Kronologi Kejadian Trisakti Dan Semanggi Mei 1998

Pembahasan kali ini akan membahas wacana insiden trisakti, insiden bencana trisakti, Gerakan Reformasi, insiden trisakti dan semanggi, kronologi insiden trisakti, kronologi bencana semanggi, masalah mei, insiden kerusuhan mei 1998 dan kerusuhan mei 1998 .

Akhir Orde Baru


Gerakan Reformasi

Munculnya gerakan reformasi dilatarbelakangi oleh terjadinya krisis multidimensi yang dihadapi bangsa Indonesia. Semula gerakan ini hanya berupa demonstrasi di kampus-kampus di aneka macam daerah.

Akan tetapi, para mahasiswa harus turun ke jalan sebab aspirasi mereka tidak mendapat jalan keluar.

Gerakan reformasi tahun 1998 memiliki enam agenda antara lain suksesi kepemimpinan nasional, amendemen Undang-Undang Dasar 1945, pemberantasan KKN, pembatalan dwifungsi ABRI, penegakan supremasi hukum, dan pelaksanaan otonomi daerah.

Agenda utama gerakan reformasi yaitu turunnya Soeharto dari jabatan presiden. Berikut ini kronologi beberapa insiden penting selama gerakan reformasi yang memuncak pada tahun 1998.

1) Demonstrasi Mahasiswa


Desakan atas pelaksanaan reformasi dalam kehidupan nasional dilakukan mahasiswa dan kelompok proreformasi.

Pada tanggal 7 Mei 1998 terjadi demonstrasi mahasiswa di Universitas Jayabaya, Jakarta.

Demonstrasi ini berakhir bentrok dengan pegawanegeri dan menjadikan 52 mahasiswa terluka.

Sehari lalu pada tanggal 8 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa terjadi di Yogyakarta (UGM dan sekitarnya).

Demonstrasi ini juga berakhir bentrok dengan pegawanegeri dan menewaskan seorang mahasiswa berjulukan Mozes Gatotkaca.

Dalam kondisi ini, Presiden Soeharto berangkat ke Mesir tanggal 9 Mei 1998 untuk menghadiri sidang G 15.
Pembahasan kali ini akan membahas wacana insiden trisakti Kronologi Peristiwa Trisakti dan Semanggi Mei 1998
Demonstrasi Mahasiswa

2) Peristiwa Trisakti

Tuntutan biar Presiden Soeharto mundur semakin kencang disuarakan mahasiswa di aneka macam tempat. Tidak jarang hal ini menjadikan bentrokan dengan pegawanegeri keamanan.

Pada tanggal 12 Mei 1998 empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta tewas tertembak peluru pegawanegeri keamanan ketika demonstrasi menuntut Soeharto mundur.

Mereka yaitu Elang Mulya, Hery Hertanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan. Peristiwa Trisakti mengundang simpati tokoh reformasi dan mahasiswa Indonesia.

3) Kerusuhan Mei 1998

Penembakan pegawanegeri di Universitas Trisakti itu menyulut demonstrasi yang lebih besar. Pada tanggal 13 Mei 1998 terjadi kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan di Jakarta dan Solo.

Kondisi ini memaksa Presiden Soeharto mempercepat kepulangannya dari Mesir. Sementara itu, mulai tanggal 14 Mei 1998 demonstrasi mahasiswa semakin meluas. Bahkan, para demonstran mulai menduduki gedung-gedung pemerintah di sentra dan daerah.

4) Pendudukan Gedung MPR/DPR

Mahasiswa Jakarta menjadikan gedung DPR/MPR sebagai sentra gerakan yang relatif aman. Ratusan ribu mahasiswa menduduki gedung rakyat. Bahkan, mereka menduduki atap gedung tersebut. Mereka berupaya menemui pimpinan MPR/ dewan perwakilan rakyat biar mengambil perilaku yang tegas.

Akhirnya, tanggal 18 Mei 1998 Ketua MPR/DPR Harmoko meminta Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden.

Pernyataan Harmoko itu lalu dibantah oleh Pangab Jenderal Tentara Nasional Indonesia Wiranto dan mengatakannya sebagai pendapat pribadi. Untuk mengatasi keadaan, Presiden Soeharto menjanjikan akan mempercepat pemilu.

Hal ini dinyatakan sehabis Presiden Soeharto mengundang beberapa tokoh masyarakat menyerupai Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid ke Istana Negara pada tanggal 19 Mei 1998. Akan tetapi, upaya ini tidak mendapat sambutan rakyat.

5) Pembatalan Apel Kebangkitan Nasional

Momentum hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1998 rencananya dipakai tokoh reformasi Amien Rais untuk mengadakan doa bersama di sekitar Tugu Monas.

Akan tetapi, dia membatalkan planning apel dan doa bersama sebab 80.000 tentara bersiaga di daerah tersebut. Di Yogyakarta, Surakarta, Medan, dan Bandung ribuan mahasiswa dan rakyat berdemonstrasi.

Ketua MPR/ dewan perwakilan rakyat Harmoko kembali meminta Soeharto mengundurkan diri pada hari Jumat tanggal 22 Mei 1998 atau DPR/MPR akan terpaksa menentukan presiden baru. Bersamaan dengan itu, sebelas menteri Kabinet Pembangunan VII mengundurkan diri.

6) Pengunduran Diri Presiden Soeharto

Pada dini hari tanggal 21 Mei 1998 Amien Rais selaku Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah menyatakan, ”Selamat tinggal pemerintahan usang dan selamat tiba pemerintahan baru”.

Ini dia lakukan sehabis mendengar kepastian dari Yuzril Ihza Mahendra. Akhirnya, pada pukul 09.00 WIB Presiden Soeharto membacakan pernyataan pengunduran dirinya.

Itulah beberapa insiden penting menyangkut gerakan reformasi tahun 1998. Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden yang telah dipegang selama 32 tahun.

Beliau mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Beliau lalu digantikan B.J. Habibie. Sejak ketika itu Indonesia memasuki kala reformasi.