IPS
Penyakit Sosial (Pengertian, Macam, Penyebab, Dampak, Pencegahan)
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan artikel perihal Penyakit Sosial meliputi Pengertian, Macam-macam Penyakit Sosial di masyarakat, penyebab, dampak, dan cara pencegahannya.
PENYAKIT SOSIAL
A. PENGERTIAN PENYAKIT SOSIAL
Penyakit sosial adalah semua sikap sejumlah warga masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang kuat terhadap kehidupan warga masyarakat.
B. MACAM-MACAM PENYAKIT SOSIAL
Beberapa kebiasaan warga masyarakat yang sanggup dikategorikan sebagai bentuk penyakit sosial antara lain kebiasaan minum-minuman keras, berjudi, menyalahgunakan narkoba, kenakalan remaja, penjaja sex komersial (PSK), dan sebagainya.
1. Minum-Minuman Keras
Minuman keras atau sering disingkat miras ialah minuman yang mengandung alkohol. Minuman beralkohol dikategorikan menjadi tiga golongan menurut kadar alkohol yang terkadung di dalamnya, yaitu:
a. Minuman beralkohol golongan A, mempunyai kandungan alkohol sebanyak 1 % hingga 5 %.
b. Minuman beralkohol golongan B, mempunyai kadar alkohol lebih dari 5 % hingga 20 %.
c. Minuman beralkohol golongan C, mempunyai kadar alkohol lebih dari 20 % hingga 55 %.
Alkohol termasuk zat adiktif, yakni zat yang penggunaannya sanggup menimbulkan ketergantungan. Di samping itu, alkohol juga termasuk golongan depresan yang sanggup memperlambat kegiatan otak dan sistem saraf. Sifat alkohol yang antiseptik sebagai larutan pelawan basil sering dipergunakan oleh tenaga medis (dokter, perawat, bidan) untuk membersihkan peralatan yang akan dipergunakan untuk kegiatan pengobatan, contohnya alat suntik, mencuci peralatan operasi bedah, mensterilkan ruangan, dan sebagainya.
Masyarakat Eropa ialah kelompok masyarakat yang terbiasa meminum minuman beralkohol untuk menghangatkan badan guna melawan dinginnya lingkungan. Akan tetapi, mereka meminum alkohol tidak lebih dari satu gelas kecil (sloki) berukuran 10 ml dan hanya beberapa teguk saja, itu pun dilakukan tidak setiap saat.
Minum minuman beralkohol dalam jumlah banyak sanggup menimbulkan mabuk bahkan tak sadarkan diri, sebab alkohol kuat terhadap kerja dan fungsi susunan saraf. Pemakaian alkohol dalam jangka waktu usang akan menimbulkan kerusakan pada organ hati dan otak serta menimbulkan imbas ketergantungan.
Orang yang kecanduan alkohol akan memperlihatkan gejala-gejala menyerupai mual, gelisah, gemetar, sukar tidur. Pengaruh alkohol menimbulkan sikap emosional, tak terkendali, dan agresif. Hal tersebut sanggup dibuktikan bahwa banyak pelaku tindak kriminal selalu diawali dengan meminum minuman keras, sehingga tindakannya bisa di luar batas perikemanusiaan.
2. Judi
Judi merupakan kegiatan permainan yang bertujuan memperoleh uang tanpa bekerja dan hanya mengandalkan faktor spekulasi.
Permainan judi selalu dilatarbelakangi oleh persoalan ekonomi yang bertujuan memperoleh uang secara cepat tanpa bekerja melalui suatu permainan. Kebiasaan berjudi menciptakan orang menjadi malas dan tidak mau bekerja, tetapi mempunyai ambisi besar untuk mendapat uang dalam jangka waktu singkat.Seperti halnya miras, berjudi sanggup menciptakan orang ketergantungan, sehingga ia rela menghabiskan waktu dan pikirannya hanya untuk berjudi.
Kebiasaan berjudi akan membentuk seseorang tumbuh menjadi pribadi yang cenderung emosional, tidak sabaran, tidak bisa berfikir logis, dan pemalas.
3. Narkoba
Istilah narkoba merupakan abreviasi dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 perihal Narkotika, narkotika diartikan sebagai zat atau obat yang berasal dari tumbuhan atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang sanggup mengakibatkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan sanggup menimbulkan ketergantungan.
Menurut Dr D.J. Siregar, istilah narkotika berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata “narkotikos”, yang berarti keadaan seseorang yang kaku menyerupai patung atau tidur.
Dalam dunia kedokteran narkoba sangat dibutuhkan sebagai sarana pengobatan. Misalnya sebagai obat penenang atau obat bius dan penghilang rasa sakit pada pasien.
Orang yang menyalahgunakan pemakaian narkoba merupakan bentuk penyalahgunaan yang bukan hanya merusak diri sendiri, tetapi juga mengganggu lingkungan sosial jawaban sikap yang ditimbulkan dari ketergantungan terhadap narkoba. Orang yang mengalami ketergantungan pada narkoba biasanya akan melaksanakan banyak sekali cara untuk mendapat narkoba, menyerupai mencuri, merampok, dan merampas. Penyalahgunaan narkoba seringkali mengakibatkan persoalan kejiwaan dan kesehatan yang serius bagi penggunanya. Kehidupan sosial pemakai narkoba menjadi terganggu, sukar bergaul dan cenderung gampang terpengaruh tindak kejahatan.
Pengaruh narkoba terhadap badan yang sehat akan menimbulkan gangguan mental dalam bentuk emosional, sikap tidak terkendali, penurunan daya ingat yang sangat drastis, kerusakan sistem saraf otak. Adapun secara umum, ciri-ciri pemakai narkoba antara lain:
a. daya konsentrasi menurun,
b. malas, gairah untuk hidup hilang,
c. tidak peduli terhadap keadaan dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya,
d. tidak bisa memakai logika pikirannya secara sehat,
e. sangat sensitif, emosional, dan agresif,
f. ketergantungan terhadap narkoba akan menimbulkan rasa sakit pada sekujur tubuh.
4. PSK
Pekerja sex komersial (PSK) merupakan salah satu bentuk penyakit sosial yang tertua di dunia. Kegiatan PSK yang disebut sebagai prostitusi telah dikenal semenjak zaman Romawi Kuno.
Meskipun upaya pemberantasan terus-menerus dilakukan, tetapi praktik prostitusi tetap saja marak di masyarakat, baik yang berlangsung secara terang-terangan maupun secara terselubung dengan berkedok dan membaur dalam kegiatan sosial lainnya.
Pada umumnya kegiatan prostitusi berlatar belakang pada faktor kesulitan ekonomi. Namun secara psikologis, prostitusi merupakan bentuk kelainan mental yang hanya sanggup berhenti atas kesadaran pelaku semata. Oleh sebab itu, meskipun pelaku prostitusi dijaring, dibina, dan diberi aneka keterampilan biar bekerja secara sewajarnya, namun tetap saja ia akan kembali menekuni prostitusi sebagai pilihan hidupnya apa pun risikonya.
Melalui prostitusi inilah akan berkembang subur penyakitpenyakit sosial lainnya, sehingga terciptalah mata rantai yang tidak terputus, bahkan saling terkait contohnya antara prostitusi dengan miras, penyalahgunaan narkoba, perjudian, dan proses penularan penyakit HIV/AIDS.
5. Kenakalan Remaja
Usia remaja erat kaitannya dengan perubahan sikap dan pola sikap pada diri seseorang. Suatu hal yang alamiah bahwa dunia remaja selalu diwarnai dengan perilaku-perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma yang telah diserapnya, sebab keinginannya untuk menemukan jati diri dan adanya dorongan untuk tidak mau dikendalikan oleh orang lain. Dalam kondisi alamiah inilah tugas orang renta sebagai penanggung jawab mengenai sikap bawah umur sangat diharapkan. Kecenderungan remaja terikat dengan lingkungan sosial sebayanya memudahkan remaja terbawa arus lingkungannya. Oleh sebab itu, orang renta wajib mengenali secara benar siapa saja teman sebaya anaknya yang sedang memasuki masa remaja.
Kenakalan remaja merupakan bentuk kegiatan sekelompok remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sesuai dengan sifat remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan emosi, sikap mereka mencerminkan gejolak emosi tanpa mempedulikan lingkungannya. Misalnya kebut-kebutan, membikin keonaran/keributan, dan selalu melaksanakan aktivitas-aktivitas untuk memuaskan rasa ingin tahunya yang sangat besar. Mudahnya remaja terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, miras, merokok bahkan tindak kejahatan merupakan bentuk sikap menyimpang yang selalu berawal dari iseng atau coba-coba yang membuatnya gampang terjerumus ke sikap menyimpang.
Seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang selalu berganti generasi, maka tanda-tanda kenakalan remaja pun selalu ada dalam kehidupan masyarakat dengan banyak sekali bentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Materi pendukung : Kenakalan Remaja
C. PENYEBAB PENYAKIT SOSIAL
Mengapa orang melaksanakan penyakit sosial? Faktor apakah yang mendorong mereka melaksanakan penyakit sosial? Tentu ada alasan dan faktor yang mendorong mereka melaksanakan penyakit sosial. Mungkin sebab dampak lingkungannya; mungkin sebab ingin mencapai kepuasan hidup; mungkin hanya ingin menggandakan orang lain, mungkin ingin hal lain daripada yang lain; mungkin sebab ketidak-puasan terhadap sesuatu yang dihadapi; dan masih banyak kemungkinan-kemungkinan lain yang menjadi penyebab orang melaksanakan penyakit sosial. Dari banyak sekali penyebab itu kita sanggup mengidentifikasi penyebab penyakit sosial sebagai berikut :
a. Keadaan keluarga yang awut-awutan (broken home)
Keluarga merupakan daerah di mana anak atau orang pertama kali melaksanakan interaksi dengan orang lain. Keluarga mempunyai dampak yang sangat kuat dalam pembentukan tabiat (perangai) seseorang. Oleh sebab itulah keadaan keluarga akan sangat mempengaruhi sikap orang yang menjadi anggota keluarga tersebut. Dalam keluarga yang brocken home biasanya hubugan antaranggota keluarga menjadi tidak harmonis. Keadaan keluarga tidak bisa memperlihatkan ketenteraman dan kebahagiaan pada anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga tidak bisa saling melaksanakan kendali atas perilakunya. Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung berperilaku semaunya, dan mencari kebahagiaan di luar keluarga. Ia tidak menyadari lagi, apakah perilakunya itu melanggar norma-norma kemasyarakatan atau tidak, yan penting mereka merasa bahagia. Hal inilah yang mendorong terjadinya penyakit sosial dari masing-masing anggota keluarga.
b. Persoalan ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi sanggup mendorong orang melaksanakan kegiatan apa saja, asal bisa memperoleh sesuatu yang sanggup dipakai untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Tidak jarang orang mengkhalalkan segala cara untuk mendapat uang atau sesuatu, yang sanggup memenuhi kebutuhan ekonominya. Hal inilah yang mengakibatkan orang melaksanakan kegiatan tanpa menghiraukan norma-norma dan hukum masyarakat. Akibatnya terjadilah penyakit sosial dari orang yang bersangkutan.
c. Pelampiasan rasa kekecewaan
Penyakit sosial bsa juga terjadi sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewa seseorang. Apa akibatnya, bila orang mengasihi sesorang, tetapi cintanya ditolak oleh orang yang dicintainya? Apa karenanya bila seorang anak menginginkan sepeda atau motor, tetapi keinginannya tidak pernah terpenuhi? Apa akibatnya, bila seorang siswa tidak lulus ujian, pada hal ia sangat berharap lulus ujian? Tentu rasa kecewa yang ia dapatkan. Kekecewaan ini sanggup mendorog orang atau anak yang bersangkutan untuk melaksanakan sesuatu yang tanpa kendali. Pelampiasan rasa kekecewaan sanggup menimbulkan sikap di luar kendali orang yang besangkutan. Bahkan ia tidak lagi menghiarukan norma-norma maupun hukum kemasyarkatan, yang penting ia bisa melampiaskan kekecewaannya. Hal inilah yang selanjutnya menimbulkan penyakit sosial dari orang /anak tersebut.
d. Pengaruh lingkungan masyarakat
Penyakit sosial bisa juga terjadi sebab dampak lingkungan. Orang yang hidup di lingkungan penjudi, akan cenderung ikut berjudi; orang yag berada di lngkungan peminum (pemabuk), akan cenderung ikut mabuk-mabukan; orang yang hidup di lingkungan preman, akan cenderung berperilaku menyerupai preman. Contoh-contoh tersebut menggambarkan betapa lingkungan gampang mempengaruhi sikap seseorang yang berada di lingkungan tersebut.Oleh sebab itu, apabila kehidupan lingkungan tidak sesuai dengan norma-norma sosial, maka orang yang berada di lingkungan tersebut cenderung juga berperilaku menyimpang. Akibatnya terjadilah penyakit-penyakit sosial yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di lingkungan tersebut.
e. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma yang berlaku
Hal ini umumnya terjadi pada para pendatang gres (penduduk baru) di lingkungan yang baru. Para pendatang gres yang tidak bisa menyerap nilai dan norma yang berlaku atau tidak sanggup menyerap atau memahami norma budaya masyarakat akan cenderung tidak bisa melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan impian masyarakat. Perilaku orang ini cenderung semaunya, sebab ketidaktahuannya terhadap norma-norma dan budaya yang ada di masyarakat. Hal inilah yang memungkinkan orang melaksanakan kegiatan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan budaya kemasyarakatan. Karena ketidatahuannya terhadap nilai dan norma yang berlaku di masyarakat timbullah penyakit-penyakit sosial dari sikap orang tersebut.
f. Pengaruh kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi melahirkan banyak sekali alat komunikasi dan alat hiburan yang serba canggih. Televesi (TV) dan internet merupakan hasil kemajuan teknologi. Program (acara) televisi tidak semuanya cocok untuk konsumsi anak-anak. Tetapi banyak bawah umur menikmati program TV yang seharusnya bukan konsumsiya. Misalnya: program TV film keras, mengakibatkan anak berperangai keras. Perangai keras ini sanggup menibulkan sikap keras pada anak tersebut yang cenderung menyimpang dari kebiasaan masyarakat. Interet sanggup disalahgunakan untuk mendapat gambar-gambar porno. Akibatnya bawah umur yang belum sampaumur sudah menikmati gambar-gambar porno. Hal ini tentu akan kuat terhadap sikap anak tersebut. Besar kemungkinan anak akan berperilaku seks yang menyimpang. Ini berarti anak telah melakukan penyakit terhadap norma-norma sosial.
D. DAMPAK PENYAKIT SOSIAL
Berbagai bentuk penyakit social yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan masya- rakat pada umumnya.
1. Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk sikap menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memperlihatkan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut :
a. Memberikan dampak psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap pelaku sebab akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyakit.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan sanggup mencelakakan dirinya sendiri.
2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyakit juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya ialah mencakup hal-hal berikut ini :
a. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan banyak sekali pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur sikap individu dalam kehidupan masyarakat.
E. PENCEGAHAN PENYAKIT SOSIAL
Berbagai upaya sanggup dilakukan untuk mencegah sikap penyakit sosial dalam masyarakat. Upaya-upaya tersebut sanggup dilakukan dari banyak sekali lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1. Di Lingkungan Keluarga
Upaya pencegahan sikap penyakit sosial di rumah memerlukan proteksi dari semua anggota keluarga, baik keluarga inti maupun keluarga luas. Di dalam hal ini, masing-masing anggota keluarga harus bisa berbagi sikap kepedulian, kompak, serta saling memahami tugas dan kedudukannya masing-masing di keluarga. Meskipun keterlibatan seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan, namun orang renta memegang tugas utama dalam membentuk perwatakan dan membina sikap anak-anaknya. Hal ini dikarenakan orang renta merupakan figur utama anak yang dijadikan panutan dan tuntunan, sehingga sudah sepantasnya bila orang renta harus bisa memberi teladan bagi anak-anaknya. Dalam hubungannya dengan upaya pencegahan penyakit sosial di lingkungan keluarga, orang renta sanggup melaksanakan beberapa hal, menyerupai berikut ini.
a. Menciptakan suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c. Mengembangkan komunikasi dan kekerabatan yang erat dengan anak.
d Selalu meluangkan waktu untuk mendengar dan menghargai pendapat anak, sekaligus bisa memperlihatkan bimbingan atau solusi bila anak mendapat kesulitan.
e. Memberikan punnish and reward, artinya bersedia memperlihatkan teguran atau bahkan eksekusi bila anak bersalah dan bersedia memperlihatkan kebanggaan atau bahkan hadiah bila anak berbuat baik atau memperoleh prestasi.
f. Memberikan tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan pendidikannya.
Langkah-langkah tersebut merupakan upaya yang sanggup dilakukan orang renta biar tercipta suatu komunikasi yang baik dengan anak, sehingga anak merasa terlindungi, mempunyai panutan atau teladan, serta merasa mempunyai arti penting sebagai pecahan dari keluarganya.
Sekolah merupakan lingkungan pergaulan anak yang cukup kompleks. Di dalam hal ini, kedudukan pendidik di lingkungan sekolah memegang tugas utama dalam mengarahkan anak untuk tidak melaksanakan banyak sekali penyakit sosial. Berbagai hal yang sanggup dilakukan guru selaku pendidik dalam upaya mencegah sikap penyakit sosial anak didiknya, antara lain, berikut ini.
a. Mengembangkan kekerabatan yang erat dengan setiap anak didiknya biar sanggup tercipta komunikasi timbal balik yang seimbang.
b. Menanamkan nilai-nilai disiplin, budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
c. Selalu berbagi sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
d. Memberi kebebasan dan mendukung siswa untuk berbagi potensi diri, sejauh potensi tersebut bersifat positif.
e.Bersedia mendengar keluhan siswa serta bisa bertindak sebagai konseling untuk membantu siswa mengatasi banyak sekali permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau yang dihadapinya di rumah.
3. Di Lingkungan Masyarakat
Lingkungan pergaulan dalam masyarakat sangat bisa memengaruhi pola pikir seseorang. Dalam hal ini, perlu tercipta lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga sanggup dijadikan daerah ideal untuk membentuk huruf anak yang baik. Adapun hal-hal yang sanggup dikembangkan dalam masyarakat biar upaya pencegahan sikap penyakit sosial sanggup tercapai, antara lain, berikut ini.
a. Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat. Sikap ini akan bisa meningkatkan rasa kepedulian, gotong royong, dan kekompakan antarsesama warga masyarakat. Jika dalam suatu masyarakat tercipta kekompakan, maka sikap penyakit sanggup diminimalisasikan.
b. Membudayakan sikap disiplin bagi warga masyarakat, contohnya disiplin dalam menghormati keputusan-keputusan bersama, menyerupai tamu bermalam harap lapor RT, penetapan jam berguru anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
c. Mengembangkan banyak sekali kegiatan warga yang bersifat positif, menyerupai perkumpulan PKK, Karang Taruna, pengajian, atau banyak sekali kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan kemampuan masyarakat yang lebih maju dan dinamis. Jika beberapa upaya tersebut sanggup diterapkan dalam suatu lingkungan masyarakat, maka kelompok pelaku penyakit sosial akan merasa risih dan jengah, sehingga mereka akan merasa aib bila melaksanakan tindakan penyakit sosial di lingkungan daerah tinggalnya.
Demikian artikel perihal Penyakit Sosial mencakup Pengertian, Macam-macam Penyakit Sosial di masyarakat, penyebab, dampak, dan cara pencegahannya. Semoga bermanfaat.