Biologi
Pengaruh Dan Dampak Negatif Zat Psikotropika (Narkoba)
Berikut ini ialah pembahasan ihwal zat psikotropika yang akan lebih memfokuskan pada dampak negatif dari penggunaan zat pasikotropika sebagai pemanis dari pembahasan sebelumnya ihwal pengertian zat psikotropika dan macam-macam zat psikotropika.
Nah, supaya kau sanggup terhindar dari penyalahgunaan zat psikotropika kau harus memahami betul dampak negatif yang ditimbulkan oleh zat psikotropika.
Amfetamin yang tergolong zat psikotropika sering digunakan untuk mengurangi berat tubuh alasannya menghilangkan rasa lapar. Amfetamin juga sanggup menghilangkan rasa kantuk bahkan kadang digunakan olahragawan sebagai dopping (tetapi pemakaian dopping tidak sah).
LSD (Lycergic Alis Diethylamide) merupakan zat halusinagen. Halusinagen adalah zat-zat yang sanggup mengubah persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang serta menimbulkan halusinasi (khayalan).
Jika zat psikotropika digunakan secara terus menerus atau melebihi dosis yang telah ditentukan akan menjadikan ketergantungan.
Kecanduan inilah yang akan menjadikan gangguan fisik dan psikologis, alasannya terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat dan organ-organ tubuh menyerupai jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak fisik, psikis dan sosial saling bekerjasama erat. Ketergantungan fisik akan menjadikan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) jikalau terjadi putus obat (tidak mengonsumsi obat pada waktunya).
Hal ini sanggup mengakibatkan dorongan psikologis berupa harapan sangat berpengaruh untuk mengonsumsi. Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan tanda-tanda sosial menyerupai dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, dan manipulatif.
Dampak Negatif Zat Psikotropika
Saat ini zat psikotropika sudah memasuki kalangan cukup umur dan pelajar. Hal ini tentu saja membahayakan masa depan negara kita alasannya masa depan negara ini berada di bahu para remaja.Nah, supaya kau sanggup terhindar dari penyalahgunaan zat psikotropika kau harus memahami betul dampak negatif yang ditimbulkan oleh zat psikotropika.
Amfetamin yang tergolong zat psikotropika sering digunakan untuk mengurangi berat tubuh alasannya menghilangkan rasa lapar. Amfetamin juga sanggup menghilangkan rasa kantuk bahkan kadang digunakan olahragawan sebagai dopping (tetapi pemakaian dopping tidak sah).
LSD (Lycergic Alis Diethylamide) merupakan zat halusinagen. Halusinagen adalah zat-zat yang sanggup mengubah persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang serta menimbulkan halusinasi (khayalan).
Jika zat psikotropika digunakan secara terus menerus atau melebihi dosis yang telah ditentukan akan menjadikan ketergantungan.
Kecanduan inilah yang akan menjadikan gangguan fisik dan psikologis, alasannya terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat dan organ-organ tubuh menyerupai jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba sanggup terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Gambar: Dampak Narkoba (Sumber: kdri.co) |
1. Dampak Fisik
Dampak terhadap fisik, antara lain gangguan pada sistem saraf, gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), gangguan pada kulit (dermatologis), dan gangguan pada paru-paru (pulmoner).2. Dampak Psikis
Dampak terhadap psikis (rohani), antara lain lamban kerja, ceroboh, sering tegang dan gelisah, hilang dogma diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga, agitatif, menjadi ganas dan tingkah laris yang brutal, sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.3. Dampak Sosial
Dampak sosial bagi pecandu zat psikotropika, antara lain gangguan mental, antisosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan, merepotkan dan menjadi beban keluarga, pendidikan menjadi terganggu, serta masa depan suram.Dampak fisik, psikis dan sosial saling bekerjasama erat. Ketergantungan fisik akan menjadikan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) jikalau terjadi putus obat (tidak mengonsumsi obat pada waktunya).
Hal ini sanggup mengakibatkan dorongan psikologis berupa harapan sangat berpengaruh untuk mengonsumsi. Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan tanda-tanda sosial menyerupai dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, dan manipulatif.