Isi Jadwal Politik Etis Dan Tokoh Penggagas Politik Etis

Berikut ini yakni pembahasan wacana politik etis yang mencakup isi politik etis, pengertian politik etis, isi politik balas budi, pelopor politik etis.

Sejarah Politik Etis

Politik etis (politik balas budi) muncul pada tahun 1890 atas desakan golongan liberal dalam tubuh legislatif Belanda. Mereka yang berhaluan progresif tersebut memperlihatkan usulan
supaya pemerintah Belanda memperlihatkan perhatian kepada masyarakat Indonesia yang telah bersusah payah mengisi keuangan negara Belanda melalui aktivitas tanam paksa. 
Desakan ini muncul dari pedoman bahwa negeri Belanda telah berutang banyak atas kekayaan bangsa Indonesia yang dinikmati oleh masyarakat Belanda.

Tokoh Pencetus Politik Etis

Gagasan politik etis muncul dari Conraad Theodore van Deventer melalui tulisannya di majalah De Gids pada tahun 1899, dengan judul Een Eereschuld (Suatu Utang Budi).

Dalam goresan pena tersebut, van Deventer memperlihatkan anjuran supaya pemerintah Belanda melakukan aktivitas yang bertujuan untuk membalas kebijaksanaan bangsa Indonesia.
Berikut ini yakni pembahasan wacana politik etis yang mencakup isi politik etis Isi Program Politik Etis dan Tokoh Pencetus Politik Etis
Gambar: Conraad Theodore van Deventer

Isi Program Politik Etis

Program tersebut dikenal dengan istilah trilogi van Deventer, yang berisi :Penyebaran Berita Proklamasi

  1. Edukasi (Pendidikan)
  2. Irigasi (Pengairan)
  3. Imigrasi (Perpindahan penduduk)

Meskipun pemerintah Belanda telah menjalankan politik etis, tetap saja bangsa Indonesia belum mengalami perubahan yang berarti.

Politik etis hanya menguntungkan Belanda, alasannya aktivitas pendidikan, pengairan dan perpindahan penduduk yang dicanangkan melalui politik etis dilaksanakan seluruhnya untuk memperlihatkan laba bagi pemerintah Belanda.

Namun di sisi lain, tanpa di sadari oleh Belanda, politik etis ternyata telah melahirkan golongan pintar dari kalangan bangsa Indonesia, mereka inilah yang nantinya akan menggerakkan masyarakat untuk melawan Belanda melalui organisasi pergerakan nasional.

Golongan pintar ini menyadari bahwa hanya dengan kemerdekaanlah bangsa Indonesia akan maju, sejahtera dan sejajar dengan bangsa lainnya di dunia.

Baca juga: Perkembangan Pendidikan Indonesia