Spesies Baru
Penemuan Spesies Tikus Dengan Genus Gres Dari Sulawesi
Peningkatan inovasi dari famili Muridae (hewan pengerat) kerap terjadi di Pulau Sulewesi. Sejak tahun 2012, setidaknya sudah 7 spesies gres dan 4 genus gres telah ditemukan.
Penemuan terbaru berasal dari bab tengah-barat Pulau Sulawesi, Indonesia. Takson gres ini hanya diketahui dari lokasi spesimen tipe pada ketinggian sekitar 1600 meter di Gunung Gandangdewata yang termasuk dalam rangkaian Pegunungan Quarlesi, Kabupaten Mamasa.
Gambar 1. Holotype Gracilimus radix. Photo credit: Kevin C. Rowe |
Spesies gres ini diberi nama latin Gracilimus radix. Genus Gracilimus berasal dari kata "gracilis" yang artinya ramping dan kurus serta kata "mus" artinya mouse (tikus). Sementara penunjuk spesies radix yang artinya akar. Hal ini dikarenakan tikus ini secara historis oleh warga Mamasa sering dijumpai di akar pohon.
Tikus gres ini dibedakan dari binatang pengerat lainnya dari Sulawesi menurut kombinasi beberapa huruf antara lain badan ramping; rambut lembut abu-abu coklat; indera pendengaran kecil dan membulat; ekor panjang dan berambut jarang; kumis panjang dan tipis; tengkorak ramping; tulang hidung pendek; tulang lakrimal jelas; coronoid process tampak terang dan berbentuk bulan sabit; dan enamel berwarna oranye muda pada penampang labial dari gigi seri (Gambar 1, 2, dan 3).
Tikus gres ini dibedakan dari binatang pengerat lainnya dari Sulawesi menurut kombinasi beberapa huruf antara lain badan ramping; rambut lembut abu-abu coklat; indera pendengaran kecil dan membulat; ekor panjang dan berambut jarang; kumis panjang dan tipis; tengkorak ramping; tulang hidung pendek; tulang lakrimal jelas; coronoid process tampak terang dan berbentuk bulan sabit; dan enamel berwarna oranye muda pada penampang labial dari gigi seri (Gambar 1, 2, dan 3).
Gambar 2. Tengkorak dan mandibula (rahang bawah) holotype Gracilimus radix. |
Gambar 3. Fotograf kaki depan (sebelah kiri) dan kaki belakang (sebelah kanan) Gracilimus radix. |
Selain ciri morfologi, ciri molekular juga dipakai untuk mengetahui analisis filogenetik. Gen yang dipakai yaitu Cytochrome b dari mitokondria dan 4 gen autosomal yakni: breast cancer 1 (BRCA1); retinol-binding protein 3 (IRBP); recombination activating gene 1 (RAG1); dan growth hormone receptor (GHR). Gen-gen tersebut di-align dengan 137 spesies yang representatif dari famili Muridae dengan data gen dari GenBank. Dengan analisis software BEAST v.2.1.3 diperoleh pohon filogeni yang tampak pada Gambar 4.
Berdasarkan filogeni tersebut, lokus gen yang dianalisa tidak terhubung dengan genus yang lain dan dengan ini mengatakan bahwa takson gres tersebut mempunyai korelasi akrab dengan tikus air Sulawesi (Waiomys mamasae).
Gambar 4. Filogeni famili Muridae dengan memakai analisis BEAST. |
Referensi:
Kevin C. Rowe, Anang S. Achmadi, Jacob A. Esselstyn. A new genus and species of omnivorous rodent (Muridae: Murinae) from Sulawesi, nested within a clade of endemic carnivores. 22 March 2016. DOI: 10.1093/jmammal/gyw029
Kevin C. Rowe, Anang S. Achmadi, Jacob A. Esselstyn. A new genus and species of omnivorous rodent (Muridae: Murinae) from Sulawesi, nested within a clade of endemic carnivores. 22 March 2016. DOI: 10.1093/jmammal/gyw029