
Meningkatnya risiko kebakaran hutan.
Perubahan iklim sangat dirasakan penduduk Indonesia akhir dampak dari La Nina dan El Nino. Setiap 2–10 tahun, iklim di Samudra Pasifik kepingan selatan mengalami perubahan yang ekstrem. Wilayah Asia Timur yang biasanya mendapatkan banyak hujan menjadi kering, sedangkan pantai barat Amerika Selatan yang biasanya kering mendapatkan hujan yang lebat. Fenomena alam ini disebut dengan El Nino (bahasa Spanyol) dan biasanya terjadi pada bulan Desember. Gejala El Nino mengakibatkan pergeseran iklim. Wilayah Asia tidak menerima hujan lantaran hujan beralih ke kepingan barat Amerika Selatan. Terjadinya hujan lebat di kepingan barat Amerika Selatan menjadikan banjir dan tanah longsor. Sebaliknya, El Nino mengakibatkan demam isu kemarau yang berkepanjangan di daerah Asia, Australia, dan Afrika, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia, tanda-tanda El Nino mengakibatkan keterlambatan demam isu tanam atau panen. Tanaman padi menjadi kering dan mati. Petani banyak yang gagal panen lantaran sawahnya mengalami puso. Gejala iklim ekstrem yang lain yaitu La Nina. Sifat-sifat La Nina berkebalikan dengan El Nino. La Nina terbentuk apabila arus udara dan air bahari di Samudra Pasifik akrab pantai barat Amerika Selatan saling memperkuat sehingga angin bertiup sangat kencang. Air bahari hangat banyak mengalir kearah barat sehingga wilayah Asia, termasuk Indonesia mengalami hujan lebat, sedangkan wilayah Amerika Selatan mengalami kekeringan.
Perbedaan cuaca atau iklim dari satu tempat ke tempat lain besar lengan berkuasa terhadap kegiatan masyarakat. Pengaruh tersebut antara lain pada jenis pakaian, bentuk rumah, dan mata pencaharian. Perbedaan cuaca atau iklim dipengaruhi oleh perbedaan tempat. Semakin ke arah gunung (tempat tinggi), udara akan semakin hambar dan curah hujan semakin besar. Semakin ke arah dataran rendah maka suhu akan semakin panas demikian juga curah hujan akan semakin kecil. Iklim juga merupakan faktor yang memilih tinggi-rendahnya kebudayaan, bahkan kunci peradaban/kebudayaan masyarakat, yaitu lantaran hal-hal berikut:
Iklim sanggup membatasi atau mendukung kegiatan manusia. Misalnya, daerah yang sangat dingin, daerah yang sangat panas atau kering merupakan daerahdaerah yang mempengaruhi dan membatasi bidang- bidang pertanian. Dan daerah yang bersuhu panas sanggup melemahkan energi dan acara kerja fisik.
Perubahan iklim besar lengan berkuasa terhadap kesehatan manusia. Misalnya, pada dikala demam isu penghujan banyak kasus penyakit demam berdarah. Begitu juga banyak kasus penyakit muntah berak pada demam isu panas yang banyak hujan.
Sumber : https://taufikibrahim.wordpress.com/download/materi-ajar-ips/materi-ips-kls-7-smt-2-ktsp/
Demikian materi IPS : Atmosfer meloputi Pengertian Atmosfer, Sifat fisik Atmosfer, Lapisan-lapisan Atmosfer, Struktur Atmosfer, Cuaca dan Iklim serta imbas atmosfer, cuaca, dan iklim terhadap kehidupan.. Semoga bermanfaat...