Pengertian Dan Referensi Kalimat Ameliorasi, Peyorasi Dan Sinestesia

Pada kesempatan ini akan dijelaskan perihal teladan kalimat ameliorasi, teladan kalimat sinestesia, teladan makna ameliorasi, teladan kalimat peyorasi dan teladan kata ameliorasi serta perubahan dan pergeseran makna sinestesia.

Pergeseran Makna Ameliorasi (Membaik)

Perhatikan kalimat berikut!

Sudah saatnya wanita disejajarkan haknya dengan pria dalam prestasi kerja.

(a) Meskipun dia buta tetapi mempunyai kelebihan dalam bidang musik.

(b) Meskipun dia seorang tunanetra, tetapi mempunyai kelebihan dalam bidang musik.

Kata wanita dan pria dalam kalimat tersebut sepadan artinya dengan kata perempuan dan laki-laki. Namun, dalam kalimat tersebut dipilih kata perempuan dan pria. Apa alasan pemilihan kata perempuan dan laki-laki dalam kalimat tersebut?

Dalam pemakaian kata, kita mengenal ameliorasi, yaitu katakata yang maknanya mengalami pergeseran makna menuju lebih baik, lebih halus, lebih terhormat.

Makara kata perempuan dirasakan lebih terhormat daripada kata perempuan. Begitu juga pemakaian kata laki-laki lebih terhormat daripada kata laki-laki.
Pada kesempatan ini akan dijelaskan perihal teladan kalimat ameliorasi Pengertian Dan Contoh Kalimat Ameliorasi, Peyorasi Dan Sinestesia
Gambar: Contoh Kalimat Ameliorasi

Pergeseran Makna Peyorasi (Memburuk)

Peyorasi adalah pergeseran makna pada suatu kata yang menimbulkan kata tersebut menjadi kurang baik atau tidak yummy didengar dari kata sebelumnya.

Kata istri yang mengalami peyorasi menjadi bini, yaitu pasangan suami atau ibu dari anak-anak.

Contoh:
Dia terus merenung memikirkan anak bininya di rumah yang sedang menantinya dengan kelaparan.

Kata menurunkan mengalami peyorasi menjadi melengserkan, yang berarti mengganti posisi seseorang dengan orang baru.

Contoh:
Presiden Soeharto dilengserkan oleh ribuan mahasiswa yang berdemo pada waktu itu.

Pergeseran Makna Sinestesia (Pertukaran Makna)

Kata-kata yang mengalami sinestesia mengalami pertukaran makna dalam hal jawaban indera akan makna tersebut, menyerupai kata yang biasa diterima oleh pendengaran dapat diterima oleh mata dan seterusnya.

Kata Indah yang sejatinya hanya dapat dirasakan oleh indera penglihatan yang berarti bagus, sekarang dapat juga diterima oleh indera pendengaran yang berarti merdu.

Contoh:
Penanyi itu mempunyai bunyi yang sangat indah dibandingakan dengan penyanyi lainnya.

Kata manis yang  lazimnya dapat diterima oleh indera perasa mengalami sinestesia sehingga dapat dirasakan oleh mata yang berarti cantik atau menawan.

Contoh:
Gadis yang menggunakan baju biru itu manis sekali.