IPA
Pengertian Zat Aditif (Bahan Kimia) Dalam Masakan Dan Macam-Macam Jensi Zat Aditif Beserta Contohnya
Berikut ini merupakan pembahasan perihal Bahan Kimia dalam Bahan Makanan, materi kimia dalam makanan, materi kimia di dalam makanan, zat aditif dalam makanan, zat aditif pada makanan, macam macam zat aditif, jenis jenis zat aditif, teladan zat aditif, pengertian zat aditif.
Saat ini, masakan dibentuk sedemikian rupa semoga terasa lezat, terlihat menarik, dan tahan lama. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada masakan ditambahkan aneka macam materi kimia yang dinamakan zat aditif. Apakah yang dimaksud zat aditif dan apa saja yang termasuk zat aditif?
Zat aditif yang dipakai sebagai pewarna telah dipakai untuk memberi warna kuning pada mentega semenjak masa ke-14. Penduduk Asia juga sudah memakai sejenis materi penyedap menyerupai monosodium glutamat (MSG) atau biasa disebut vetsin.
Dalam peraturan Menkes tersebut, disebutkan bahwa menurut fungsinya, materi tambahan masakan (zat aditif) dikelompokkan menjadi 14, di antaranya, yaitu:
Bahan aditif yang mesti dicantumkan dalam kandungan isi mencakup materi buatan atau alami yang ditambahkan untuk memperbaiki penampilan, bau, rasa, konsistensi atau usang penyimpanannya.
Biasanya, materi aditif diberi arahan karakter E (Eropa) dan diikuti dengan tiga angka. Misalnya, E 100 sebagai arahan pewarna, E 200 arahan konsevator, E 300 arahan antioksida, dan E 400 arahan pengemulsi atau stabilisator.
Contoh materi aditif itu yaitu E 200 asam sorbat, E 201 Na sorbat, E 300 asam askorbat, E 311 oktil gallat, E 320 butil hidroksilanisol (BHA), dan E 321 butilhidroksil toluena (BHT).
Berdasarkan asalnya, materi aditif pada masakan dibedakan menjadi dua, yaitu materi aditif alami dan materi aditif buatan.
Saat ini, masakan dibentuk sedemikian rupa semoga terasa lezat, terlihat menarik, dan tahan lama. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada masakan ditambahkan aneka macam materi kimia yang dinamakan zat aditif. Apakah yang dimaksud zat aditif dan apa saja yang termasuk zat aditif?
Pengertian Zat Aditif
Zat aditif adalah materi kimia yang dicampurkan ke dalam masakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas makanan, menambahkan kelezatan, dan mengawetkan makanan.Penggunaan zat aditif bekerjsama sudah dimulai semenjak ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang kita telah memakai garam untuk mengawetkan daging dan ikan, serta rempah-rempah untuk melezatkan makanan.
Zat aditif yang dipakai sebagai pewarna telah dipakai untuk memberi warna kuning pada mentega semenjak masa ke-14. Penduduk Asia juga sudah memakai sejenis materi penyedap menyerupai monosodium glutamat (MSG) atau biasa disebut vetsin.
Gambar: MSG |
Macam-macam Jenis Zat Aditif
Di zaman modern menyerupai kini ini, materi tambahan masakan dipakai dalam skala yang makin luas. Luasnya penggunaan materi tambahan masakan sanggup dilihat dari pengelompokannya menyerupai diatur dalam peraturan Menkes nomor 235 (1979).Dalam peraturan Menkes tersebut, disebutkan bahwa menurut fungsinya, materi tambahan masakan (zat aditif) dikelompokkan menjadi 14, di antaranya, yaitu:
antioksidan dan antioksidan sinergis, pengasam, penetral, embel-embel buatan, pemutih dan pematang, penambah gizi, pengawet, pengemulsi (pencampur), pemantap dan pengental, pengeras, pewarna alami dan sintetis, penyedap rasa dan aroma, dan lainnya.Nah, pernahkah kau memerhatikan label komposisi materi pada masakan kemasan? Komposisi yaitu semua materi baku pembuat masakan kemasan, termasuk zat aditif yang dipakai dalam pembuatan atau persiapan pangan dalam kemasan.
Bahan aditif yang mesti dicantumkan dalam kandungan isi mencakup materi buatan atau alami yang ditambahkan untuk memperbaiki penampilan, bau, rasa, konsistensi atau usang penyimpanannya.
Biasanya, materi aditif diberi arahan karakter E (Eropa) dan diikuti dengan tiga angka. Misalnya, E 100 sebagai arahan pewarna, E 200 arahan konsevator, E 300 arahan antioksida, dan E 400 arahan pengemulsi atau stabilisator.
Contoh materi aditif itu yaitu E 200 asam sorbat, E 201 Na sorbat, E 300 asam askorbat, E 311 oktil gallat, E 320 butil hidroksilanisol (BHA), dan E 321 butilhidroksil toluena (BHT).
Berdasarkan asalnya, materi aditif pada masakan dibedakan menjadi dua, yaitu materi aditif alami dan materi aditif buatan.