Bhs Indonesia
Contoh Cara Mengomentari Pendapat Narasumber Dalam Obrolan Interaktif Di Radio Dan Televisi (Tv)
Ketika mendengarkan dan memahami dialog interaktif beberapa narasumber di televisi, sebaiknya kalian sejenak meluangkan waktu dan mempersiapkan konsentrasi yang cukup. Hal ini dikarenakan sifat obrolan di televisi yaitu sekali tayang.
Bersamaan kalian mendengarkan, jangan lupa untuk mencatat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber. Dengan demikian, pada ketika obrolan berakhir kalian sanggup menyimpulkan aneka macam pendapat yang disampaikan oleh narasumber.
Selain itu, kalian juga sanggup menunjukkan komentar terhadap pendapat masing-masing narasumber. Persiapkanlah konsentrasi kalian untuk menyimak obrolan berikut ini!
X : Bagaimanakah perkembangan Sastra Indonesia sekarang, Pak?
Y : Sastra Indonesia bersama-sama berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
Z : Hal ini terjadi alasannya yaitu dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seperti terpusat di Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
X : Maksud, Bapak?
Z : Selama ini yang dimaksud sastra Indonesia yaitu yang ada di Jakarta dan di kota-kota besar. Apalagi kebudayaan Indonesia didefinisikan sebagai puncakpuncak kebudayaan daerah. Dengan ini, tentu saja yang bukan puncak menjadi bukan sastra Indonesia. Ini sangat menyesatkan.
X : Jadi, bersama-sama apa yang ingin Bapak wujudkan dalam perkembangan sastra ini?
Z : Sastra justru sesungguhnya sanggup memahami kebudayaan daerah. Sastra menjadi lisan kultural, menjadi presentasi semangat etnis. Jika anak didik diberikan pelajaran sejarah sastra Indonesia yang benar dan apresiasi yang beragam, maka sastra sanggup menjadi alat untuk demokratisasi, berguru demokrasi.
Anak didik diizinkan berbeda pendapat, saling berargumen. Untuk kepentingan apresiasi, anak didik harus tahu sastrawan dengan pencapaian- pencapaiannya, sehingga mereka kesannya bebas menentukan karya siapa yang mereka sukai. Ini menjadi penting dan mudah-mudahan menjadi impian membangun Indonesia yang lebih baik.
X : Seberapa pentingnya apresiasi sastra di kalangan anak didik, Pak?
Y : Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik. Namun, dalam apresiasi, jangan hanya karya yang gampang dicerna, tetapi juga karya-karya yang sulit. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru, tidak hanya paradigma Chairil Anwar dan Amir Hamzah.
X : Bagaimana caranya, Pak?
Y : Jika merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan sastra Indonesia, para sastrawan yang masuk ke sekolah-sekolah jangan hanya memperkenalkan karyanya sendiri atau kelompoknya, tetapi juga karya sastrawan lain, yang tidak punya kesempatan diundang.
X : Lalu, apakah semua sastrawan sanggup diterima oleh sejarah Indonesia, Pak?
Y : Adapun untuk masuk dan disebut-sebut dalam sejarah Indonesia, terang mustahil semua sastrawan masuk di dalamnya. Harus ada kelas-kelasnya, dan terang pencapaiannya atau prestasi karya sastranya, ibarat pencapaian gres dalam pengucapan. Juga pencapaian dalam bentuk penerimaan oleh pembaca. Sastra itu juga sejarah, ada pencapaianpencapaian kemanusiaan.
(Sumber: Kompas, 16 Januari 2008, dengan pengubahan)
Setelah menyimak dialog tersebut, kalian sanggup mengemukakan hal-hal penting dalam dialog, kesimpulan isi dialog, serta warta yang tersirat dari obrolan tersebut, sebagaimana berikut ini.
1. Beberapa hal penting yang perlu kalian catat dari obrolan tersebut yaitu berikut.
a. Sastra Indonesia bersama-sama berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
b. Perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seperti terpusat di Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
c. Sastra sesungguhnya sanggup memahami kebudayaan daerah. Sastra sanggup menjadi lisan kultural dan menjadi alat untuk berguru demokrasi.
d. Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik.
e. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru.
f. Sastra merupakan sejarah yang ada pencapaian-pencapaian kemanusiaannya.
2. Kesimpulan dari isi obrolan di atas sanggup kalian kemukakan sebagaimana berikut.
Sastra Indonesia bersama-sama berkembang pesat dan cukup menarik. Namun, sastra Indonesia kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat alasannya yaitu dalam perjalanannya banyak pemanipulasian fakta dan data. Maka itu, perlu apresiasi sastra di kalangan anak didik dengan memperkenalkan paradigma baru, alasannya yaitu sastra itu merupakan sejarah yang ada pencapaian-pencapaian kemanusiaan.
3. Informasi yang tersirat dalam obrolan tersebut yaitu seruan untuk menyayangi dan memajukan sastra Indonesia, baik di kalangan anak didik, masyarakat, dan bahkan sastrawan itu sendiri.
Komentar terhadap narasumber dalam obrolan interaktif yang sanggup kalian ungkapkan menurut obrolan di atas yaitu berikut.
Bersamaan kalian mendengarkan, jangan lupa untuk mencatat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber. Dengan demikian, pada ketika obrolan berakhir kalian sanggup menyimpulkan aneka macam pendapat yang disampaikan oleh narasumber.
Selain itu, kalian juga sanggup menunjukkan komentar terhadap pendapat masing-masing narasumber. Persiapkanlah konsentrasi kalian untuk menyimak obrolan berikut ini!
Sastra Berkembang Pesat, tetapi Kurang Diapresiasi
Dialog Interaktif |
Y : Sastra Indonesia bersama-sama berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
Z : Hal ini terjadi alasannya yaitu dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seperti terpusat di Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
X : Maksud, Bapak?
Z : Selama ini yang dimaksud sastra Indonesia yaitu yang ada di Jakarta dan di kota-kota besar. Apalagi kebudayaan Indonesia didefinisikan sebagai puncakpuncak kebudayaan daerah. Dengan ini, tentu saja yang bukan puncak menjadi bukan sastra Indonesia. Ini sangat menyesatkan.
X : Jadi, bersama-sama apa yang ingin Bapak wujudkan dalam perkembangan sastra ini?
Z : Sastra justru sesungguhnya sanggup memahami kebudayaan daerah. Sastra menjadi lisan kultural, menjadi presentasi semangat etnis. Jika anak didik diberikan pelajaran sejarah sastra Indonesia yang benar dan apresiasi yang beragam, maka sastra sanggup menjadi alat untuk demokratisasi, berguru demokrasi.
Anak didik diizinkan berbeda pendapat, saling berargumen. Untuk kepentingan apresiasi, anak didik harus tahu sastrawan dengan pencapaian- pencapaiannya, sehingga mereka kesannya bebas menentukan karya siapa yang mereka sukai. Ini menjadi penting dan mudah-mudahan menjadi impian membangun Indonesia yang lebih baik.
X : Seberapa pentingnya apresiasi sastra di kalangan anak didik, Pak?
Y : Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik. Namun, dalam apresiasi, jangan hanya karya yang gampang dicerna, tetapi juga karya-karya yang sulit. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru, tidak hanya paradigma Chairil Anwar dan Amir Hamzah.
X : Bagaimana caranya, Pak?
Y : Jika merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan sastra Indonesia, para sastrawan yang masuk ke sekolah-sekolah jangan hanya memperkenalkan karyanya sendiri atau kelompoknya, tetapi juga karya sastrawan lain, yang tidak punya kesempatan diundang.
X : Lalu, apakah semua sastrawan sanggup diterima oleh sejarah Indonesia, Pak?
Y : Adapun untuk masuk dan disebut-sebut dalam sejarah Indonesia, terang mustahil semua sastrawan masuk di dalamnya. Harus ada kelas-kelasnya, dan terang pencapaiannya atau prestasi karya sastranya, ibarat pencapaian gres dalam pengucapan. Juga pencapaian dalam bentuk penerimaan oleh pembaca. Sastra itu juga sejarah, ada pencapaianpencapaian kemanusiaan.
(Sumber: Kompas, 16 Januari 2008, dengan pengubahan)
Setelah menyimak dialog tersebut, kalian sanggup mengemukakan hal-hal penting dalam dialog, kesimpulan isi dialog, serta warta yang tersirat dari obrolan tersebut, sebagaimana berikut ini.
1. Beberapa hal penting yang perlu kalian catat dari obrolan tersebut yaitu berikut.
a. Sastra Indonesia bersama-sama berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
b. Perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seperti terpusat di Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
c. Sastra sesungguhnya sanggup memahami kebudayaan daerah. Sastra sanggup menjadi lisan kultural dan menjadi alat untuk berguru demokrasi.
d. Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik.
e. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru.
f. Sastra merupakan sejarah yang ada pencapaian-pencapaian kemanusiaannya.
2. Kesimpulan dari isi obrolan di atas sanggup kalian kemukakan sebagaimana berikut.
Sastra Indonesia bersama-sama berkembang pesat dan cukup menarik. Namun, sastra Indonesia kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat alasannya yaitu dalam perjalanannya banyak pemanipulasian fakta dan data. Maka itu, perlu apresiasi sastra di kalangan anak didik dengan memperkenalkan paradigma baru, alasannya yaitu sastra itu merupakan sejarah yang ada pencapaian-pencapaian kemanusiaan.
3. Informasi yang tersirat dalam obrolan tersebut yaitu seruan untuk menyayangi dan memajukan sastra Indonesia, baik di kalangan anak didik, masyarakat, dan bahkan sastrawan itu sendiri.
Komentar terhadap narasumber dalam obrolan interaktif yang sanggup kalian ungkapkan menurut obrolan di atas yaitu berikut.
Pendapat atau pernyataan yang dikemukakan oleh tokoh “Y” dan tokoh “Z” saling mendukung. Keduanya mendukung adanya pengapresiasian sastra oleh anak didik dan masyarakat. Tokoh “Y” menekankan pada manfaat sastra di mata anak didik dan masyarakat. Adapun tokoh “Z” menekankan pada pencapaian sastrawan yang berkaitan dengan kemajuan sastra Indonesia. Jadi, pada prinsipnya tidak terjadi perbedaan pendapat di antara kedua narasumber tersebut. Dalam obrolan tersebut, tokoh “X” memosisikan sebagai seorang penanya atau pewawancara yang sekaligus memandu jalannya obrolan tersebut.