16 Macam-Macam Metode Pembelajaran

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat tiba di blog . Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan artikel perihal Pengertian dan Macam-macam metode pembelajaran beserta kelebihan dan kekurangannya. Silakan disimak selengkapnya.


Pengertian Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan planning yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan simpel untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metodologi mengajar yaitu ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melaksanakan acara yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan penerima didik untuk saling berinteraksi dalam melaksanakan suatu kegiatan sehingga proses mencar ilmu berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada ketika mengajar.

Berikut beberapa Macam-macam Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah (Preaching Method)
 Senang sekali rasanya kali ini sanggup kami bagikan artikel perihal  16 Macam-macam Metode PembelajaranMetode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan memberikan informasi dan pengetahuan saecara ekspresi kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah sanggup dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling hemat untuk memberikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau acuan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya sanggup lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan mencar ilmu anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu usang membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah yaitu :
a. Guru gampang menguasai kelas.
b. Guru gampang menerangkan materi pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Praktis dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2. Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi yaitu metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses mencar ilmu mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah sanggup dipecahkan dengan banyak sekali jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga sanggup diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak sanggup digunakan dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
3. Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melaksanakan suatu kegiatan, baik secara pribadi maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Metode demonstrasi yaitu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan materi pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi yaitu :
a. Perhatian siswa sanggup lebih dipusatkan .
b. Proses mencar ilmu siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih menempel dalam diri siswa (Daradjat, 1985)

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Membantu anak didik memahami dengan terang jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
b. Memudahkan banyak sekali jenis klarifikasi .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah sanggup diperbaiki melaui pengamatan dan pola konkret, drngan menghadirkan obyek bergotong-royong (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan terang benda yang akan dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda sanggup didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

4. Metode ceramah plus

Metode ceramah plus yaitu metode mengajar yang memakai lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. 

Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :

a. Metode ceramah plus tanya jawab dan kiprah (CPTT).

Metode ini yaitu metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.
Metode adonan ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian kiprah kepada siswa.

b. Metode ceramah plus diskusi dan kiprah (CPDT)

Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan balasannya memberi tugas.

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)

5. Metode resitasi ( Recitation method )

Metode resitasi yaitu suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan menciptakan resume dengan kalimat sendiri

Kelebihan metode resitasi
sebagai berikut :

a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil mencar ilmu sendiri akan sanggup diingat lebih lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :

a. Terkadang anak didik melaksanakan penipuan dimana anak didik hanya menjiplak hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang kiprah dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memperlihatkan kiprah yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

6. Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan yaitu metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melaksanakan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)
Metode percobaan yaitu suatu metode mengajar yang memakai tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini sanggup menciptakan anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya mendapatkan kata guru atau buku.
b. Anak didik sanggup membuatkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) perihal ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina insan yang sanggup membawa terobosan-terobosan gres dengan inovasi sebagai hasil percobaan yang diharapkan sanggup bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak cukupnya alat-alat menimbulkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen yaitu suatu cara mengajar, di mana siswa melaksanakan suatu percobaan perihal sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan supaya siswa bisa mencari dan menemukan sendiri banyak sekali jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa sanggup terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan materi atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu materi percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen yaitu sedang mencar ilmu dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk yang jelas, alasannya yaitu mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam menentukan obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, ibarat masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain lantaran sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan lantaran alatnya belum ada.

Prosedur eksperimen berdasarkan Roestiyah (2001:81) yaitu : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa perihal tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi klarifikasi kepada siswa perihal alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Metode eksperimen berdasarkan Djamarah (2002:95) yaitu cara penyajian pelajaran, di mana siswa melaksanakan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses mencar ilmu mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melaksanakan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu aturan atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk menciptakan terobosan-terobosan gres dengan inovasi dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga sanggup dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan banyak sekali fasilitas peralatan dan materi yang tidak selalu gampang diperoleh dan kadangkala mahal. (c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu memperlihatkan hasil yang diharapkan lantaran mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen yaitu metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, lantaran metode eksprimen bisa memperlihatkan kondisi mencar ilmu yang sanggup membuatkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya sanggup diaplikasikan dalam kehidupannya.

Dalam metode eksperimen, guru sanggup membuatkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses supaya memperoleh hasil mencar ilmu yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara pribadi sanggup tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan sanggup diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang sanggup menumbuhkan rasa percaya diri dan juga sikap yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk mencar ilmu konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa mencar ilmu secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.

Pembelajaran dengan metode eksperimen berdasarkan Palendeng (2003:82) mencakup tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melaksanakan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa ketika guru melaksanakan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat kejadian tersebut. (3) hipoteis awal, siswa sanggup merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk pertanda kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan menciptakan kesimpulan, selanjutnya sanggup dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , sesudah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan simpulan sesudah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep sanggup diketahui apabila siswa bisa mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa mempunyai kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memperlihatkan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

Metode Eksperimen berdasarkan Al-farisi (2005:2) yaitu metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam mekanisme kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah.

7. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata yaitu suatu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa menciptakan laporan dan didiskusikan bersama dengan penerima didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat materi yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Pengajaran sanggup lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Kadang-kadang dalam proses mencar ilmu mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk mencar ilmu atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu daerah atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyidik sesuatu ibarat meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan lantaran mempunyai tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa sanggup memperoleh pengalaman pribadi dari obyek yang dilihatnya, sanggup turut menghayati kiprah pekerjaan milik seseorang serta sanggup bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka bisa memecahkan masalah yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, supaya nantinya sanggup mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

Agar penggunaan teknik karya wisata sanggup efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu memutuskan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan planning yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata ibarat menciptakan grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.

Karena itulah teknik karya wisata sanggup disimpulkan mempunyai keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa sanggup berpartisispasi dalam banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati pribadi apa pekerjaan mereka. Hal mana mustahil diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut sanggup membuatkan talenta khusus atau ketrampilan mereka, (b) Siswa sanggup melihat banyak sekali kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara pribadi yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa sanggup bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala masalah yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan obyek yang ditinjau itu siswa sanggup memperoleh majemuk pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.

Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi supaya pelaksanaan teknik ini sanggup berhasil guna dan berdaya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak daerah itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu niscaya memerlukan biaya yang besar. Juga niscaya memakai waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan hingga mengganggu kelancaran planning pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi kadang kala tidak terjangkau oleh siswa maka perlu pemberian dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.

Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) mempunyai keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis, kepada penerima secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan kepada penerima untuk melihat dimana penerima ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

Sedangkan kekurangan metode Field Trip berdasarkan Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan fasilitas mahal.

Menurut Djamarah (2002:105), pada ketika mencar ilmu mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau daerah tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk mencar ilmu atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu daerah atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyidik sesuatu ibarat meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, ibarat widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini sanggup lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai materi pelajaran lebih luas dan aktual.

Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yang diharapkan dan biaya yang diharapkan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang, (c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain supaya tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.

Metode field trip atau karya wisata berdasarkan Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan oleh penerima didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman pribadi dan merupakan potongan integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata mempunyai banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan sanggup segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman perihal dunia luar.

Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan berdasarkan Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber mencar ilmu mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber mencar ilmu dengan tujuan dan acara sekolah, (c) Menganalisis sumber mencar ilmu berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber mencar ilmu dengan kurikulum, apakah sumber-sumber mencar ilmu dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, kalau ya, karya wisata sanggup dilaksanakan, (e) menciptakan dan membuatkan acara karya wisata secara logis, dan sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, imbas pembelajaran, serta iklim yang kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memperlihatkan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, menciptakan laporan karyawisata dan catatan untuk materi karya wisata yang akan datang.

8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan yaitu suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke daerah latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara menciptakan sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa keuntungannya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan menciptakan tas dari mute/pernik-pernik.

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, ibarat menulis, melafalkan huruf, menciptakan dan memakai alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, ibarat dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Menghambat talenta dan inisiatif anak didik lantaran anak didik lebih banyak dibawa kepada pembiasaan dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan pembiasaan secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan gampang membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.

9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )

Metode mengajar beregu yaitu suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik menciptakan soal, kemudian digabung. Jika ujian ekspresi maka setiap siswa yang diuji harus pribadi berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10. Metode mengajar sesama sahabat ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama sahabat yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri

11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
Metode ini yaitu suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal, kemudian diminta pemecahannya.

12. Metode perancangan ( project method )

yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

Kelebihan metode perancangan
sebagai berikut :

a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan simpel dan mempunyai kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita ketika ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi materi pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c. Harus sanggup menentukan topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan mempunyai sumber-sumber mencar ilmu yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga sanggup mengaburkan pokok unit yang dibahas.

13. Metode Bagian ( Teileren method )

yaitu suatu metode mengajar dengan memakai sebagian-sebagian, contohnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

14. Metode Global (Ganze method )

yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang sanggup mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15. Metode Discovery

Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju yaitu metode discovery, hal itu disebabkan lantaran metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara untuk membuatkan cara mencar ilmu siswa aktif, (b) Dengan menemukan sendiri, menyidik sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan usang dalam ingatan, tidak akan gampang dilupakan siswa, (c) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan gampang digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan memakai seni administrasi penemuan, anak mencar ilmu menguasai salah satu metode ilmiah yang akan sanggup dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode inovasi ini juga, anak mencar ilmu berfikir analisis dan mencoba memecahkan probela yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal dan digunakan di dalam banyak sekali kesempatan proses mencar ilmu mengajar yang memungkinkan.

Metode Discovery berdasarkan Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu mekanisme mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum hingga kepada generalisasi.

Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang mencakup metode mengajar yang memajukan cara mencar ilmu aktif, beroreientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, inovasi merupakan suatu seni administrasi yang unik sanggup diberi bentuk oleh guru dalam banyak sekali cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyidik dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian sanggup dikatakan bahwa metode discovery yaitu suatu metode dimana dalam proses mencar ilmu mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery yaitu proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut contohnya mengamati, menggolong-golongkan, menciptakan dugaan, menjelaskan, mengukur, menciptakan kesimpulan, dan sebagainya.

Langkah-langkah pelaksanaan metode inovasi berdasarkan Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah: (a) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yang mempunyai kegunaan dan realities untuk mengajar dengan penemuan, (b) Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai, (c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam mencar ilmu dengan penemuan, (d) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskan peranan penemuan, (e) menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah yang minta dipecahkan, (f) Mengecek pengertian siswa perihal maslah yang digunakan untuk merangsang mencar ilmu dengan penemuan, (g) Menambah banyak sekali alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan, (h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, contohnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut, (i) Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum, (j) Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri, (k) memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diharapkan siswa dalam kelangsungan kegiatannya, (l) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (m) Mengajarkan ketrampilan untuk mencar ilmu dengan inovasi yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, contohnya latihan penyelidikan, (n) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, contohnya merundingkan seni administrasi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul, (o) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana, (p) Bersikap membantu jawaban siswa, ilham siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar, (q) Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan bantalan an dan fakta, (r) Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, contohnya seorang siswa yang bertanya kepada temannya atau guru perihal banyak sekali tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, (s) membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui seni administrasi penemuan, (t) Mengecek apakah siswa memakai apa yang telah ditemukannya, contohnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.

Sedangkan langkah-langkah berdasarkan Richard Scuhman yang dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) yaitu : (a) identifikasi kebutuhan siswa, (b) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan generalisasi yang akan dipelajari, (c) Seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas, (d) Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa, (e) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan, (f) Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa, (g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan penemuan, (h) Membantu siswa dengan informasi, data, kalau diharapkan oleh siswa, (i) memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses, (j) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa, (k) memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan, (l) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.

Metode discovery mempunyai kebaikan-kebaikan ibarat diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu: (a) Dianggap membantu siswa membuatkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam inovasi terpimpin. Kekuatan dari proses inovasi tiba dari perjuangan untuk menemukan, jadi seseorang mencar ilmu bagaimana mencar ilmu itu, (b) Pengetahuan diperoleh dari seni administrasi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer, (c) Strategi inovasi membangkitkan gairah pada siswa, contohnya siswa mencicipi jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang kala kegagalan, (d) metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, (e) metode ini mengakibatkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek inovasi khusus, (f) Metode discovery sanggup membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan, (g) Strategi ini berpusat pada anak, contohnya memberi kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi inovasi yang jawaban nya belum diketahui sebelumnya, (h) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yang sehat untuk menemukan kebenaran simpulan dan mutlak.

Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah: (a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara mencar ilmu ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin gundah dalam usanya membuatkan pikirannya kalau berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil inovasi dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli inovasi dan akan menimbulkan putus asa pada siswa yang lain, (b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu sanggup hilang lantaran membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. (c) Harapan yang ditumpahkan pada seni administrasi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudahy biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, (d) Mengajar dengan inovasi mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan diharapkan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan, (e) dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada, (f) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin inovasi yang penuh arti.

Metode Discovery berdasarkan Rohani (2004:39) yaitu metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa penerima didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus atau rangsangan yang sanggup menantang penerima didik untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam acara pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis, sehingga diharapkan penerima didik lebih banyak melaksanakan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.

Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode discovery berdasarkan Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan penerima didik, (b) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diharapkan untuk menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru.

Metode Discovery berdasarkan Roestiyah (2001:20) yaitu metode mengajar mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery yaitu proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental tersebut contohnya mengamati, menggolong-golongkan, menciptakan dugaan, menjelaskan, mengukur, menciptakan kesimpulan, dan sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memperlihatkan instruksi.

Pada metode discovery, situasi mencar ilmu mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran memakai metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, supaya anak sanggup mencar ilmu sendiri.

Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan acara siswa dalam proses mencar ilmu mengajar. Sehingga metode discovery berdasarkan Roestiyah (2001:20) mempunyai keunggulan sebagai berikut: (a) Teknik ini bisa membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga sanggup kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (c) Dapat meningkatkan kegairahan mencar ilmu para siswa.

Metode discovery berdasarkan Mulyasa (2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode inovasi lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.

Cara mengajar dengan metode discovery berdasarkan Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (a) Adanya masalah yang akan dipecahkan, (b) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif penerima didik, (c) Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh penerima didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secara jelas, (d) harus tersedia alat dan materi yang diperlukan, (e) Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran penerima didik dalam kegiatan mencar ilmu mengajar, (f) Guru harus memperlihatkan kesempatan kepada penerima didik untuk mengumpulkan data, (g) Guru harus memperlihatkan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yang diharapkan penerima didik.

16. Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode yang bisa menggiring penerima didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan penerima didik sebagai subyek mencar ilmu yang aktif (Mulyasa , 2003:234).

Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan penerima didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring penerima didik untuk melaksanakan kegiatan. Kadang kala guru perlu memperlihatkan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memperlihatkan komentar, dan saran kepada penerima didik. Guru berkewajiban memperlihatkan kemudahan mencar ilmu melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan memakai fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.

Inquiry intinya yaitu cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu inquiry menuntut penerima didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut penerima didik memproses pengalaman mencar ilmu menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini penerima didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.
Langkah-langkah dalam proses inquiry yaitu menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan menciptakan keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya yaitu memakai kesimpulan untuk menganalisis data yang gres (Mulyasa, 2005:235).

Strategi pelaksanaan inquiry adalah: (1) Guru memperlihatkan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. (2) Memberikan kiprah kepada penerima didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa. (3) Guru memperlihatkan klarifikasi terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan penerima didik. (4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya. (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang sanggup dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).

Metode inquiry berdasarkan Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi kiprah meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat kiprah tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibentuk laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.

Guru memakai teknik bila mempunyai tujuan supaya siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka mencar ilmu bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga bisa mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan sanggup berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, ibarat merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry sanggup ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya sanggup mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melaksanakan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang melaksanakan inquiry.

Teknik inquiry ini mempunyai keunggulan yaitu : (a) Dapat membentuk dan membuatkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa sanggup mengerti perihal konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. (b) Membantu dalam memakai ingatan dan transfer pada situasi proses mencar ilmu yang baru. (c) mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka. (d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. (e) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik. (f) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan. (g) Dapat membuatkan talenta atau kecakapan individu. (h) Memberi kebebasan siswa untuk mencar ilmu sendiri. (i) Menghindarkan diri dari cara mencar ilmu tradisional. (j) Dapat memperlihatkan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka sanggup mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Metode inquiry berdasarkan Suryosubroto (2002:192) yaitu ekspansi proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, contohnya merumuskan problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, dan sebagainya.

Sumber :  https://trys99.wordpress.com/2014/03/26/macam-macam-metode-pembelajaran/

Demikian artikel perihal Pengertian dan Macam-macam metode pembelajaran beserta kelebihan dan kekurangannya. Semoga bermanfaat