IPA
Macam-Macam Materi Pengawet Buatan Pada Makanan
Berikut ini merupakan pembahasan perihal materi pengawet kuliner buatan, materi kimia buatan pada makanan, zat aditif buatan pada makanan, materi pengawet buatan, materi embel-embel makanan, cara pengawetan makanan, zat pengawet kuliner dan materi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Pada zaman modern ini rasanya hal itu mustahil lantaran zaman kini ini menuntut penyajian yang serba cepat dan tahan lama. Oleh alasannya itu, hampir setiap hari perut kita tidak pernah mangkir mendapatkan pasokan kuliner yang mengandung pengawet.
Pengawet juga tidak boleh digunakan untuk mengelabui konsumen dengan mengubah tampilan kuliner dari seharusnya, misalnya pengawet yang mengandung sulfit dihentikan digunakan pada daging lantaran zat tersebut sanggup menyebabkan warna merah pada daging sehingga tidak sanggup diketahui dengan niscaya apakah daging tersebut merupakan daging segar atau bukan.
Pengawet bekerjsama diharapkan untuk mencegah kegiatan mikroorganisme ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu, untuk menjaga kualitas yang memadai sebagaimana yang diinginkan.Namun kita harus tetap mempertimbangkan keamanannya.
Di masyarakat kita kini ini, penggunaan pengawet yang tidak sesuai masih sering terjadi dan sudah sedemikian luas penggunaannya sehingga tidak lagi mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.
Alasan lain memakai materi pengawet lantaran beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik kuliner itu sendiri.
Misalnya, penambahan kalium nitrit semoga olahan daging tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik biasanya menciptakan pembeli tertarik untuk membelinya.
1) GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga kondusif dan tidak berefek racun sama sekali.
2) ADI (Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily intake) guna melindungi kesehatan konsumen.
3) Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi atau berbahaya menyerupai boraks, formalin, dan rhodamin-B.
Formalin tidak boleh digunakan lantaran sanggup menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Adapun penggunaan boraks sebagai pengawet kuliner sanggup menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit.
Bahan kuliner atau minuman yang diberi benzoat sanggup memperlihatkan kesan aroma fenol, yaitu menyerupai aroma obat cair. Kalsium benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirop, dan ikan asin.
Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma.
Kalium nitrit sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah semoga tampak selalu segar, semisal daging kornet.
Penggunaan yang berlebihan, bisa menyebabkan keracunan. Selain memengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke aneka macam organ tubuh, juga menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
Bahan Pengawet Buatan
Menurutmu adakah kuliner dalam kemasan tanpa memakai materi pengawet?Pada zaman modern ini rasanya hal itu mustahil lantaran zaman kini ini menuntut penyajian yang serba cepat dan tahan lama. Oleh alasannya itu, hampir setiap hari perut kita tidak pernah mangkir mendapatkan pasokan kuliner yang mengandung pengawet.
Sesuai SK Menkes RI No.722 tahun 1988 perihal Bahan Tambahan Makanan, yang dimaksud materi pengawet yaitu materi embel-embel kuliner yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau peruraian lain terhadap kuliner yang disebabkan oleh mikroorganisme.Menurut FDA, keamanan suatu pengawet kuliner harus mempertimbangkan jumlah yang mungkin dikonsumsi dalam produk kuliner atau jumlah zat yang akan terbentuk dalam kuliner dari penggunaan pengawet, imbas akumulasi dari pengawet dalam kuliner dan potensi toksisitas yang sanggup terjadi (termasuk menyebabkan kanker) dari pengawet kalau dicerna oleh insan atau hewan.
Pengawet juga tidak boleh digunakan untuk mengelabui konsumen dengan mengubah tampilan kuliner dari seharusnya, misalnya pengawet yang mengandung sulfit dihentikan digunakan pada daging lantaran zat tersebut sanggup menyebabkan warna merah pada daging sehingga tidak sanggup diketahui dengan niscaya apakah daging tersebut merupakan daging segar atau bukan.
Pengawet bekerjsama diharapkan untuk mencegah kegiatan mikroorganisme ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu, untuk menjaga kualitas yang memadai sebagaimana yang diinginkan.Namun kita harus tetap mempertimbangkan keamanannya.
Di masyarakat kita kini ini, penggunaan pengawet yang tidak sesuai masih sering terjadi dan sudah sedemikian luas penggunaannya sehingga tidak lagi mengindahkan dampaknya terhadap kesehatan konsumen.
Mengapa materi pengawet ditambahkan ke dalam kuliner kemasan?
Penambahan materi pengawet dimaksudkan untuk mempertahankan kuliner terhadap serangan bakteri, ragi dan jamur. Dengan pengawetan ini, kuliner bisa tahan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan sehingga sanggup menguntungkan produsen atau pedagang.Alasan lain memakai materi pengawet lantaran beberapa zat pengawet berfungsi sebagai penambah daya tarik kuliner itu sendiri.
Misalnya, penambahan kalium nitrit semoga olahan daging tampak berwarna merah segar. Tampilan yang menarik biasanya menciptakan pembeli tertarik untuk membelinya.
Macam-macam Zat Pengawet Makanan
Secara garis besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:1) GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga kondusif dan tidak berefek racun sama sekali.
2) ADI (Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily intake) guna melindungi kesehatan konsumen.
3) Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi atau berbahaya menyerupai boraks, formalin, dan rhodamin-B.
Formalin tidak boleh digunakan lantaran sanggup menyebabkan kanker paru-paru dan gangguan pada alat pencernaan dan jantung. Adapun penggunaan boraks sebagai pengawet kuliner sanggup menyebabkan gangguan pada otak, hati, dan kulit.
Gambar: Contoh Bahan Pengawet Makanan yang Tidak Aman |
Macam-macam Bahan Pengawet Buatan yang Aman pada Makanan
Beberapa materi pengawet diperbolehkan untuk dipakai, namun kurang kondusif kalau digunakan secara berlebihan. Bahan-bahan pengawet tersebut, antara lain sebagai berikut.1) Kalsium Benzoat
Bahan pengawet ini sanggup menghambat pertumbuhan basil penghasil toksin (racun), basil spora, dan basil bukan pembusuk. Senyawa ini sanggup memengaruhi rasa.Bahan kuliner atau minuman yang diberi benzoat sanggup memperlihatkan kesan aroma fenol, yaitu menyerupai aroma obat cair. Kalsium benzoat digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirop, dan ikan asin.
Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma.
2) Sulfur Dioksida (SO2)
Bahan pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering, sirop, dan acar. Meskipun bermanfaat, penambahan materi pengawet tersebut berisiko menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker, dan alergi.3) Kalium Nitrit
Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini sanggup menghambat pertumbuhan basil pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat.Kalium nitrit sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah semoga tampak selalu segar, semisal daging kornet.
Penggunaan yang berlebihan, bisa menyebabkan keracunan. Selain memengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke aneka macam organ tubuh, juga menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
4) Kalsium Propionat/Natrium Propionat
Keduanya termasuk dalam golongan asam propionat, sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung. Penggunaan yang berlebihan bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.5) Natrium Metasulfat
Sama dengan kalsium dan natrium propionat, natrium metasulfat juga sering digunakan pada produk roti dan tepung. Bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan alergi pada kulit.6) Asam Sorbat
Beberapa produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah, dan produk minuman kerap ditambahkan asam sorbat. Meskipun kondusif dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa menciptakan perlukaan di kulit.Berdasarkan Permenkes No.722/88 terdapat 25 jenis pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan.Meskipun termasuk kategori aman, hendaknya materi pengawet tersebut harus digunakan dengan takaran di bawah ambang batas yang telah ditentukan. Perhatikan daftar materi pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam kuliner pada tabel berikut.
Tabel: Bahan pengawet yang diizinkan untuk digunakan dalam makanan. |