Ekonomi
Faktor-Faktor Penghambat Perdagangan Internasional Berdasarkan Para Ahli
Secara garis besar, pembahasan kali ini yaitu perihal hambatan perdagangan internasional, faktor penghambat perdagangan internasional, hambatan dalam perdagangan internasional, dan faktor penghambat terjadinya perdagangan internasional.
Baik importir maupun eksportir harus saling berkomunikasi dan saling mengetahui maksud dan keinginannya, apabila ada hambatan dalam komunikasi maka transaksi perdagangan antarkedua belah pihak sulit terjadi.
Hal inilah yang sanggup menghambat perdagangan internasional, alasannya negara pengekspor harus mematuhi ketentuan yang berlaku di negara pengimpor, begitu juga sebaliknya.
Misalnya Indonesia sebagai pengekspor tekstil ke Amerika, harus mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perdagangan yang berlaku di Amerika.
Misalnya ASEAN dan MEE, tentu saja kebijakan ekonomi atau perdagangan yang dikeluarkan akan mementingkan dan menguntungkan anggotanya.
Seperti halnya pengenaan tarif impor yang tinggi terhadap negara-negara yang bukan menjadi anggotanya sedangkan dengan anggotanya sendiri dikenakan tarif impor yang relatif rendah, bahkan dibebaskan.
Hambatan Perdagangan Internasional
Dalam perdagangan internasional korelasi antarnegara tidak selalu berjalan dengan lancar. Pasti ada beberapa hambatan yang akan mensugesti acara perdagangan internasional. Beberapa hambatan dalam perdagangan internasional yaitu sebagai berikut.1) Perbedaan mata uang antara negara pengekspor dengan pengimpor.
Adanya perbedaan mata uang antara negara satu dengan negara lain, ibarat rupiah dengan dollar Amerika sanggup mengurangi kelancaran dalam pembayaran perdagangan internasional, alasannya selain nilainya yang berbeda, juga tidak setiap orang Amerika mau dibayar dengan rupiah, demikian juga sebaliknya.Gambar: Perdagangan Internasional |
2) Adanya kebijakan impor yang dilakukan suatu negara
Dengan adanya kebijakan impor yang diberlakukan oleh suatu negara akan menghambat dan membatasi masuknya barang ke negara lain alasannya masing-masing negara akan berusaha untuk melindungi produk dalam negerinya, ibarat adanya kuota impor atau larangan impor terhadap barang-barang tertentu.3) Perbedaan bahasa antara negara pengekspor dengan pengimpor
Adanya perbedaan bahasa antara negara pengekspor dengan pengimpor akan sanggup menghambat perdagangan internasional, ibarat antara negara Indonesia dengan negara Filipina.Baik importir maupun eksportir harus saling berkomunikasi dan saling mengetahui maksud dan keinginannya, apabila ada hambatan dalam komunikasi maka transaksi perdagangan antarkedua belah pihak sulit terjadi.
4) Adanya pengenaan bea masuk yang tinggi
Untuk melindungi produksi dalam negeri dari produk luar negeri maka setiap negara akan melaksanakan tindakan, salah satunya yaitu dengan mengenakan bea masuk yang tinggi terhadap produk luar negeri yang masuk ke dalam negeri. Hal ini sanggup menghambat perdagangan antarnegara.5) Adanya perbedaan ketentuan atau peraturan
Setiap negara memiliki ketentuan dan peraturan sendiri dalam mengatur perdagangan dengan negara lain. Tentu saja ketentuan antara negara satu dengan negara lainnya berbeda.Hal inilah yang sanggup menghambat perdagangan internasional, alasannya negara pengekspor harus mematuhi ketentuan yang berlaku di negara pengimpor, begitu juga sebaliknya.
Misalnya Indonesia sebagai pengekspor tekstil ke Amerika, harus mematuhi ketentuan-ketentuan dalam perdagangan yang berlaku di Amerika.
6) Adanya organisasi ekonomi yang mementingkan negara anggotanya
Banyak organisasi ekonomi, baik regional maupun internasional yang dibuat untuk melindungi kepentingan dan memperlihatkan laba bagi anggotanya sehingga hal ini sanggup menjadi penghambat bagi negara lain yang bukan menjadi anggotanya dalam menjalankan perdagangan internasionalnya.Misalnya ASEAN dan MEE, tentu saja kebijakan ekonomi atau perdagangan yang dikeluarkan akan mementingkan dan menguntungkan anggotanya.
Seperti halnya pengenaan tarif impor yang tinggi terhadap negara-negara yang bukan menjadi anggotanya sedangkan dengan anggotanya sendiri dikenakan tarif impor yang relatif rendah, bahkan dibebaskan.