12 Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Koordinasi Dan Panca Indra

Terdapat beberapa kelainan yang sanggup terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut:

1. Meningitis

Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini sanggup disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu.

Meningitis merupakan penyakit serius lantaran letaknya erat otak dan tulang belakang sehingga sanggup menimbulkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, menyerupai virus, bakteri, jamur, atau benalu yang menyebar dalam darah ke cairan otak.

2. Alzheimer

Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan lantaran sanggup melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu acara sosial sehari-hari.

Alzheimer timbul lantaran adanya proses degenerasi sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit pembunuh otak lantaran mematikan fungsi sel-sel otak.

Orang yang rentan terjangkit alzheimer ini ialah para lansia di atas 60 tahun, tetapi orang cukup umur muda juga tak tertutup kemungkinan bila mempunyai faktor resiko keturunan.

Bahkan, berdasarkan Samino, penderita demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier sanggup dicegah semenjak dini dengan mengenali gejala-gejalanya.

Berikut ini ialah beberapa tanda atau tanda-tanda yang patut diwaspadai perihal kemungkinan hadirnya penyakit alzhemier:

a) Kemunduran memori/daya ingat.

b) Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.

c) Kesulitan bicara dan berbahasa.

d) Sulit dalam berhitung.

e) Salah meletakkan benda.

f) Penampilan jelek lantaran lupa cara berpakaian atau berhias.

g) Perubahan emosi dan perilaku.

h) Gangguan berpikir aneh atau kemampuan imajinasi penderita terganggu.

i) Hilang minat dan inisiatif, contohnya cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, dan menyendiri.

j) Tidak sanggup membedakan banyak sekali jenis bau-bauan (kecuali sedang menderita flu).

3. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik atau eksema ialah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema sanggup menimbulkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.

Eksema merupakan penyakit tidak menular. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa.

Penyakit ini tidak sanggup disembuhkan, namun penanganan yang sempurna akan mencegah dampak negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.

4. Anosmia

Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman sanggup dipengaruhi oleh beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang berasal dari hidung menuju ke otak atau di dalam otak.

Misalnya, kalau rongga hidung tersumbat lantaran pilek, penciuman bisa berkurang lantaran wangi tidak hingga ke akseptor bau. Kemampuan membaui akan mensugesti rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari masakan terasa kurang enak.

Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh virus flu. Beberapa penderita tidak sanggup membaui atau merasa dengan baik sehabis mengalami flu. Kadang, hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan bersifat menetap.
Terdapat beberapa kelainan yang sanggup terjadi pada sistem koordinasi dan panca indera 12 Kelainan dan Penyakit pada Sistem Koordinasi dan Panca Indra
Anosmia

5. Radar indera pendengaran atau Otitis

Radang indera pendengaran atau otitis ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa indera pendengaran tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan indera pendengaran tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.

Sebagian besar anakanak pernah mengalami radang indera pendengaran dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran tanggapan penanganan yang terlambat.

Bila terjadi proses radang pada indera pendengaran tengah, tentu akan terjadi gangguan dalam penghantaran bunyi/suara ke indera pendengaran dalam. Akibatnya, kau menyerupai menjadi tuli.

Penyebab terjadinya radang pada indera pendengaran tengah, antara lain:

a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.

b) Alergi.

c) Infeksi.

d) Sumbatan pada telinga.

6. Tuli

Tuli merupakan gangguan pendengaran lantaran kerusakan saraf pendengaran, nanah bakteri, atau jamur. Tuli merupakan tanda-tanda utama radang indera pendengaran (otitis). Gendang indera pendengaran terlihat utuh, namun tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan.

Penderita tuli tidak sanggup mendengar dengan terang apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung.

Dalam kondisi yang sudah parah, penderita tuli tidak sanggup mendengar sama sekali apa yang diucapkan oleh orang lain.

Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Oleh lantaran itu, penderita tuli sanggup dibantu dengan alat bantu pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di indera pendengaran penggalan luar. Dengan alat ini, penderita tuli sanggup mendengar dengan jelas.

7. Buta Warna

Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya.

Penyebab buta warna ialah faktor keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk.

Penyebab lainnya ialah kelainan yang didapat selama kehidupannya, contohnya kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu mata saja dan bisa mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.

8. Katarak

Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan tembus cahaya menjadi keruh sehingga menimbulkan gangguan pada penglihatan. Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata.

Paparan sinar ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu, contohnya diabetes, juga sanggup mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga sanggup merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.

Beberapa tanda-tanda umum katarak, antara lain:

a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering berubah.

b) Warna-warna tampak kusam.

c) Susah melihat di daerah yang terang tanggapan silau.

d) Kesulitan ketika membaca atau mengemudi di malam hari.

Penderita katarak sanggup dibantu dengan memakai kacamata yang sesuai. Akan tetapi, kalau penglihatan penderita katarak tidak sanggup diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak sanggup dilakukan oleh dokter mata.

9. Hipermetropi

Hipermetropi (rabun dekat) ialah suatu keadaan dimana lensa mata tidak sanggup menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina.

Penderita hipermetropi akan merasa tidak terang pada ketika melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh masih tidak mengecewakan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi kalau sudah menginjak usia tua.

Kesulitan yang ahli akan dialami ketika melihat dari jarak erat atau membaca. Penderita hipermetropi sanggup ditolong dengan lensa cembung atau positif.

Dengan memakai kacamata yang berlensa cembung, penglihatan penderita hipermetropi menjadi normal kembali.

10. Miopi

Miopi (rabun jauh) ialah suatu keadaan dimana lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di depan retina. Miopi biasanya terjadi pada bawah umur remaja usia 8 hingga 14 tahun.

Faktor yang menyebabkannya ialah keturunan, membaca sambil tiduran, menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau memakai komputer terlalu lama.

Penderita rabun jauh sanggup ditolong dengan lensa cekung atau negatif. Dengan memakai kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi sanggup melihat dengan terang dan normal.

11. Presbiopi

Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melaksanakan fasilitas lantaran umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun.

Gejala yang nampak biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca pada jarak normal, namun tidak mensugesti penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya fasilitas mata tanggapan menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata.

Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi ialah dengan memakai kacamata fokus ganda (bifokal). Bagian bawah lensa mata mempunyai besar lengan berkuasa lensa yang lebih besar dibandingkan penggalan atas lantaran pada ketika melihat benda erat diharapkan besar lengan berkuasa lensa yang lebih besar.

12. Astigmatisme

Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan ini sanggup ditolong dengan lensa silindris.