Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Kolonialisme Penjajah Belanda

Berikut ini yakni pembahasan wacana perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah yang mencakup perlawanan rakyat indonesia terhadap belanda, perlawanan rakyat indonesia terhadap voc, perlawanan rakyat indonesia terhadap portugis, perlawanan indonesia terhadap belanda, perlawanan rakyat indonesia terhadap kolonialisme, perlawanan rakyat indonesia terhadap penjajah, perlawanan bangsa indonesia terhadap belanda, faktor kegagalan mengusir penjajah.

Perlawanan Rakayat Indonesia terhadap Penjajah Belanda

Menyikapi kedatangan serta dominasi bangsa-bangsa Barat di Indonesia, bangsa Indonesia melaksanakan reaksi dan perlawanan dalam bentuk yang berbeda-beda.

Reaksi dilakukan dengan cara memperlihatkan rasa tidak suka, menolak, atau tidak mau bekerjasama dengan mereka, baik dalam bidang perdagangan, kebudayaan, ataupun bidang-bidang lainnya.

Perlawanan yang dilakukan umumnya melalui peperangan dan gerakan sosial. Peperangan dilakukan secara terorganisir, terutama oleh angkatan bersenjata milik kerajaan di suatu kawasan atau pasukan yang dimiliki oleh kelompok bersenjata.

Adapun melalui gerakan sosial, perlawanan dilakukan dengan cara protes, perusakan milik penjajah atau penguasa yang bekerja sama dengan penjajah, serta gerakan sosial berupa pemberontakan.
Berikut ini yakni pembahasan wacana perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah yang m Perlawanan Rakyat Indonesia Terhadap Kolonialisme Penjajah Belanda
Gambar: Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Penjajah

Sebab-sebab perlawanan rakyat terhadap penjajah

Perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terhadap kedatangan dan dominasi bangsa Barat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.
  1. Gerakan bangsa Barat yang cenderung menguasai dan menjajah sumber daya alam serta sumber daya insan yang ada di Indonesia.
  2. Hasrat untuk hidup damai sesuai dengan etika istiadat setempat dari rakyat Indonesia, ibarat halnya sebelum kedatangan bangsa-bangsa Barat.
  3. Hasrat untuk menegakkan kedaulatan dan kemandirian serta tidak ingin dicampuri oleh bangsa asing.
  4. Kolonialisme dan imperialisme sangat membelenggu masyarakat Indonesia.

Bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh rakyat memperlihatkan bahwa rakyat Indonesia tidak menghendaki penjajahan. Hal tersebut telah merugikan pemerintah kolonial Belanda di Indonesia.

Namun, perlawanan tersebut belum bisa mengusir Belanda dari wilayah Indonesia hingga negara tersebut mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II dan mengalah kepada Jepang pada 8 Maret 1942.

Sebab-sebab kegagalan rakyat Indonesia mengusir penjajah

Ada beberapa faktor yang menjadikan rakyat Indonesia gagal mengusir penjajah, di antaranya:
  1. kurangnya persatuan di antara rakyat dan kerajaan-kerajaan di Indonesia;
  2. mentalitas sebagian orang Indonesia yang terpedaya oleh jabatan dan kekayaan yang ditawarkan oleh penjajah;
  3. kualitas SDM Indonesia cenderung kalah dengan SDM penjajah;
  4. kuatnya rasa cinta kedaerahan rakyat Indonesia sehingga menjadi peluang bagi penjajah untuk mengadu domba;
  5. terdapatnya persaingan di antara kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk menjadi kerajaan yang paling maju;
  6. sarana dan prasarana militer serta alat komunikasi antar kawasan di Indonesia yang sangat minim.

Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap Pemerintah kolonial Belanda

Dalam menghadapi Belanda, Nuku memakai cara diplomasi, yaitu dengan mendekati Inggris dan mengambil simpati rakyat dari kerajaan-kerajaan yang rajanya telah bergabung dengan Belanda, ibarat Ternate. 

Dengan pertolongan tersebut, Nuku sanggup memanfaatkan kekuatan militernya untuk menghadapi Belanda. Kerja samanya dengan Inggris hanya merupakan seni administrasi semata. 

Sultan juga menyadari bahwa kehadiran Inggris di Maluku atau Irian merupakan bahaya bagi pemerintahan pribumi di Maluku. Oleh lantaran itu, Nuku juga melaksanakan serangan terhadap Ternate yang mendukung Belanda. 

Dengan serangan-serangan tersebut, Nuku berhasil mengambil simpati kerajaan-kerajaan Maluku yang merasa telah mempunyai kemerdekaan semenjak lama.

Perlawanan terhadap pemerintah kolonial tidak hanya dilakukan oleh para sultan dan rakyatnya, tetapi juga oleh para pemuda. Para cowok Maluku tidak suka dengan kehadiran pemerintah kolonial melaksanakan pemberontakan antara Juli hingga Desember 1817.

Pemberontakan tersebut dipimpin oleh Pattimura yang juga dikenal dengan nama Thomas Matulesi. Mereka memberontak lantaran pemerintah Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib dan kerja wajib yang pernah dihapuskan pada masa pemerintahan Inggris.

Pada 3 Mei 1817, mereka berhasil menghancurkan Benteng Saparua dan membunuh semua penghuninya. Dengan serangan tersebut, rakyat Saparua memperlihatkan pertolongan kepada Pattimura dan mengangkatnya sebagai seorang kapiten (kapten). 

Serangan terus dilakukan, terutama ke kantor residen. Namun, kekuatan Belanda lebih kuat. Akhirnya, perlawanan Pattimura sanggup dipatahkan pada 16 November 1817 dan ia kemudian dieksekusi mati.

Perlawanan Kaum Padri dalam menghadapi Penjajah Belanda

Perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda juga dilandasi oleh semangat mempertahankan anutan Islam, menghapus nilai-nilai setempat, serta nilai-nilai dari Barat yang tidak sesuai dengan anutan Islam. 

Perang Paderi yang berlangsung dari 1821-1837 di Sumatra Barat dilatarbelakangi oleh semangat membumikan anutan Islam sambil menentang etika yang bodoh serta nilai-nilai dari Barat. 

Disebut Perang Paderi lantaran para pemimpinnya berasal dari kalangan paderi atau tokoh agama Islam yang berkeinginan memurnikan anutan Islam dari nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam.

Baca selengkapnya: Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Belanda dan Perlawanan Rakyat Bali terhadap Belanda

Perlawanan Rakyat Banjarmasin terhadap Belanda

Selain perlawanan yang diuraikan tersebut, perlawanan terhadap pemerintah kolonial berlangsung di aneka macam kawasan dengan latar belakang dan penyebab yang berbeda-beda, ibarat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan memperlihatkan perang berkecamuk di tengah-tengah persaingan anggota keluarga kerajaan untuk menduduki tahta kerajaan.

Pangeran Antarasai

Banyak anggota keluarga kerajaan yang ingin naik tahta bekerja sama dengan Belanda. Keadaan inilah yang sangat ditentang oleh Pangeran Antasari, salah seorang pangeran dari Banjarmasin.

Perang Banjarmasin pada 1859 dipimpin oleh Antasari yang menentang kehadiran Belanda dalam keluarga kerajaan di Banjarmasin. la putra dari Sultan Muhammad yang sangat anti-Belanda. Pangeran Antasari melaksanakan pertempuran sengit hingga ia gugur pada 1862.