IPS
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial Dan Upaya Pencegahannya
Berikut inia dalah pembahasan perihal penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan sosial dan upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial.
Sejalan dengan kehadiran orang lain, insan kemudian saling memengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Pengaruh tersebut bermula dari lingkungan keluarga, selanjutnya merebak pada pergaulan di masyarakat.
Adapun penyebab munculnya penyimpangan sosial yang berasal dari lingkungan keluarga di antaranya sebagai berikut.
Dampaknya, yang bersangkutan sanggup selingkuh, zinah, dan penyimpangan sosial lainnya yang tidak sesuai dengan norma-norma agama. Kondisi ini, disadari atau tidak akan melemahkan keharmonisan rumah tangga, bahkan menjadikan perceraian.
Kejahatan seksual melahirkan rasa rendah diri pihak korban, selain dirinya menjadi putus asa dan menanggung aib sepanjang hayat.
Sayangnya, peniruan yang dilakukan kaum muda itu tidak disaring dengan baik sehingga melahirkan penyimpangan sosial. Misalnya, aborsi, pergaulan bebas, penggunaan pakaian yang serba terbatas, atau terjerumus pada pemakaian obat-obat terlarang.
Selain itu, banyak anak-anak dan remaja yang enggan berangkat mengaji alasannya ialah ingin tau oleh kisah sinetron. Kondisi tersebut disadari atau tidak merupakan cikal bakal melemahnya kualitas dogma dan takwa (IMTAK) yang jadinya berdampak pada sikap menyimpang dalam pergaulan di masyarakat.
Pengajaran keimanan yang berasal dari keluarga sanggup memperkokoh dan menjadi benteng pada dikala mereka berinteraksi dengan lingkungannya.
Upaya mengatasi penyimpangan sosial sanggup dilakukan pula dengan mengoptimalkan fungsi forum pendidikan, baik sekolah maupun sekolah tinggi tinggi.
Untuk sekolah dilakukan dengan cara memasukan bahan pelajar yang berkaitan dengan susila atau budi pekerti ke dalam kurikulum, serta menggalakan program-program ekstrakulikuler yang berlandaskan nilai-nilai moral.
Lingkungan masyarakat juga sanggup membantu mencegah penyimpangan sosial. Caranya dengan membuat kontrol sosial di lingkungan masyarakat berupa tata tertib yang di buat bersama, menyerupai dengan mengadakan kegiatan siskamling; penyuluhan narkoba kepada remaja; layanan konsultasi kesehatan; dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas sanggup ditarik benang merahnya bahwa terdapat tiga lingkungan utama yang sanggup diberdayakan dalam rangka mencegah penyimpangan sosial.
Ketiga lingkungan tersebut disebutkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Tri Pusat Pendidikan, yaitu pendidikan di keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Ketiganya harus bekerja sama secara terpadu. Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan pondasi dari tiga sentra pendidikan tersebut.
Jika terjadi perselisihan, pertikaian, konflik, dan sikap yang tidak sesuai dengan adab istiadat, norma, dan budaya, pemimpin masyarakat kemudian akan menangani kasus tersebut.
Demikin halnya dengan penanganan penyimpangan sosial. Pihak-pihak yang ikut terlibat, di antaranya pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Berbagai upaya kerap dilakukan pemerintah mulai dari upaya preventif, edukasi, rehabilitatif, advokasi, rujukan, dan kontrol sosial.
Masyarakat membentuk forum swadaya di tingkat lokal, menyerupai G-Santun (Gerakan Sosial Anti Narkoba Medan Tuntungan), Gibas, Granat, FPI (Front Pembela Islam), dan sebagainya.
Eksistensi forum swadaya masyarakat ini sebagai upaya memutus mata rantai penyimpangan sosial yang sedang marak.
Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial
Secara faktual insan ialah makhluk sosial yang diciptakan Allah Swt yang paling sempurna. Oleh alasannya ialah itu, dalam melakukan interaktifnya, insan membutuhkan kehadiran orang lain.Sejalan dengan kehadiran orang lain, insan kemudian saling memengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Pengaruh tersebut bermula dari lingkungan keluarga, selanjutnya merebak pada pergaulan di masyarakat.
Adapun penyebab munculnya penyimpangan sosial yang berasal dari lingkungan keluarga di antaranya sebagai berikut.
1. Ketidakharmonisan Rumah Tangga
Salah satu penyebab retaknya keharmonisan rumah tangga ialah pergaulan antara lelaki dan wanita di kantor-kantor tidak terjaga. Dengan paras yang menggoda, ruangan yang tanpa batas, serta pertemuan yang intensif setiap hari akan membuat korelasi teman tapi mesra (TTM).Dampaknya, yang bersangkutan sanggup selingkuh, zinah, dan penyimpangan sosial lainnya yang tidak sesuai dengan norma-norma agama. Kondisi ini, disadari atau tidak akan melemahkan keharmonisan rumah tangga, bahkan menjadikan perceraian.
2. Kejahatan Seksual
Fenomena kejahatan seksual akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Misalnya, seorang bapak yang tega memerkosa anak tirinya sampai hamil; anak di anak-anak disodomi; dan pelecehan seks.Kejahatan seksual melahirkan rasa rendah diri pihak korban, selain dirinya menjadi putus asa dan menanggung aib sepanjang hayat.
3. Terbawa Lingkungan dan Pergaulan
Trend dan model pergaulan yang disodorkan media elektronik remaja ini sering kali menjadi tumpuan para remaja di perkotaan dan pedesaan. Mulai dari asesoris, pakaian, rambut, sampai gaya hidup.Sayangnya, peniruan yang dilakukan kaum muda itu tidak disaring dengan baik sehingga melahirkan penyimpangan sosial. Misalnya, aborsi, pergaulan bebas, penggunaan pakaian yang serba terbatas, atau terjerumus pada pemakaian obat-obat terlarang.
4. Lemahnya Kualitas Iman dan Takwa (IMTAQ)
Derasnya informasi melalui media cetak dan elektronik, bukan saja menjadikan imbas positif, tetapi juga imbas negatif. Sebagai contoh, jam tayang sinetron televisi yang disukai para penonton, bertepatan dengan waktu shalat, sangat mengganggu kekhusyuan dalam melakukan ibadah.Selain itu, banyak anak-anak dan remaja yang enggan berangkat mengaji alasannya ialah ingin tau oleh kisah sinetron. Kondisi tersebut disadari atau tidak merupakan cikal bakal melemahnya kualitas dogma dan takwa (IMTAK) yang jadinya berdampak pada sikap menyimpang dalam pergaulan di masyarakat.
Upaya-upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial
Agar penyimpangan sosial sanggup dicegah, hal yang pertama dan utama ialah membenahi lingkungan keluarga terlebih dahulu. Adapun upaya pencegahan yang bermuara dari keluarga ialah sebagai berikut.1. Wujudkan Lingkungan Keluarga yang Harmonis
Tatanan keluarga yang serasi merupakan sarana lahirnya kehangatan dan kasih sayang. Dengan demikian, jiwa mereka tidak akan tertekan. Dengan ketenteraman yang dimiliki dari keluarga tidak akan terjadi penyimpangan sosial di masyarakatnya.2. Meningkatkan Nilai Keimanan
Keluarga merupakan unit masyarakat yang paling mendasar. Oleh alasannya ialah itu, peningkatan nilai keimanan yang diajarkan keluarga sangatlah penting.Pengajaran keimanan yang berasal dari keluarga sanggup memperkokoh dan menjadi benteng pada dikala mereka berinteraksi dengan lingkungannya.
3. Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif maksudnya terjalinnya keakraban antara orang bau tanah dan anak. Dengan adanya keterbukaan antara anak dan orang bau tanah dibutuhkan segala kasus akan gampang dipecahkan. Dengan demikian, anak terhindar dari perbuatan yang menyimpang di tengah masyarakatnya.4. Memenuhi Hak-Hak Anak
Salah satu tanggung jawab terberat orang bau tanah ialah mendidik anak-anak menjadi insan takwa. Untuk mencapai keinginan tersebut, orang bau tanah mempunyai tugas, yakni memenuhi hak-hak anak, menyerupai mendidik, menjaga kesehatan, kebersihan, dan menanamkan moral serta susila kepada anak.Gambar: Mendidik Akhlak Anak sebagai bentuk Pemenuhan Hak Mereka |
Upaya mengatasi penyimpangan sosial sanggup dilakukan pula dengan mengoptimalkan fungsi forum pendidikan, baik sekolah maupun sekolah tinggi tinggi.
Untuk sekolah dilakukan dengan cara memasukan bahan pelajar yang berkaitan dengan susila atau budi pekerti ke dalam kurikulum, serta menggalakan program-program ekstrakulikuler yang berlandaskan nilai-nilai moral.
Lingkungan masyarakat juga sanggup membantu mencegah penyimpangan sosial. Caranya dengan membuat kontrol sosial di lingkungan masyarakat berupa tata tertib yang di buat bersama, menyerupai dengan mengadakan kegiatan siskamling; penyuluhan narkoba kepada remaja; layanan konsultasi kesehatan; dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas sanggup ditarik benang merahnya bahwa terdapat tiga lingkungan utama yang sanggup diberdayakan dalam rangka mencegah penyimpangan sosial.
Ketiga lingkungan tersebut disebutkan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai Tri Pusat Pendidikan, yaitu pendidikan di keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Ketiganya harus bekerja sama secara terpadu. Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan pondasi dari tiga sentra pendidikan tersebut.
Pihak yang menangani penyimpangan sosial
Manusia mustahil sanggup hidup sendiri tanpa pertolongan dan kolaborasi dengan insan lainnya. Mereka membutuhkan kelompok dalam satu kesatuan yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat kemudian menugaskan seseorang atau organisasi untuk mengatur dan memimpin mereka.Jika terjadi perselisihan, pertikaian, konflik, dan sikap yang tidak sesuai dengan adab istiadat, norma, dan budaya, pemimpin masyarakat kemudian akan menangani kasus tersebut.
Demikin halnya dengan penanganan penyimpangan sosial. Pihak-pihak yang ikut terlibat, di antaranya pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Berbagai upaya kerap dilakukan pemerintah mulai dari upaya preventif, edukasi, rehabilitatif, advokasi, rujukan, dan kontrol sosial.
Masyarakat membentuk forum swadaya di tingkat lokal, menyerupai G-Santun (Gerakan Sosial Anti Narkoba Medan Tuntungan), Gibas, Granat, FPI (Front Pembela Islam), dan sebagainya.
Eksistensi forum swadaya masyarakat ini sebagai upaya memutus mata rantai penyimpangan sosial yang sedang marak.
Baca juga: Contoh Bentuk Penyimpanan Sosial