Bahasa Indonesia
Teks Eksemplum (Pengertian, Struktur, Ciri-Ciri Dan Contohnya)
Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan Artikel perihal Pengertian, Struktur, Ciri-ciri dan Contoh Teks Eksemplum (beserta strukturnya).
1. Pengertian Teks Eksemplum
3. Ciri – ciri Teks Eksemplum
4. Karakteristik Teks Eksemplum
Teks Eksemplum
1. Pengertian Teks Eksemplum
Teks eksmplum yaitu jenis teks rekaan yang berisi kejadian yang berdasarkan partisipannya tidak perlu terjadi.
Secara pribadi, partisipan menginginkan kejadian itu sanggup diatasi, tatapi ia tidak sanggup berbuat apa-apa.
2. Struktur Teks Eksemplum
1. Abstrak → inti kejadian sebagai pengantar yang menggambarkan kejadian yang akan diceritakan.
2. Orientasi → bab pembuka dongeng atau awalan cerita.
3. Insiden → kejadian yang tidak diinginkan.
4. Interpretasi → makna atau pesan dari kejadian yang tidak diinginkan.
5. Koda → bab epilog cerita.
• Berisi kejadian yang tidak diinginkan terjadi
• Menunjukkan urutan kejadian yang jelas
• Menggunakan bahasa naratif
• Mempunyai struktur lengkap, yaitu abstrak, orientasi, insiden, interpretasi, dan koda.
• Berisi kejadian yang tidak sering terjadi
• Peristiwa merupakan hal yang tidak diinginkan
• Menimbulkan penyesalan bagi partisipan
• Menghadirkan diri penulis dalam interpretasi dan koda
• Mengandung nilai – nilai yang disarankan oleh peristiwa
5. Contoh Teks Eksemplum
Operasi Zebra
Kejadian yang menciptakan aku sadar akan pentingnya menaati peraturan negara ini terjadi ketika aku sudah semester II.
Biasanya, hampir setiap ahad aku pulang ke rumah pada Jumat sore dan akan kembali ke Semarang pada Minggu sore. Suatu ketika, aku dan abang aku memutuskan untuk kembali ke Semarang pada Senin pagi agar waktu lebih usang di rumah. Kami berangkat pukul 08.00 WIB, dengan memakai sepeda motor.
Ketika akan berangkat, abang menyuruh aku untuk di depan alasannya ia mengantuk. Saya-pun menuruti permintaannya meskipun pada ketika itu aku belum memiliki SIM. Kakak aku berpesan, “jika nanti ada operasi zebra, kau berhenti saja. Jangan panik”. Satu jam menempuh perjalanan rasanya aman-aman saja, tidak ada operasi apapun. Kemudian kami hingga di perbatasan Kebumen-Purworejo, tidak ada operasi juga di sana.
Saya pun dengan percaya diri membawa motor dengan kecepatan tinggi. Ketika hingga di Kecamatan Kutoarjo, tiba-tiba dari jarak 500 meter, aku melihat banyak orang dengan rompi berwarna hijau menyala. Sontak aku pribadi membanting setang ke kiri. Namun celakanya, di depan aku ada sebuah selokan kecil. Saya pun kembali membanting setang ke kiri, akan tetapi setang tak sanggup dibelokkan alasannya tertahan oleh tas yang aku gendong di depan. Motor aku terjatuh dan kami terpelanting.
Kami mengalami luka-luka dan dibawa ke salah satu rumah warga. Ketika ada seorang polisi yang akan mendekati kami, abang aku berpesan, “ketika nanti ditanya polisi, siapa yang mengemudi, bilang saja kakak. Kakak tadi jatuh alasannya mengantuk”. Saya hanya mengangguk mendengar usul abang saya. Benar saja, polisi tersebut menanyakan hal serupa dan meminta abang aku untuk menunjukkan SIM beserta STNK-nya.
Sepeninggal polisi tersebut, si pemilik rumah keluar dan mengobati luka kami. Beruntung polisi tidak meragukan kalau aku yang megendarai sepeda motor tersebut. Tuhan masih menawarkan kami keselamatan walaupun kami mengalami banyak luka.
Dari kejadian tersebut, aku menjadi mengerti akan pentingnya menaati peraturan negara termasuk peraturan berlalu lintas dan menciptakan aku untuk lebih berhati-hati dalam berkendara.
Struktur Teks | Operasi Zebra |
Abstrak | Kejadian yang menciptakan aku sadar akan pentingnya menaati peraturan negara ini terjadi ketika aku sudah semester II. |
Orientasi | Biasanya, hampir setiap ahad aku pulang ke rumah pada Jumat sore dan akan kembali ke Semarang pada Minggu sore. Suatu ketika, aku dan abang aku memutuskan untuk kembali ke Semarang pada Senin pagi agar waktu lebih usang di rumah. Kami berangkat pukul 08.00 WIB, dengan memakai sepeda motor. |
Insiden | Ketika akan berangkat, abang menyuruh aku untuk di depan alasannya ia mengantuk. Saya-pun menuruti permintaannya meskipun pada ketika itu aku belum memiliki SIM. Kakak aku berpesan, “jika nanti ada operasi zebra, kau berhenti saja. Jangan panik”. Satu jam menempuh perjalanan rasanya aman-aman saja, tidak ada operasi apapun. Kemudian kami hingga di perbatasan Kebumen-Purworejo, tidak ada operasi juga di sana. Saya pun dengan percaya diri membawa motor dengan kecepatan tinggi. Ketika hingga di Kecamatan Kutoarjo, tiba-tiba dari jarak 500 meter, aku melihat banyak orang dengan rompi berwarna hijau menyala. Sontak aku pribadi membanting setang ke kiri. Namun celakanya, di depan aku ada sebuah selokan kecil. Saya pun kembali membanting setang ke kiri, akan tetapi setang tak sanggup dibelokkan alasannya tertahan oleh tas yang aku gendong di depan. Motor aku terjatuh dan kami terpelanting. Kami mengalami luka-luka dan dibawa ke salah satu rumah warga. Ketika ada seorang polisi yang akan mendekati kami, abang aku berpesan, “ketika nanti ditanya polisi, siapa yang mengemudi, bilang saja kakak. Kakak tadi jatuh alasannya mengantuk”. Saya hanya mengangguk mendengar usul abang saya. Benar saja, polisi tersebut menanyakan hal serupa dan meminta abang aku untuk menunjukkan SIM beserta STNK-nya. |
Interpretasi | Sepeninggal polisi tersebut, si pemilik rumah keluar dan mengobati luka kami. Beruntung polisi tidak meragukan kalau aku yang megendarai sepeda motor tersebut. Tuhan masih menawarkan kami keselamatan walaupun kami mengalami banyak luka. |
Koda | Dari kejadian tersebut, aku menjadi mengerti akan pentingnya menaati peraturan negara termasuk peraturan berlalu lintas dan menciptakan aku untuk lebih berhati-hati dalam berkendara. |
Referensi :
1. https://arahangindunia.blogspot.com//search?q=pengertian-struktur-dan-ciri-ciri-teks
2. https://arahangindunia.blogspot.com//search?q=pengertian-struktur-dan-ciri-ciri-teks